Contents
PUNDEN DEMIT
PRODUSER "TRIO DEMIT"
Kesuksesan sandiwara radio 'Cinta di Simpang Tiga Ubud' menjadikan Fatima dan Ra Nuh dianggap sebagai tim yang brilian di kantor stasiun radio tersebut. Bu Blenda sangat senang dengan kinerja sandiwara radio tersebut. Kekompakan mereka berdua membawa aura positif di stasiun radio tersebut. Banyak penggemar yang menelepon atau datang ke Radio Studio/4 untuk bertemu dengan yang memerankan Made, tokoh utama dalam sandiwara tersebut. Bahkan, sekuriti Babeh pun kelelahan karena menerima pengunjung yang ingin berjumpa dengan Fatima, Ra Nuh, dan bahkan Made, karakter fiksi dalam sandiwara radio tersebut. Kadang para penggemar tidak datang dengan tangan hampa, sebagian besar dari mereka membawa makanan spesial untuk Fatima dan Ra Nuh. Fatima selalu menyambut mereka dengan baik untuk memperkuat kecintaan mereka terhadap program radio tersebut. Ra Nuh selalu kagum dengan sikap profesional Fatima. Namun, kesuksesan ini memunculkan rasa cemburu dari sahabat-sahabat Fatima, yaitu Camelia dan Yessy.
Berbulan-bulan berlalu, Camelia dan Yessy tidak lagi makan siang bersama, apalagi bersenda gurau. Mereka sangat merindukan kehadiran Fatima dan mulai membenci Ra Nuh.
Yessy adalah teman sejak kuliah Fatima. Mereka berdua melamar bekerja dan membangun karir bersama di Radio Studio/4. Yessy memiliki rambut pendek, mata sipit, dan selalu menggunakan lipstik dengan warna yang tidak biasa untuk penggunaan sehari-hari. Usianya 25 tahun saat itu dan ia selalu berdandan dengan berlebihan. Ketika masih sekolah, Yessy adalah seorang tomboy. Ia baru mulai menggunakan kosmetik setelah lulus SMA dan kuliah di Jakarta, dipengaruhi oleh teman-teman asramanya. Sejak itu, ia menjadi kecanduan untuk berdandan dan bereksperimen dengan warna yang sesuai dengan gayanya. Beberapa orang menganggap penampilannya terlalu berlebihan. Ketika Yessy mulai berteman dengan Fatima di kampus, dia mengajarnya untuk berdandan dengan baik. Meskipun penampilannya sudah lebih baik setelah bekerja di Radio Studio/4, namun Yessy tetap memiliki gaya yang unik dibandingkan dengan orang lain.
Camelia dan Fatima mengolok-olok Yessy dengan panggilan "bencong", namun Yessy hanya tertawa ketika mereka melakukannya. Sebagian besar teman Yessy adalah pria, kecuali Camelia dan Fatima. Yessy adalah tipe perempuan yang mudah jatuh cinta dan sering dimanfaatkan oleh teman-teman prianya sebagai teman jalan. Beberapa kali ia terlibat hubungan dengan teman pria yang berbeda-beda, tetapi Yessy tidak mempermasalahkannya. Ia adalah seorang perempuan yang tidak menyukai komitmen.
Berbeda dengan Camelia, dia adalah yang paling cantik di antara mereka semua. Camelia adalah keturunan Belanda dari ibunya dan ayahnya adalah seorang jurnalis asli Indonesia. Usianya satu tahun lebih tua daripada Yessy dan Fatima. Ia memiliki rambut panjang yang berwarna coklat dan bergelombang. Hobinya merokok sama dengan Yessy dan Fatima. Dia tidak terlalu tertarik dengan berdandan. Biasanya ia hanya menggunakan sedikit bedak di wajahnya. Namun, karakter perempuan Belanda dalam dirinya tampak kuat dalam penampilannya. Ia terlihat seperti orang barat, sering mengenakan jeans dan atasan yang sedikit terbuka. Meskipun begitu, ia fasih berbahasa Indonesia dan memiliki suara yang cempreng seperti tokoh kartun ‘chipmunks’ ketika marah. Sekali ia marah, mereka tidak dapat menahan tawa sambil mengumpat. Fatima sering membela Camelia jika ada yang menertawakannya.Di kantor, ia juga dikenal sebagai perempuan yang tegas dan memaksakan kemauannya. Karyawan di kantor tersebut kadang-kadang enggan berdiskusi dengan Camelia.
Sedangkan Fatima sendiri, ia adalah seorang wanita cantik seumuran dengan Yessy. Ia belum menikah seperti yang lainnya, namun ia hampir meresmikan hubungannya dengan kekasihnya beberapa tahun yang lalu, namun tidak disetujui oleh orangtuanya. Hal itu membuatnya sering pergi bersama mantan kekasihnya tanpa diketahui oleh kedua orangtuanya. Fatima memiliki rambut hitam panjang, wajah yang rupawan khas Indonesia, dan tubuh yang menawan dengan tinggi 160 sentimeter. Ia suka mengenakan rok berwarna cerah. Namun, di balik penampilannya yang menggoda, ia adalah otak di balik permainan politik di antara mereka bertiga di kantor.
Ia sering dimanfaatkan oleh Bu Blenda untuk bertemu dengan pengusaha dan pejabat untuk mencari sponsor, tetapi Fatima menyadari hal itu. Ia memanfaatkan kepercayaan Bu Blenda untuk menjatuhkan rekan kerja yang berseberangan atau memanfaatkan rekan kerja lain untuk tujuan tertentu, termasuk Ra Nuh. Fatima menganggap Ra Nuh sebagai anak baru pintar dan pekerja keras yang akan memudahkan pekerjaan dan bisa dimanfaatkan untuk tujuan tertentu. Namun, Ra Nuh tidak menyadari hal tersebut.
Setelah karya Fatima, yang awalnya adalah ide dari tulisan Ra Nuh, dan naskahnya juga dibuat oleh Ra Nuh, merajai program radio di Indonesia, hubungan mereka bertiga semakin renggang. Tapi pada suatu ketika, Fatima mendekat kembali kepada mereka berdua dan menjelaskan rencana busuknya.
"Anak ini pintar, saya telah menggali isi kepalanya dalam sekali dan banyak ide kreatif bagus yang saya tolak," kata Fatima sambil menjelaskan kepada Yessy dan Camelia.
"Kenapa tidak dibakar saja sekalian?" ujar Yessy.
"Ya, betul Fatima, apakah kamu tidak menyadari bahwa dia ini masih junior?" kata Camelia menimpali.
"Tenang, dia telah mempercayai saya. Jika saya menyuruhnya tidur di lantai, pasti akan dia lakukan... hahaha... Tulisan-tulisannya bagus, saya akui. Saya memanfaatkannya untuk bisa meringankan beban kerja kita," kata Fatima menjelaskan rencananya.
Yessy dan Camelia saling berpandangan dan tersenyum licik. Ide-ide liar dan jahat langsung muncul dalam pikiran mereka, dengan memanfaatkan Ra Nuh sebagai budak mereka. Mereka merencanakan situasi yang akan membuat Ra Nuh merasa tersanjung, dengan mengajaknya makan siang bersama, berbincang-bincang, dan bahkan berlibur bersama. Ra Nuh pun terbuai dan tanpa sadar banyak pekerjaan yang sebenarnya bukan menjadi tanggung jawabnya yang ia kerjakan. Mulai dari permintaan tolong dari Camelia untuk membuatkan naskah program musik baru, hingga tugas-tugas yang tidak profesional juga dijadikan rutinitas bagi Ra Nuh.
"Ra Nuh, kopi enakmu mana?" tanya Yessy dengan nada bersahabat.
"Oh iya, seperti kemarin-kemarin kan?" jawab Ra Nuh.
"Iya dong, kamu lupa ya?" tanya Yessy kembali, tetap dengan nada lembut yang bersahabat.
Camelia dan Fatima hanya memperhatikan dari meja kerja masing-masing. Fatima juga memperhatikan raut wajah Ra Nuh yang mulai mempertanyakan mengapa dia harus membuat kopi untuk Yessy setiap pagi. Namun, demi kedekatannya dengan para senior untuk belajar, dia tidak mempermasalahkannya. Ra Nuh beranjak menuju dapur untuk membuat kopi Yessy, tetapi terhenti karena Camelia memanggilnya.
"Nuh, saya juga perlu berdiskusi kreatif denganmu setelah kamu membuat kopi. Bu Blenda meminta ini diketik ulang 3 rangkap, dia mengharapkan selesai siang," kata Camelia kepada Ra Nuh, yang merupakan pekerjaan Camelia.
"Diskusi kreatif atau mengetik ulang?" tanya Ra Nuh kebingungan.
"Mulailah dengan mengetik ulang dulu ya, sayang. Bu Blenda sudah menunggunya," balas Camelia.
Ra Nuh melanjutkan langkahnya ke dapur dengan perasaan lesu. Dia mulai merasa menjadi budak Fatima, Yessy, dan Camelia. Namun, dia juga sadar bahwa dia telah menyetujuinya saat mereka semakin akrab sebagai teman. Bulan demi bulan, Ra Nuh menjalani hari-harinya dengan beban pekerjaan yang semakin bertambah. Mulai dari Fatima yang menjadi atasan langsungnya, ditambah dengan tugas dan perintah dari Yessy dan Camelia. Kualitas program Radio Studio/4 pun semakin menurun. Sandiwara radio 'Cinta di Simpang Tiga Ubud' tidak lagi menarik, dan ceritanya semakin membosankan.
Hal ini membuat Bu Blenda memberikan teguran keras kepada Fatima dan meminta para produser bekerja keras untuk menghasilkan program baru yang dapat menyelamatkan radio tersebut. Bu Blenda bahkan memberikan ultimatum bahwa dia akan mengganti seluruh tim produser jika tidak ada perbaikan dalam produksi program radio.
Situasi ini menjadi mimpi buruk bagi ketiga produser radio itu. Fatima mulai mencari-cari kesalahan Ra Nuh sebagai penyebab buruknya kualitas sandiwara radio 'Cinta di Simpang Tiga Ubud'. Fatima marah besar dan tidak hanya Ra Nuh yang menjadi sasaran, tetapi juga bagian pemasaran dan teknik yang menjadi bulan-bulanan Fatima. Yessy dan Camelia juga turut menekan Ra Nuh dalam waktu yang sama. Karena tanpa sadar tim produser memberi banyak program untuk dikerjakan Ra Nuh. Bahkan, mereka menuduh Ra Nuh sebagai penyebab kekacauan dalam produksi radio tersebut. Departemen lain juga terdampak dari kepanikan tim produser.
Hari demi hari, siaran radio menjadi semakin memburuk. Hubungan kerja di kantor radio semakin berantakan. Pesanan iklan banyak yang membatalkan kontrak. Dan Bu Blenda pun terpaksa mengurangi karyawan. Karena tidak adanya pemasukan keuangan dari iklan. Ditambah sikap para produser yang meremehkan departemen lain dan mengintimidasi karyawan lain membuat mereka semakin tidak nyaman bekerja dengan Fatima, Yessy, dan Camelia. Perpecahan antar bagian pun terjadi. Tim produser dianggap sebagai biang keladi kekacauan ini oleh semua karyawan, hingga mereka memberi julukan "Trio Demit" dari karyawan lain. Yang memproduksi malapetaka di stasiun Radio Studio/4 sampai hancur.