Try new experience
with our app

INSTALL

SKANDAL 

Part 1

Skandal Bab 1


Pagi ini, tak seperti biasanya, seorang lelaki--Aldebaran Al Fahri, begitu biasanya Ia disebut, sedang begitu terburu-buru menyiapkan semua keperluan yang harus dibawanya.


"Dompet, hand phone, Cas, power bank, ehm ... oke sudah semua. Siap berangkat," gumam Al, kemudian menuruni anak tangga menuju lantai bawah rumahnya yang mewah, dengan langkah kaki yang cepat.


"Al mau kemana, jadi mau syuting hari ini? kok nggak bilang dulu sih sama Mama?" kata Mama Rossa sedikit kecewa.


"Bukannya aku sudah bilang ke Mama sejak seminggu lalu? Mama lupa ya atau pura-pura lupa?" sindirnya tersenyum kecil.


"Kamu yakin Al? Kenapa sih nggak bantuin Mama ngurus perusahaan aja. Kamu kan anak Mama satu-satunya Al, siapa nanti yang meneruskan bisnis keluarga jika bukan kamu. Hem?"


"Aku nggak bakat Ma, lebih enak jadi artis dikenal banyak orang, hehe."


"Tapi jadi artis itu banyak resikonya Nak, harus kuat mental juga, jujur Mama nggak suka kamu jadi artis." Mama Rossa tertunduk sedih, sedang Al kemudian mendekat pada Mama Rossa.


"Insya Allah Aku siap Ma, dengan segala konsekwensinya, bukannya Mama dulu juga adalah seorang artis, harusnya Mama bangga dong aku bisa meneruskan cita-cita Mama," sahut Al lagi.


"Justru karena Mama dulu pernah menggeluti dunia itu Nak, jadi Mama justru makin khawatir kamu menggeluti dunia itu, Mama takut ... Ach, sudahlah.

Coba kamu pikirkan lagi baik-baik penawaran ini ya Al, please Mama Mohon, bantu Mama mengurusi perusahaan kita ini Al, jangan jadi artis Nak," pinta Mama Rossa setengah memohon.


"Aku nggak janji ya Ma, tapi coba nanti aku pikir-pikir lagi, semoga saja aku nanti dapat wangsit, dan akhirnya mau meneruskan perusahaan keluarga, haha," ujarnya ditengah tawanya yang membuat Mama Rossa semakin sedih.


"Sudah ya Ma, aku buru-buru banget, hari ini syuting perdana, doain lancar ya Ma," sambung Al lalu memakai sepatunya dengan sangat tergesa-gesa.


"Makan dulu Al, setidaknya isi dulu perut kamu Nak," saran Mama Rossa.


"Nanti aja Ma, dilokasi, Bye ya Mamaku yang cantik, Assalamu'alaikum," pamitnya seraya meninggalkan ruang makan menuju mobil miliknya.


"Wa'alaikumsalam," balas Mama Rossa, sembari memandang punggung anaknya hingga menghilang dari hadapannya.


Aldebaran memang berasal dari keluarga yang kaya raya, Almarhum Papanya mewarisi beberapa bisnis di berbagai bidang, begitupun Mamanya--Rossa Al Fahri, yang seorang mantan artis kini menggeluti bisnis kosmetik, bahkan brandnya cukup di kenal di kalangan artis dan ibu-ibu sosialita.

Namun Sayang, Al lebih memilih berprofesi sebagai Artis, meskipun masih tergolong artis pendatang baru yang masih merintis karirnya di dunia perfilman indonesia, namun wajahnya cukup dikenal karna sering terlihat di beberapa judul FTV di beberapa stasiun TV, meskipun begitu namanya belumlah begitu Terkenal bak Reza Rahardian.


****

"Semoga aku nggak telat sampe lokasi, nggak enak juga rasanya kalau hari pertama syuting, aku sudah datang terlambat," batin Al, mempercepat laju mobilnya.


Cukup lama hingga Al tiba dilokasi syuting. Raut wajahnya menggambarkan perasaan leganya sebab datang tepat waktu. Al mulai berbaur dengan pemain lainnya, berkenalan dan bahkan ngobrol sok akrab, sementara beberapa kru dan team lainnya sedang sibuk mempersiapkan Lokasi untuk pengambilan gambar.


"Al, kamu tau kan siapa lawan mainmu di Film ini nanti?" tanya Roy, yang juga adalah seorang artis, karena Al dan Roy sering terlibat dalam judul FTV yang sama membuat keduanya menjadi akrab.


"Ya jelas taulah, Andini Kharisma Putri kan? Seorang model yang sekarang melebarkan sayapnya menjadi seorang artis, demi menaikkan popularitasnya, hahaha," canda Al.


"Ish, kamu kenal dia juga rupanya," sahut Roy lagi.


"Ya taulah, siapa sih yang tak kenal Andini Kharisma Putri, Artis yang mengawali karirnya sejak usia 10 tahun. Wajahnya sering banget menghiasi Layar TV, bahkan juga sering bermain di beberapa judul Film dan sinetron," ucap Al mulai bercerita sedikit yang Ia tau tentang Andin.


"Mantap bro, kamu bener-bener calon partner yang baik, sudah searching duluan tentang lawan main rupanya," ujar Roy salut.

Al tersenyum tipis, 'Jelas aja aku tau semua tentang Andin, aku adalah salah satu penggemarnya. Bahkan jauh sebelum aku terjun dalam dunia hiburan, aku sudah ngefans banget sama nih cewek," batin Al dalam hatinya.


"Katanya akan ada banyak scene mesra antara kamu dan Andin ya nantinya. Awas lho kabarnya pacarnya cemburuan haha," goda Roy.


"Ya itu resiko pacarnya Andin sih, aku pokoknya hanya akan berakting dengan baik, dia harusnya ngerti sih ya kalau ini hanya demi kepentingan syuting belaka," jawab Al diplomatis.


"PR juga buat loe supaya bisa menjalin chemistry yang baik dengan Andin, sering-sering deh kalian ngobrol dan diskusi tentang tokoh," ujar Roy menasehati.


"Gue akan usahakan memerankan ini dengan sangat baik dan memaksimalkan kemampuan yang aku punya dalam memerankan tokoh ini, kamu tau kan ini adalah Film pertamaku, jadi aku usahakan supaya hasilnya nanti juga baik,

Ya ... biar kedepan, makin banyak tawaran main film untukku, selain aku juga nggak mau dibilang dapetin peran ini lewat jalur orang dalam, hahaha," sindir Al dengan tawanya.


"Ya nggak lah, semua orang disini juga tau kalau kamu dipilih karna lolos dalam casting, dan kamu emang pantas dapatkan peran ini.

Sebagai seorang teman, aku sih yakin banget Al, kalau kamu dan Andin bisa cepat membangun chemistry. Ya sedikit banyak aku tau lah kwalitas kamu dalam berperan." Roy memberi semangat sembari menepuk lengan Al pelan.


"Aamiin, semoga nanti hasilnya tidak mengecewakan ya," harap Al kemudian.


"Mamamu gimana? Masih maksa kamu untuk meneruskan perusahaannya? Sumpah Al, aku juga masih nggak ngerti kenapa sih kamu lebih memilih jadi artis ketimbang meneruskan bisnis keluargamu yang sudah nyata hasilnya?"


"Justru itu, kalau aku meneruskan bisnis keluarga, aku tinggal enaknya doang dong, secara orang tuaku yang merintis usaha ini sejak lama, itu kenapa aku juga mau merintis karir ku sendiri sebagai artis dari nol.

Sepertinya aku memang menuruni bakat Mama, menjadi publick figur, ketimbang bakat Papa menjadi seorang pengusaha," jawab Al menjelaskan secara rinci.


"Jadi Mama kamu dulunya juga artis?" tanya Roy kaget.


"Ya gitu lah, tapi entah kenapa alasannya Mama akhirnya memilih berhenti, aku juga nggak tau sih pastinya kenapa, Mama nggak pernah mau menyinggung soal ini, seperti ada rasa takut dan trauma," sambung Al menceritkan, sedangkan Roy yang sedari tadi menjelaskan hanya menggangguk-angguk tanda mengerti.


****

Detik demi detik waktu berjalan, Al yang sedari tadi menunggu gilirannya tuk syuting, mulai nampak lelah dan bosan.

Matanya sejenak melihat kearah sekelilingnya, melihat aktifitas semua orang yang ada didekatnya hingga pandangan matanya berhenti tepat ketika melihat sosok wanita cantik yang tengah duduk tepat dibagian pojok belakang villa--lokasi syuting film itu.


"Nah itu dia, sebaiknya aku kesana, sekalian berkenalan agar lebih akrab dan kami cepat bisa membangun Chemistry," batin Al, bangun dari duduknya kemudian berjalan, mendekat pada gadis cantik itu.


"Hai Andin," sapa Al salah tingkah, lelaki yang sebenarnya sangat kaku dan dingin jika menghadapi seorang wanita ini, mencoba terlihat ramah, agar bisa menjalin chemistry yang baik dengan Andin.


"Hei," jawab Andin, dengan mulut penuh makanan dan tanpa melihat kearah Al. Andin, terlihat begitu repot, tangan kirinya memegang skenario, sedang tangan kanannya sibuk memegang makanan.


"Lagi hapalin skenario ya," tanya Al sok akrab.


"Eh iya, tau aja nih aku belum hapal," Andin menjawab singkat, masih dengan aktifitasnya yang sama.


"Boleh dong ngobrol sebentar, Menurut kamu, tokoh yang akan kamu bawakan nanti seperti apa sih?" tanya Al tanpa basa-basi.


"Kamu mau wawancara kok sendirian aja, kameranya mana?" gadis itu clingak clinguk, lalu menoleh kearah belakang Al, bak sedang mencari keberadaan orang lainnya selain Al.