Contents
Awan Jingga
CHAPTER 4
Terbangun dari pingsan untuk kedua kalinya bener-bener menyebalkan. Aku terikat pada sebuah kursi. Classic pikirku. Penculiknya pastilah bukan orang yang terlalu kreatif. Aku memperhatikan sekitarku, semacam sebuah tempat terbengkalai, warehouse mugkin.
“Tama, dia bangun” seorang pria berkata.
Tidak lama kemudian, langkah kaki mendekati ku. Sebuah tangan memegang daguku dan memaksaku untuk menatapnya. Tama, pria yang kulihat didepan kamar Motelku, menatapku dengan senang.
“ Lama tidak bertemu Jingga, Aku merindukan mu”
Aku memandang Tama dengan lekat, Aku merasakan amarah dan takut yang familiar. Aku harusnya mengenal Tama.
“Ahhh ya, kau tidak mengingatku, salah satu perbuatan Awan lainnya yang tidak berguna” Tama tertawa. Aku menyentakkan kepalaku agar Tama berhenti menyentuhku.
“Kau gila” kataku
“Seperti bisa diduga, Jingga yang tidak pernah takut”
Tama lalu berpaling pada salah satu pria yang ada disana.
“Berapa lama lagi Awan akan datang?” tanya Tama
“ tidak lama, dia memakan umpannya”
Mereka semua tertawa. Aku menjadi panik mendengar itu. Awan akan datang,
umpan, ini jebakan, mereka menginginkan Awan. Tama memperhatikan reaksiku.