Contents
Tertindih
Kembalinya Keluargaku yang Sudah Mati
Singkat cerita, sudah hampir sebulan lebih aku tidak mengalami ketindihan lagi. Aku sudah kembali menempati kamar tidurku. Beberapa hari lalu aku sempat melakukan riset tentang kejadian tertindih yang aku alami. Dalam ilmu kedokteran, banyak yang menjadi penyebab seperti sedang banyak pikiran dan stress. Awalnya aku percaya, sampai suatu saat dalam keadaan tidak stresspun aku tetap mengalaminya.
Malam itu aku baru saja menyelesaikan tugas-tugas sekolahku, sudah tidak ada beban lagi dalam pikiran dan waktunya untuk merebahkan tubuh ke kasur sampai tidak sadar akupun tertidur. Jam menunjukan pukul 2 dinihari, saat itu aku terbangun dari tidurku dengan keadaan tenggorokan yang sangat kering, aku butuh minum. Aku pun keluar kamar untuk mengambil air di dapur. Perjalanan menuju dapur aku harus lewati ruang tamu dan toilet. Saat itu aku merasa tubuhku kedinginan, tidak biasanya rumahku dingin seperti ini di seluruh ruangan. Aneh rasanya, tapi kupikir wajar karena dingin malam mungkin memang seperti ini. Saat aku menuju ruang tamu, aku melihat Ayah sedang duduk sambil merokok dengan tatapan kosong dan banyak abu rokok yang berjatuhan di lantai. Lalu aku lanjut berjalan dan melewati toilet. Saat itu pintu toilet dalam keadaan tertutup, lampu mati. Aku jalan ke arah dapur untuk ambil minum. Kira-kira aku sudah minum sebanyak tiga gelas, tapi anehnya rasa hausku tidak hilang-hilang.
Aku merasa heran, saat itu jam menunjukan pukul 2 malam, tapi rumahku terdengar cukup ramai. Terdengar guyuran air di toilet yang tadi aku lewati, seakan-akan ada orang yang sedang mandi, padahal tadi terlihat kosong. Dan dari arah ruang tamu aku juga mendengar suara orang-orang ngobrol dan salah satu suara yang aku kenal adalah suara ayahku. Aku merasa bingung, karena tadi ketika aku lewat ruang tamu, aku hanya melihat Ayahku seorang diri. Akupun kembali menghampiri Ayahku, dan benar saja, ternyata Ayahku terlihat sedang ngobrol dengan dua orang. Aku memicingkan mata coba memperhatikan orang-orang yang sedang berdialog dengan Ayahku.
Aku terdiam mematung ketika melihat di sana ada Kakekku, dan Om Angga. Ini gak mungkin, pasti ini cuma mimpi, gak mungkin Kakek sama Om Angga ada di sini, Mereka udah lama meninggal! Aku yang masih diam mematung tak sadar menjatuhkan gelas minum yang aku bawa. PRANGG.. Sontak Ayah, Om, dak Kakek ku menoleh lalu menatap tajam ke arahku. Saat itu aku tidak bisa berbuat apa-apa, rasanya mau melangkahkan kaki saja berat. Malam itu terasa begitu ramai karena semua keluarga ku yang sudah meninggal ternyata berkumpul di rumah ini.
Mereka bertiga masih melihatku dengan tatapan mata yang tajam yang membuatku merasa semakin tersudut. Tiba-tiba Om ku tertawa dengan sangat keras dan menggema sambil melihat ke arahku, hal itu membuatku ingin melangkahkan kaki secepatnya. Aku berhasil melangkahkan kakiku,aku langsung berlari menuju kamar. Langkahku terhenti lagi sesampainya di depan kamarku. Aku melihat seorang Nenek sedang terdiam berdiri membungkuk dengan rambutnya yang putih berantakan menghadap pintu kamarku. Badanku semakin diam membeku, kaki tidak bisa bergerak, dan bibir bergetar tidak karuan. Saat itu juga aku coba memejamkan mata dan tanpaku sadari dari lubuk hatiku berkata untuk ucapkan salam. Padahal untuk mengucapkan salam saja baru terlintas di kepala tapi aku mendengar Nenek ku menjawab salamku, saat itu juga aku membuka mata, nenekku sudah hilang. Aku bernapas lega, lalu aku memasuki kamarku, ternyata kejutan tidak berhenti sampai situ..
Aku memasuki kamar ku, dan kejutan tidak berhenti sampai situ saja. Dalam keadaan lampu kamar mati dan gelap, kali ini aku merasa hampir gila, bahkan aku berpikir apakah aku sebenarnya sudah mati? Gimana tidak, aku melihat tubuhku sendiri tertidur dengan pulas di kasur, ditambah aku melihat sesosok siluet makhluk besar yang tidak bisa dijelaskan bentuknya seperti apa. Sosok itu terlihat sedang menindih badanku, lalu kedua tangannya mengeluarkan cakar yang tajam hendak mencekik leherku. Sontak saja aku mendekat ke tubuhku, sosok itu terkejut menatapku seakan dia tidak sadar kalau sedang aku perhatikan, saat itu juga sosok itu langsung hilang dan tiba-tiba aku terbangun dari tidur karena matahari yang menyilaukan mataku. Aku terbangun dari tidur dalam keadaan shock dan mencoba menepuk-nepuk wajahku, apakah ini nyata atau tadi hanya mimpi. Aku langsung lari keluar kamar karena saat itu pikiran ku sudah kemana-mana.
Aku keluar kamar menuju ruang tamu dan melihat Ibuku sedang membersihkan pecahan gelas, aku terdiam membisu karena gelas itu adalah gelas yang aku pegang ketika ingin mengambil air. Pikiran ku semakin kacau, apa yang baru saja aku alami? Apakah itu nyata atau hanya sekedar mimpi?