Contents
LENTERA
PROLOGUE
LENTERA begitu orang-orang memanggilnya. Paras cantik menawan, senyum manis rupawan bak bidadari dari kayangan, serta tutur kata lembut nan menenangkan. Lentera Kaluela lengkapnya, lahir di Jakarta, 28 Desember 2006. Kini t’lah tumbuh menjadi gadis penuh bahagia dan cinta dalam hidupnya. Gurat senyum manis tak pernah lepas dari wajahnya, pula semangat penuh candu dalam tawa tak pernah pudar.
Pandangan memuja, selalu melekat pada sosok gadis yang digadang-gadang malaikat sekolah. Pandangan penuh bangga, turut melekat pada sosok gadis yang menjadi pujaan sekolah, berkat bakat yang penuh harga.
Mulanya dari sekolah dasar yang menjadi saksi, berlomba-lomba para siswa laki-laki ‘tuk meraih hati gadis cantik. Namun, usaha percuma bila dilakukan. Lentera hanya mencintai sosok karakter anime yang turut dicintai remaja pada masanya, Uzumaki Naruto- meski kini t’lah berpaling pada Uzumaki Boruto.
Lagi pula, Farid dan Warna belum mengizinkan Lentera kecil untuk berpacaran. Namun, tak ada larangan untuk anak semata wayang berkawan dengan lawan jenis. Radja Gentala, kerapnya disapa Genta adalah salah satu sahabat Lentera sejak sekolah dasar. Sahabat, benar-benar hanya sahabat bagi Lentera. Cinta monyet, bahkan ia sendiri tak mengerti. Ia hanya mengerti, bagaimana berlari guna meraih prestasi. Dalam benak Lentera, ada impian tinggi yang perlu ia raih. NASA, bagaimana caranya gadis tersebut ingin sekali bekerja di NASA. Baik, anggaplah itu sebuah delusi, tapi ia tidak peduli. Tak ada salahnya untuk mencoba terlebih dahulu, ‘kan?
Hidup sang gadis tentu berkecukupan, sang Ayah adalah seorang dokter bedah syaraf pula pemilik toko alat musik klasik yang menjadi tempat dimana Lentera berlatih alat musik klasik; biola. Sang Ibunda, merupakan seorang designer anak-anak dan pemilik toko aksesoris yang cukup terkenal, “LOVELY DOVEY” namanya. Apapun yang Lentera inginkan selalu terpenuhi, namun gadis itu sedari kecil t’lah mempelajari arti hidup sederhana. Lentera tahu diri, tentu, membalas yang diberikan kedua orang tua dengan menjadi siswa berprestasi, siswa unggulan, dan meraih banyak penghargaan dalam perlombaan bergengsi.
Namun, malang nasib Lentera Kaluela. Rasa sirik orang-orang tentu ada. Yang membuatnya terluka ketika beranjak remaja, tepatnya saat ia duduk dibangku kelas dua sekolah menengah pertama (SMP). Ada luka yang tertanam dalam diri menimbulkan rasa trauma berlebih. Sahabat karib lah yang membuatnya dibenci, mendapat caci dan maki. Bahkan sebab hal tersebut, Lentera terpaksa angkat kaki dari sekolah yang t’lah ia beri banyak medali, sang gadis dianggap merusak citra sekolah yang penuh prestasi. Nasib, tetaplah nasib, kepindahannya ke sekolah baru tak memberi kesempatan sedikit ‘tuk dipandang baik. Berhenti? Mana mungkin, sudah jauh Lentera berlari.
Maka, bagaimana kisah Lentera Kaluela ketika masuk ke masa SMA?