Try new experience
with our app

INSTALL

Hierarki (Sinopsis) 

Hierarki (Sinopsis)

Title: Hierarki (Warisan/Legacy)

Format: TV series. 45 minutes.

Genre: Drama. 

Logline:

Ditinggal suaminya yang meninggal karena serangan jantung mendadak, isteri konglomerat yang awam dan sederhana, mengambil alih bisnis dan harta warisan agar tidak diperebutkan anak, menantu, juga staff dan pesaing bisnis. 

 

MOCHTAR (lelaki, 65 th) seorang konglomerat sukses dengan banyak bisnis dan harta, terkena serangan jantung ketika sedang memimpin rapat penting. SOFIA, (isteri Mochtar, 60 th) dan kelima anaknya yaitu RENDY (lelaki, 35 th), MIRA (perempuan, 32 th), REZA (lelaki, 30 th) yang masing-masing sudah menikah dan punya anak, juga RULLY (lelaki, 27 th) dan RANI (perempuan, 25 th) yang masih lajang, berduka. Tapi baru beberapa hari masa berkabung, kelima anak Mochtar sudah bertengkar masalah siapa yang akan mengelola perusahaan, dan siapa yang mendapatkan harta warisan. Apalagi karena Mochtar tidak meninggalkan surat wasiat. 

Rendy sebagai anak terbesar, merasa paling berhak mengelola perusahaan-perusahaan ayahnya. Mira yang selama ini menjadi asisten ayahnya, paling tahu cara kerja dan visi serta misi ayahnya. Reza yang pendidikannya paling tinggi dan lulusan luar negeri, sangat tahu cara mengelola dan mengembangkan perusahaan agar bisa berkembang dan lebih maju. Hanya Rully dan Rani yang tidak memiliki ambisi untuk memperebutkan perusahaan. Mereka hanya ingin mendapatkan warisan harta yang besar agar bisa hidup tenang dan santai. 

Sofia yang selama ini tidak pernah ikut campur dengan urusan bisnis suaminya, dan selalu hidup sederhana mengurus rumah tangga, berusaha untuk menengahi pertengkaran anak-anaknya. Sofia melakukan pendekatan pada anak-anaknya mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil. Ia menasihati dan memberikan pandangan-pandangan positif tentang keutuhan keluarga yang harus dipertahankan.

Ternyata anak-anak Sofia memilik masalah dan kepentingannya masing-masing. Sebagai anak yang dididik dan dibesarkan dengan fasilitas berlebih sejak kecil, membuat mereka menjadi anak-anak yang egois. Tidak ada yang mau mengalah, semuanya berpaku pada pendapat dan pendiriannya masing-masing. 

Rendy yang oleh isterinya tidak pernah dihargai, merasa butuh pengakuan dan kekuasaan di luar rumah. Ia berharap dengan memimpin perusahaan ayahnya, bisa menunjukkan bahwa ia juga punya kuasa. Mira, yang bersuamikan politikus, selalu mendapat sindiran karena selama ini hanya menjadi pengekor ayahnya. Sedangkan Reza berambisi untuk membesarkan perusahaan peninggalan ayahnya hingga menjadi perusahaan berskala internasional. Rully dan Rany memang tidak pernah berambisi untuk masuk apalagi sampai mengelola perusahaan-perusahaan ayahnya. Mereka hanya menuntut saham agar bisa hidup dari keuntungan perusahaan atau deviden, selain rumah atau property lainnya yang bisa ditinggali atau dijadikan passive income. 


Tidak mudah bagi Sofia untuk menghadapi apalagi mengatur anak-anaknya. Kelembutan dan sifat keibuannnya membuat ia tidak mudah untuk mengambil keputusan yang cepat tegas. Alhasil pertengkaran dan perselisihan anak-anaknya semakin besar dan tajam hingga mengancam keutuhan keluarga besar. Sofia hampir putus asa menghadapi anak-anaknya yang sepertinya sudah tidak punya keinginan untuk berdamai dan hanya mementingkan keuntungan dan kepentingan pribadi. Sofia merasa telah menjadi ibu yang gagal karena telah mendidik anak-anaknya yang manja. 

Ternyata masalah Sofia tidak hanya dengan anak-anaknya saja di rumah, ia mendapat informasi dari WANDI (lelaki, 55 th) yang selama ini menjadi penasihat suaminya di kantor, bahwa partner kerja Mochtar yang dulu sama-sama merintis bisnis dari nol bernama ANWAR (lelaki, 63 th), berusaha untuk mengambil alih perusahaan yang ditinggalkan oleh Mochtar. Perusahaan dengan kondisi tanpa nakhoda seperti ini akan dengan mudah dikuasai orang lain, apalagi Anwar adalah tipe pengusaha yang menghalalkan segala cara. Ia dekat dengan aparat, ia juga dekat dengan politikus, bahkan ia juga dekat dengan organisasi preman yang bisa membantunya untuk mewujudkan keinginan dengan segala cara. 

Sofia yang sebenarnya masih berduka karena ditinggal suami tercinta, harus menghadapi masalah dan tantangan yang di luar kemampuannya. Namun keutuhan keluarga bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan. Ia akan lakukan apapun untuk menjaga keutuhan keluarga. Dan ia juga berjanji untuk mempertahankan perusahaan yang sudah dirintis suaminya dari gangguan dan ancaman pihak luar. 

Sofia mengambil keputusan tegas. Ia mengambil alih kendali perusahaan. ROBY (lelaki, 55 th) pengacana perusahaan, dan Wandi menyetujui keputusan Sofia ini. Bahkan mereka memuji sebagai jalan keluar agar pertengkaran keluarga (anak-anak) tidak berlanjut dan semakin parah. Rendy, Mira dan Reza tidak setuju dengan keputusan ibunya, yang dianggap kurang ilmu dan pengalaman, sedangkan Rully dan Rani tidak begitu peduli, selama uang saku untuk mereka cukup, tidak ada yang perlu dipermasalahkan. 

Sofia mulai ngantor. Di sana ia mulai pelajari apa yang harus dilakukannya untuk menjalankan perusahaan. Dibantu Wandi, sekretaris dan kemauan juga kerja keras, ia berusaha untuk mempelajari segalanya dari nol. Mulai dari manajemen, keuangan, produksi, pemasaran dan tentunya pengambilan keputusan yang tepat untuk segala aktivitas. Anwar yang melihat Sofia di kantor, mulai melancarkan siasatnya. Ia berusaha untuk membujuk Sofia agar ia diberi posisi yang tinggi agar bisa mengendalikan perusahaan warisan Mochtar. Sofia yang sudah punya informasi atas rencana Anwar untuk merebut perusahaan, tidak mengabulkan permintaan Anwar. Anwar terang-terangan mengancam bahwa keputusan Sofia akan bisa membuatnya menyesal. 

Benar saja, tak lama datang banyak masalah yang menimpa perusahaan. Mulai dari tuduhan penggelapan pajak, pekerja pabrik yang mogok, sampai ke surat ancaman peledakan bom. Sofia merasa kewalahan, ia minta bantuan dari anak-anaknya yaitu Rendy, Mira dan Reza untuk dapat memikirkan dan mencari jalan keluar dari masalah ini. Namun ternyata anak-anaknya yang merasa kecewa menolak untuk membantu. Sofia terpaksa harus mengatasi semua masalahnya sendiri, hingga sampai pada puncaknya, terjadi ancaman fisik berupa penyerangan dan perusakan yang dilakukan preman pada salah satu pabrik atau proyek yang sedang dijalankan perusahaan. 

Sofia putus asa karena harus menyelesaikan semua masalahnya sendiri. Tapi ternyata Rully dan Rany masih punya empat pada ibunya yang sangat mereka sayangi. Mereka berusaha membantu Sofia dengan dukungan moral. Mereka juga membantu dengan membujuk kakak-kakaknya agar mau membantu ibunya. Upaya ini cukup berhasil, Rendy, Mira dan Reza bersedia membantu memecahkan masalah perusahaan dengan segala kemampuan yang mereka punya. 

Rendy menggunakan kemampuannya untuk membujuk agar pekerja berhenti mogok, Mira menggunakan pengaruh suaminya agar mendapat perhatian dan perlindungan dari aparat keamanan atas penyerangan terhadap pabrik dan proyek-proyek perusahaan sedangkan Reza membantu membereskan catatan keuangan perusahaan untuk membuktikan bahwa tidak ada penggelapan pajak. 

Akhirnya masalah pekerja pabrik yang mogok bisa diselesaikan dengan baik. Preman penyerang pabrik dan proyek juga berhasil diamankan. Dan tuduhan penggelapan pajak berhasil diatasi dengan baik. Namun sayang, mereka tidak berhasil untuk menjatuhkan Anwar karena ia masih punya posisi yang kuat di perusahaan. 

Sofia merasa senang karena pada akhirnya masalah perusahaan bisa diselesaikan dengan baik. Ia melihat ternyata anak-anaknya memiliki potensi yang besar untuk mengambil alih perusahaan peninggalan almarhum suaminya. Sofia berniat untuk menyatukan semua kekuatan dan kemampuan anak-anaknya untuk bersama-sama mengelola perusahaan. Tapi ternyata hal ini tidak bisa diwujudkan karena Rendy, Mira dan Reza yang sejak kecil tidak pernah akur, menolak untuk mengelola perusahaan bersama saudara-saudaranya sendiri. 

Sofia kecewa dengan keputusan anak-anaknya yang hanya mementingkan diri mereka masing-masing, sehingga Sofia tetap memegang tampuk kekuasaan perusahaan dan menjauhkan anak-anaknya dari perusahaan agar perselisihan mereka tidak semakin besar.