Try new experience
with our app

INSTALL

Contents

Pencuri Hati  

Bab 1

Bau masakan tercium di pagi. Anggi sedang memasak untuk sarapan pagi. Dia meletakan makanan itu di meja. Setelah memasak Anggi masuk kekamar untuk menyiapkan pakaian untuk Alvin.

Anggi meletakkan kemeja warna putih di atas tempat tidur baju itu sudah selesai ia  setrika dengan rapih. Anggi sudah menyiapkan keperluan Alvin sejak pagi, "Kemejanya aku letakan di atas tempat tidur, Mas."

Alvin keluar dari kamar mandi, ia hanya mengenakan handuk dan rambut basah. Alvin pria tampan dan sempurna. Menurut Anggi tapi hanya satu dia dingin dan pria itu tidak tersentuh oleh Anggi.

Alvin mengambil baju lain dilemari dan tidak menyentuh baju Alvin yang Anggi setrika.

"Hari ini kau pulang jam berapa." Tanya Anggi.

"Malam ini aku akan pulang malam seperti biasa." Jawab Alvin dingin, Alvin sekalipun tidak pernah menatap wajah Anggi. Dia tidak perduli pakaian yang dikenakan istrinya. Alvin berusaha menghindar jika Anggi memandanginya.

"Tapi aku istrimu mas. Masa aku engga boleh tahu."

"Bisa diam enggak."

Anggi diam dan ia merasa diabaikan, waalu sudah terbiasa dengan bentakan Alvin. "Aku buatkan sarapan pagi untukmu."

"Aku akan makan di kantor." Alvin mengambil tas dan pergi begitu saja.

Anggi mengejar Alvin.

"Tapi mas aku sudah siapakah sarapan pagi."

Alvin tidak mendengar perkataan Anggi langsung pergi begitu saja. Padahal Anggi sudah cape -cape memasak tapi makanan ini terbuang sia -sia.

Suasana rumah Alvin tampak lengang. Kamar Alvin berada di lantai dua, dan tidak ada siapapun di situ. Pembantu cuma datang pagi dan sore. Tidak ada yang bisa Anggi ajak bicara.

Sepi.

Anggi lelah. Lelah dengan rumah tangganya yang penuh kepalsuan. Anggi beranjak dari kamar dia pergi ke dapur hendak membuang makanan yang dia masak untuk Alvin padahal dia sudah memasak pagi - pagi sekali sekarang terbuang cuma - cuma. Anggi hendak membuang makanan di atas meja tapi dia urungkan Anggi memasukan makanan itu ke wadah plastik. Hari ini dia akan bertemu ka Nella sudah lama terakhir mereka bertemu saat pernikahan Anggi.

Sejak awal pernikahan Anggi dan Alvin tidak pernah ada cinta. Mereka berdua menikah hanya sebuah perjodohan belaka. 

Ibu Alvin dan ayah Anggi menjodohkan mereka karena mereka teman dekat. Anggi tidak bisa menolak karena dia sudah di ultimatum oleh ayahnya supaya cepat menikah dengan usia anggi yang sekarang.

Alvin tidak pernah menyentuhnya sejak awal pernikahan dan Anggi berusaha mendapatkan perhatian Alvin. Tapi hati Alvin beku dan Anggi menyerah untuk mendapatkan cinta Alvin. 

Anggi sudah mulai terbiasa dengan sikap dingin Alvin. Anggi berusaha untuk mempertahankan rumah tangganya untuk saat ini sampai kapan Anggi sudah lelah dengan pernikahan palsu ini.

Anggi tidak lupa mengunci pintunya dengan rapat. Anggi dan Alvin sudah lama menikah hampir menginjak usia dua tahun. Anggi selalu mencium bau parfum di bajunya. Dan photo wanita lain. Anggi tidak mau berburuk sangka mungkin itu teman kerjanya Alvin. Anggi memang harus bersabar dengan sikap Alvin yang dingin. Dan suatu hari gunung es itu akan mencair dengan sendirinya.

Anggi keluar dari rumah, ia kemudian berhenti di depan pagar rumah "Ya ampun aku lupa bawa makanan untuk bibi Nella. " Anggi kembali ke rumahnya. Anggi sampai di depan rumah terkejut saat pintu rumahnya terbuka. Ia mendengar suara dari arah dapur.

Pencuri?

Anggi masuk dan perlahan masuk kedapur menemukan seorang pria sedang makan makanan untuk bibi Nela. "Apa yang kau lakukan di rumahku dasar pencuri." Anggi mengambil sapu memukul kepalanya.

"Tunggu dulu, jangan pukul aku."

"Aku akan lapor polisi." Kata Anggi.

"Jika kau lapor polisi aku akan mengaku sebagai selingkuhanmu." Ancam pria iti.

"Apa kau sedang mengancamku."

Pria itu mendekati Anggi memeluk Anggi spontan. Anggi berontak tapi pelukannya sangat erat. "Jika mereka membuka Cctv maka bukti ini tidak terbantahkan." Ancam Pria itu.

"Kau mengancamku." Anggi melepaskan pelukannya dan mendorong pria itu. "Apa maumu."

"Aku ingin kau memberiku makan setiap hari karena aku sedang tidak punya uang. "

"Kenapa kau tidak minta uang kepada keluargamu saja."kata Anggi.

"Keluargaku jauh aku tidak berani minta uang." Jawabnya pria itu. "Kau hendak membuang makanan itu mubazir tahu, lebih baik kau berikan makanan itu kepadaku."

"Itu masakanku terserah aku saja."

"Kau tahu banyak sekali orang yang kelaparan di dunia ini. Jadi jangan sia - siakan makanan."

"Jangan mencoba menasehati ku dasar pencuri." Kata Anggi mengambil makanan tersisa.

"Mau atau tidak. Jika kau tidak mau aku akan memberikan Cctv kepada suamimu."Ancamnya.

Anggi merasa tersudut. "Kau mengancam aku."

Pria itu menunjuk kearah Cctv. "Aku tidak bawa senjata apa pun tapi jika suaminu tahu bahwa istrinya membawa seorang pria masuk kedalam rumahnya, tidak terbayangkan rumah tanggamu akan hancur dan kau di cap wanita tidak baik."

Anggi merasa terdesak pria ini betul - betul mengancamnya. Dan akhirnya ia menyerah dan menuruti pria ini.

"Baiklah. Aku cuma memasak untukmu saja." Kata Anggi.

"Kau cuma memasak makanan untukku saja. Aku akan datang setelah suamimu pergi." Kata pria itu.

"Deal aku setuju."

"Namaku Sinchan."

Anggi tertawa, "Namamu Lucu."

"Itu nama yang bagus." Kata Sinchan tidak suka Anggi menertawakannya. "Jangan tertawa."