Contents
Say Hi, Bye!
CHAPTER 4
Gavin membuka matanya perlahan, tubuhnya terduduk di kursi taman. Sesaat Ia sadar, Ia murka pada semesta yang seenaknya memindahkan tubuhnya disaat terakhir Vibi. Gavin menolak, dirinya ingin kembali.
Samar-samar terdengar suara tangisan seorang wanita yang tidak jauh dari tempat Gavin berada.Semakin kencang suara tangis itu, semakin Gavin mengenal suaranya.
Vibi menundukkan kepalanya, Ia duduk di kursi taman tak jauh dari tempat Gavin. Isak tangisnya memelan ketika menyadari ada seseorang yang mendekati dia.
“hai..” sapa Gavin tidak percaya, Ia masih bisa melihat Vibi meskipun Ia tau masa ini adalah masa lalunya.
Vina sontak berdiri memeluk Gavin.Air matanya terasa jatuh membasahi baju Gavin.
“gue gak tau harus gimana lagi Vin, Gilang putusin gue.” Gavin menepuk pundak Vibi, membuat tangis Vibi semakin jadi.Tanpa mengeluarkan sepatah katapun karena memang Gavin tidak bisa berkata apa-apa, tapi tepukan Gavin berhasil menenangkan Vibi.
“thanks ya Vin, gue udah agak tenang sekarang. Lo emang sahabat gue yang paling jago bikin gue tenang disaat ada masalah kaya gini.”Vibi melepaskan peluknya, menatap Gavin penuh arti. Gavin membalas tatapan itu dengan kedua tangannya memegang wajah Vibi, tapi kemudian Ia tak sanggup. Mata Gavin terasa basah, namun Ia tahan. Hatinya senang sekaligus perih, senang karena Gavin masih bisa melihat senyuman Vibi. Perih karena pikirannya dipenuhi satu kata yang dilontarkan Vibi “sahabat?”.
Langkah Vibi dan Gavin saling beriringan.Vibi sesekali menatap Gavin yang tidak mengeluarkan suara apapun. Sementara Gavin, pikirannya melayang. Yang ada dipikirannya saat ini, bagaimana caranya agar bisa terus bersama Vibi. Namun Ia tau kenyataan pahitnya, Vibi meninggalkannya dengan perasaan yang dimiliki pria lain, bukan dirinya.
“Vin, Gilang telfon ajak ketemuan.Gapapa ya aku tinggal?” pertanyaan Vibi membuyarkan lamunan Gavin.Gavin hanya mengangguk tersenyum pada Vibi membiarkan Vibi meninggalkan dirinya.
Mata Gavin terpejam, harapannya Ia ingin merubah masa depannya dengan tidak membiarkan Vibi kecelakaan dan meninggalkan dia selamanya. Namun Ia tidak merasakan apa-apa. Perlahan Ia buka kembali matanya, Gavin masih ada ditempat yang sama. Gavin mencoba lagi, namun tetap gagal.
“Bi, aku mohon kasih aku kesempatan buat perbaiki semuanya.Aku gak mau kehilangan kamu Bi, aku gak mau kamu ngalamin kecelakaan itu, Bi.”Gavin bergumam, tubuhnya berlutut, pikirannya fokus ke masa Vibi kecelakaan, matanya sudah basah, hatinya dipenuhi rasa penyesalan.
Tubuh Gavin seperti terdorong. Matanya yang terpejam, Ia buka kembali. Gavin menundukkan kepalanya diatas stir mobil, tanpa ada Vibi disebelahnya. Gavin melihat ke depan, Vibi sudah berjalan jauh dari tempat mobilnya berhenti. Tanpa pikir panjang, Gavin keluar dari mobilnya, mengejar Vibi.Tangannya meraih tangan Vibi, Gavin mendekap Vibi sangat kuat sementara Vibi hanyut dalam tangisnya dipelukan Gavin.
“makasih Bi, kamu udah kasih aku kesempatan. Aku sayang kamu Bi, aku gak mau kehilangan kamu.Maafin aku.”
Vibi semakin menangis mendengar ucapan Gavin.
THE END