Try new experience
with our app

INSTALL

 Klaklik Studio

  Follow

Skenario Film 99 Nama Cinta

Romance/Drama 3 years ago

Garin Nugroho

Kisah unik pertemuan dua anak muda, Kiblat (25 tahun) dengan Talia (24 tahun). Pertemuan penuh kekacauan sekaligus keindahan cinta dengan latar dan watak berbeda.

Kiblat adalah lulusan perguruan tinggi Universitas Kairo, di Kota Giza Mesir. Sepulang lulus S2 dengan usia muda, sepeninggalan Ibunya, ia diminta sang Ayah memimpin sebuah pondok pesantren modern milik keluarga di sebuah kabupaten dengan alam pedesaan. Sementara Talia, lulusan Fakultas Komunikasi Universitas Indonesia, bekerja menjadi programmer acara gosip di stasiun televisi yang sangat populer dengan rating tinggi.

Ke dua anak muda ini, hidup dengan orang tua tunggal yang saling bersahabat sejak masa muda. Bahkan, nama ke dua anak muda tersebut adalah nama yang diberikan lewat persahabatan ke dua orang tua anak muda itu.

Nama Talia diberikan almarhum ibu Kiblat, diambil dari sebuah puisi pendek "Lasolah Tali kodratmu". Sementara, nama Kiblat, diberikan almarhum Ayah Talia, sesuai nama masjid utama pesantren, masjid itu bernama Kiblat, didirikan sewaktu Kiblat lahir, atas bantuan dana Ayah Talia.

Persahabatan kedua orang tua Kiblat dan Talia, berujung pada pesan almarhum Ibu Kiblat, yakni untuk membalas kebaikan almarhum Ayah Talia yang memberikan sumbangan dana terbesar pembangunan pesantren, maka keluarga Kiblat ingin membalasnya sesuai wasiat Ayah Talia. Wasiat Ayah Talia almarhum adalah jika Kiblat pulang ke Indonesia dari studi Kairo, diminta untuk mengajar mengaji Talia untuk memberi bekal keagamaan.

Kisah dimulai ketika Talia tumbuh dewasa bersama ibu tunggalnya, menjadi programmer acara gosip di stasiun televisi terkenal, sementara Kiblat memimpin pesantren bersama Ayah tunggalnya di sebuah desa di luar kota. Talia tumbuh menjadi perempuan dewasa yang pekerja keras, ambisius, cuek dan sangt bergaul. Hidupnya adalah untuk profesinya. Talia mampu menumbuhkan program gosipnya menjadi sangat populer.

Kisah film ini adalah gabungan drama percintaan yang unik, penuh peristiwa kekacauan yang kocak, komedi dan tragedi serta keindahan kehidupan. Kisah ini berawal dengan situasi Talia yang serba sial dan kacau. Dimulai, mobilnya menyenggol tukang balon karena Talia sibuk mengatur program gosip dengan handphone-nya sambil menyetir, mobil Talia menyenggol tukang balon menjadikan balon- balon beterbangan, bahkan Talia dilempari wajahnya dengan pop corn seorang anak kecil yang kalap menangis, karena balonnya terlepas terbang.

Kekesalan Talia bertambah. Di kantor, Talia di tengah kesibukannya sedang mengecek editing program gosip yang sedikit seronok tapi juga lucu, ia terkaget karena diminta menemui seorang laki- laki muda atas permintaan Ibunya. Sebuah awal pertemuan yang akan melahirkan peristiwa- peristiwa penuh kekacauan kocak sekaligus indah dua anak muda.

Pertemuan awal dua anak muda itu terjadi di tengah persiapan program gosip di studio. Talia kedatangan tamu laki-laki atas permintaan Ibu Talia. Talia sedikit kebingungan, karena laki-laki itu berpeci dan bersarung, terasa tidak sesuai dengan situasi studio. Terlebih, laki-laki bernama Kiblat tersebut mengatakan bahwa dirinya diminta ibu Talia mengajar mengaji Talia. Situasi itu menjadikan crew gosip mentertawakan Talia. Talia yang merasa jengah dan bingung, menjadi kesal dan meminta Kiblat untuk tidak menemuinya dan menganggapnya salah tempat.

Namun, Kekesalan dan kebingungan Talia bertambah, sewaktu pulang ke rumah, Kiblat sudah berada di rumah untuk mengajar mengaji Talia. Talia dengan kesal meminta Ibunya menjelaskan masalahnya dan meminta Kiblat untuk pergi dari rumahnya, sebelum semua latar peristiwa menjadi jelas bagi Talia.

Ibu Talia menjelaskan bahwa Almarhum ayah Talia berwasiat agar putera sahabatnya yang belajar Islam di Kairo, sekiranya pulang ke Indonesia diminta untuk mengajarkan puterinya mengaji, karena sang ayah melihat Talia tidak sediktpun bersentuhan dengan bekal keagamaan, waktu hidupnya sibuk dengan program gosip. Wasiat almarhun ayah Talia ini, berkaitan dengan hutang budi keluarga kiblat terhadap ayah Talia yang telah memberikan dana besar bagi pembangunan pesantren.

Ibu Talia lalu meminta Talia pergi ke pondok pesantren Kiblat dan meminta maaf karena telah mengusir Kiblat. Talia meski sangat kesal, namun karena menyangkut wasiat ayah yang sangat dicintainya, terpaksa ke pondok pesantren Kiblat untuk meminta maaf.

Kekocakan dan keunikan pertemuan dua anak muda kembali berlanjut, dipenuhi kejadian tidak terduga. Sewaktu Talia datang ke pesantren, Kiblat sedang akan mengajar, jadi Ayah Talia meminta Talia menunggu di ruang tamu. Ayah Talia menceritakan perasahabatan ke dua orang tua mereka.

Talia diajak Ayah Kiblat melihat sekeliling pesantren, ketika Talia ditinggal sendiri, tanpa sengaja Talia melihat Kiblat mengajar murid pesantren. Sosok Kiblat sangat berbeda, tidak memakai peci, berbaju trendi, bahkan mengajar soal 99 nama Tuhan dalam kaitannya dengan alam semesta dan teknologi. Namun tiba-tiba ada murid bertanya tentang fenomena gosip dan perkembangan teknologi, baik media televisi serta medsos. Kiblatpun lalu menguraikan tentang nilai pesan dalam Agama Islam serta kegunaan bagi produktivitas manusia dalam gaya bercerita anak muda yang komunikatif.

Talia tiba-tiba merasa tersindir dengan ceramah Kiblat, terlebih Kiblat menguraikan soal baik dan tidaknya gosip. Talia memutuskan pulang, Kiblat yang sempat melihat kepergian Talia, berusaha mencegah. Namun pertengkaran timbul, Talia menyindir kuliah Kiblat perihal gosip, bahwa yang diajarkan Kiblat tidak akan berlaku di kehidupan nyata dan Kiblat seperti banyak pengajar agama hanya berbicara hitam putih soal baik dan buruk secara gampangan.

Talia meninggalkan pesantren, meski situasi hujan deras, Talia tidak peduli, menerobos hujan, berjalan keluar pesantren untuk mencari kendaraan umum. Talia mencoba mencari ojek online dengan HP tetapi gagal.

Peristiwa kocak dan sial terjadi kembali. Di tengah hujan, Talia mendapat telepon dari direktur

program gosipnya tentang tamu pejabat penting yang harus ditemui Talia, berkait protes tamu penting tersebut terhadap isi dari program gosip Talia. Program Talia berdampak buruk pada keluarga pejabat penting itu. Talia lewat telepon menenangkan direkturnya, berjanji malam hari akan sampai di studio dan menemui sosok pejabat penting, serta menyelesaikan masalah protes tersebut. Talia meyakinkan direktur bahwa ia terbiasa menyelesaikan masalah-masalah protes semacam itu.

Kekacauan kembali menimpa Talia, di tengah hujan, saat sedang telepon dengan direkturnya, sewaktu mencegat mobil di pinggir jalan ia malah tersiram genangan air dari cerukan penuh lumpur dari mobil melintas kencang yang tidak mau berhenti. Celakanya, HPnya terjatuh dan terlindas mobil yang melintas berikutnya, HP hancur terbenam air lumpur jalanan. Alhasil, Talia tak bisa meneruskan menjawab telepon direktur programnya.

Saat itu, muncul Kiblat dengan mobil tuanya, bermaksut mengantar dan menolong Talia. Talia yang merasa bahwa Kiblat menjadikan hidupnya lebih kacau, menolak pertolongan Kiblat. Talia mencoba mencari kendaraan dengan usahanya sendiri.

Nasib sial terus menimpa Talia, di tengah rasa kesal dan tubuh penuh lumpur hujan, Talia mencoba melintasi gundukan tanah becek untuk mencari kendaraan umum, namun Talia tergelincir dan pingsan.

Talia harus dirawat dan menginap di pesantren. Ketika terbangun, Talia mendapatkan dirinya di sebuah kamar. Kamar Ibu kiblat, yang dipenuhi beberapa foto persahabatan ke dua keluarga, juga foto lama ketika mereka menggendong Talia dan Kiblat kecil. Tiba-tiba Ayah Kiblat muncul, Ayah Kiblat menerangkan pendek sejarah pesantren dan persahabatan kedua keluarga itu. Ayah Kiblat memaksa Talia tidur dan istirahat dan menolak halus keinginan Talia menelpon kantor.

Talia susah tidur, ia melihat isi kamar, menemukan buku kecil yang indah dengan judul 99 nama Tuhan. Di buku itu terdapat tulisan bahwa buku tersebut hadiah ibu Kiblat pada Kiblat. Talia membacanya, muncul perasaan indah ketika membaca buku itu. Terlebih, sayup-sayup terdengar Kyai Umar (Ayah Kiblat) berdendang lagu tentang 99 nama Tuhan dengan suara lirih yang menyentuh.

Esok harinya, Kiblat mengantar Talia dengan mobil tuanya, sekaligus mau menjemput tamu wanita dari korea yang akan mengajar di pesantren. Talia meski berterimakasih diantar ke terminal bus desa, namun menahan kekesalan karena Kiblat menjemput seorang wanita Korea yang menarik bernama Eun Ae. Terlebih Kiblat sempat bicara dengan ketus ke Talia, bahwa semua yang dilakukannya adalah kewajiban menjalankan wasiat orang tua.

Di stasiun Desa, Talia semakin kesal, melihat Kiblat mengantar pulang wanita Korea itu. Terlebih remaja Korea itu berhijab yang menjadikan sosoknya menjadi kian menarik. Saking kesalnya, Talia tidak melihat bahwa bus kecil ke kota baru saja berangkat, Talia berusaha mengejar, namun gagal. Akhirnya, Talia terpaksa naik mobil pickup dipenuhi kambing dan sayuran menuju kota.

Di pesantren, Kiblat memperkenalkan Eun Ae sebagai guru Bahasa Korea program ekstrakulikuler

terbaru. Eun Ae mengawali mengajarnya dengan mengkisahkan riwayat Eun Ae sebagai mualaf pada murid-muridnya dan ketertarikannya menjadi pengajar Bahasa Korea di pesantren Kiblat.

Cara mengajar Eun Ae yang lucu dan trendi, terlebih saat mengajar bahasa dikaitkan adegan drama Korea menjadikan murid pesantren menjadi tertarik dan situasi mengajar menjadi hidup. Kiblat diam-diam memperhatikan cara Eun Ae mengajar.

Sewaktu sampai ke studio televisi, Talia mendapat kabar buruk. Talia tiba-tiba dicopot sebagai programmer gosip yang sangat populer itu, dipindahkan jabatan yang belum pasti. Alasan perusahaan atas pemecatan itu, Direkturnya sangat marah karena Talia tidak menepati janji menemui tamu penting yang memprotes isi program gosip yang dituding membawa dampak buruk bahkan Direkturnya merasa terhina karena Talia tidak bisa dihubungi sama sekali.

Persoalan menjadi runyam, Tamu penting tersebut mengancam akan menggugat ke pengadilan, jika Talia tidak dipecat, terlebih Talia sudah melakukan wanprestasi (ingkar janji) untuk menyelesaikan dengan damai dan dialog. Talia berusaha membela diri dengan menceritakan kejadian yang tak terduga ketika pingsan di Pesantren, namun alasan tersebut tidak diterima pemimpinnya.

Talia merasa terpukul, bahkan kemudian memprotes pada ibunya, bahwa tindakan ibunya mengundang Kiblat mengajar ngaji justru melahirkan kekacuan dan kehancuran kariernya yang telah dibangunnya lama. Namun ketika Talia memprotes ibunya, justru Kiblat muncul lagi di rumahnya malah akrab mengobrol dengan ibunya, bahkan ibunya memuji sosok Kiblat dengan penuh antusias. Ibunya bahkan berbalik mengatakan bahwa Talia kacau karena tidak ikhlas menjalankan wasiat ayahnya. Namun Talia tidak menerima alasan ibunya. Situasi menjadi drama komedi yang kocak hubungan ibu dan anak sekaligus Kiblat.

Talia menemui Kiblat dan berkata bahwa Kiblat menjadikan hidupnya kacau, Kiblat kebingungan. Talia mengusir Kiblat. Tiba-tiba telepon dari kantor berdering, Talia mendapat informasi bahwa dirinya dipindah ke acara kuliah subuh. Sebuah acara yang dianggap acara buangan bagi setiap programmer televisi. Acara kuliah subuh tersebut diberikan bagi para programmer yang tidak berpretasi. Sesuatu yang tak pernah terbayangkan oleh Talia sebelumnya.

Talia semakin terpukul terlebih harus memulai acara kuliah subuh esok harinya. Saat itu, sang ibu justru mendapat ide yakni menyuruh Talia meminta Kiblat menjadi narasumber kuliah subuh sekaligus Talia bisa belajar agama dari ceramah kuliah subuh Kiblat. Tentu saja, Talia merasa gengsi dan menolak namun saat itu lewat HP, Mlenuk, asistenya justru setuju dengan ide ibu Talia, apalagi waktu sudah pendek dan Talia tidak memiliki materi kuliah subuh.

Talia menyusul Kiblat meminta Kiblat menjadi narasumber program kuliah subuhnya. Talia berjanji meski kedudukannya sebagai programmer, ia akan menjadi pendengar ceramah Kiblat menjalankan amanah orangtuanya. Awalnya Kiblat menolak, tapi justru Talia mengingatkan tentang kewajiban wasiat orang tua. Kiblat akhirnya setuju.

Di studio televisi tanpa diduga, Kiblat mengajak Eun Ae mengisi acara kuliah subuh. Awalnya hal itu ditolak Talia, tapi Kiblat mengancam akan pergi jika Eun Ae tidak menjadi bagian dari acara, menurut Kiblat sosok Eun Ae akan menambah daya tarik.

Kombinasi penampilan kegantengan Kiblat dan keunikan Eun Ae, tanpa diduga menjadikan acara kuliah subuh Talia populer dan rating serta follower bertumbuh tinggi, khususnya untuk ibu-ibu dan remaja penggemar drama Korea.

Kisahpun berlanjut, hari demi hari, Talia berkolaborasi dengan Kiblat dan Eun Ae merancang program kuliah subuh. Sebuah situasi segitiga yang unik. Mereka terasa menjadi tiga sahabat. Bahkan program gosip ikut mengexpose gosip kedekatan Kiblat sebagai anak Kyai terkenal dengan gadis Korea mualaf serta kemungkinan perkawinan mereka. Sebuah berita yang menjadi tranding topik media sosial.

Tanpa disadari, muncul kakaguman Talia pada materi kuliah subuh Kiblat yang memukau penonton televisi, terlebih materinya adalah seri dari 99 nama Tuhan. Hal itu tanpa disadari memunculkan benih cinta sekaligus kecemburuan diam-diam Talia pada Eun Ae yang semakin populer dan sering ditampilkan di media sebagai pasangan Kiblat.

Suatu saat, Talia marah, karena mendapat informasi bahwa Kiblat tidak bisa hadir memandu acara Kuliah Subuh demikian juga Eun Ae. Talia begitu panik, terpaksa mencoba mencari pengganti namun begitu susah. Talia pergi ke pesantren dan ingin menegur Kiblat karena membatalkan kehadiran di studio tanpa sebuah alasan apapun.

Ternyata, di pesantren, terjadi pengungsian penduduk desa sebelah pesantren yang terkena banjir bandang. Kiblat dan murid pesantren sibuk menolong pengungsian korban banjir masuk pesantren. Talia terkagum melihat Kiblat bekerja keras membantu pengungsian tersebut.

Tanpa sadar, Talia melihat beberapa anak kecil menangis sendiri di tengah hujan lebat, Talia menggendong beberapa anak kecil di tengah hujan dan becek berlumpur dan membawa ke aula pesantren. Talia tergesa dan panik mencari makanan dan selimut, kemudian menyelimuti anak-anak tersebut.

Kiblat di tengah kekacauan pengungsian meminta maaf kepada Talia karena tak bisa mengisi acara kuliah subuh. Namun Talia mengatakan bahwa membantu penyelamatan keluarga dan anak-anak lebih penting dari kuliah subuh. Kiblat tanpa terasa menemukan keindahan sikap kemanusiaan Talia.

Saat itu, Mlenuk bersama crew kamera kuliah subuh muncul di pesantren. Awalnya Talia meminta agar Mlenuk dan crew menanggalkan kamera dan membantu pengungsian, namun Talia kemudian menemukan ide. Talia meminta kameraman merekam Kiblat dan Eun Ae ketika sibuk membantu pengungsian untuk disiarkan menjadi bagian dari program kuliah subuh. Talia juga meminta Kiblat dan Eun Ae mengajak pemirsa televisi serta kuliah subuh membantu para pengungsi baik selimut, makanan, obat-obatan hingga sukarelawan di pengungsian.

Akibatnya tak terduga, liputan Sosok Kiblat dan Eun Ae di televisi di tengah pengungsian yang menjadi program kuliah subuh, tiba tiba menjadi trending topik dan viral. Tanpa diduga , ajakan mereka menjadikan bantuan untuk pengungsi mengalir deras. Bahkan remaja-remaja dan ibu- ibu dengan beragam kendaraan berdatangan langsung membantu di pengungsian.

Peristiwa itu, terasa menjadi awal titik balik Talia. Talia tiba-tiba menemukan keindahan bekerja di televisi yang mampu menumbuhkan gerakan sosial. Bahkan, kemudian kuliah subuhnya menjadi terkenal dan mampu menjadi media penggerak sosial yang sangat besar.

Malam hari di tengah pengungsian, Talia nampak mendongeng ke anak-anak, terlihat keterampilan Talia menghibur anak-anak pengungsian. Kiblat diam-diam memperhatikan Talia, menemukan rasa cinta. Di tengah malam, ketika banyak anak-anak pengungsi tertidur, Talia menidurkan seorang anak. Terdengar dari jauh, lantunan nyanyian dan doa 99 nama Tuhan dari Kiblat, membawa suasana haru yang menyentuh.

Ibu Talia menemui Talia yang sedang menidurkan anak pengungsian. Ibu Talia merasa terharu dengan tindakan Talia. Ibu Talia bercerita ke Kiblat, bahwa Talia sejak kecil, jiwanya sangat sensitif terhadap penderitaan orang lain. Sering sewaktu kecil, ia menangis menonton film di televisi ketika melihat kisah anak-anak yang hidupnya kesusahan.

Di rumah Talia, selepas pengungsian, Talia berkali-kali lewat komputernya, melihat rekaman pengungsian di monitor komputernya, terutama rekaman ketika Kiblat menyentuh tangannya dan mengucapkan terima kasih saat Talia menyelimuti seorang anak dengan kata-kata: "Hatimu sangat indah". Talia juga memperhatikan wajah anak-anak yang gembira ketika Talia dongengkan. Talia semakin menemukan rasa kemanusiaanya kembali.

Ketika Talia terasa menemukan dirinya, Talia membuka koper tua yang berisi catatan ayahnya. Ia melihat potret kecil dirinya bersama Kiblat kecil dan kedua orang tua Kiblat dan Talia, serta melihat selembar kertas berisi sebuah puisi kegemaran ayahnya. Puisi itu bertuliskan "Lasolah Tali kodratmu". Di bawah puisi itu, terdapat catatan ayahnya: "Anakku, kuberi kamu nama Talia, dari kata Tali dari puisi kesayangan Ayah. Kamu akan menemukan kodratmu, seperti melaso kuda liar dengan seutas tali. Kehidupan tidak mudah dan penuh kekacauan, kamu harus bisa melasonya. Cinta dalam kehidupan itu tidaklah mudah, menaklukan kehidupan seperti menaklukan kuda liar untuk menjadi sahabat indah menjalankan kehidupanmu. Kamu akan menemukan jalanmu diantara kekacauan itu, jika kamu kuat, sabar, berpengetahuan dan terampil serta penuh cinta. Kehidupan akan membuka jalan bagi tiap orang untuk melihat keindahan kodrat kehidupan. Lasolah tali kodratmu!"

Saat itu, program kuliah subuh semakin populer, Direktur Program meminta Talia untuk kembali memimpin program gosip yang mulai menurun ratingnya. Namun Talia menolaknya dan tetap ingin memegang program kuliah subuh. Program yang justru melahirkan titik balik kehidupannya.

Kisah film ini ditutup, ketika Talia berada di rumah, Kiblat tiba-tiba muncul. Talia menanyakan tentang keberadaan Eun Ae. Kiblat mengatakan bahwa dirinya tidak ingin bicara kerja program kuliah subuh, tapi ingin menjalankan kewajiban mengajarnya yang tinggal satu kali. Talia mengatakan bahwa kenapa Kiblat tidak takut diusir lagi dari rumahnya seperti awal perjumpaan mereka. Kiblat hanya tersenyum dan mengatakan bahwa "Ada 99 nama Tuhan, satu disisakan untuk manusia, tentang cinta manusia, aku menemukan cinta pada dirimu"

Kiblat mengatakan, bahwa kata-kata di atas adalah pelajaran terakhirnya untuk Talia, dengan begitu ia sudah menyelesaikan kewajiban wasiat orang tuanya untuk mengajar Talia.

Kiblat berpamitan, Talia mengejar Kiblat hingga di pintu gerbang rumah. Talia berkata ke Kiblat " Kedatanganmu telah membuatku mengenali kembali kata cinta pada hidup ini, Aku ingin menjalankan kata cinta dengan kamu".

Kiblat mengambil buku kecil yang bersampul indah berjudul "99 Nama Tuhan" yang diberikan ibunya, Kiblat memberikan buku itu ke Talia.






Chapter