Try new experience
with our app

INSTALL

Say Hi, Bye! 

CHAPTER 3

           Keheningan di kamar rawat Vibi dipecahkan dengan dentuman alat perekam jantung yang terdengar stabil sesekali memelan.Vibi masih terbaring lemah, sementara pria yang ada disebelahnya setia menggenggam tangan Vibi tampak tidak rela Vibi masih memejamkan matanya.Perlahan terdengar, suara alat perekam jantung mulai memelan tergambar juga grafiknya semakin menurun bahkan hampir datar.Pria yang menemani Vibi, terlihat panik.Mata Vibi perlahan terbuka, samar-samar pandangannya melihat pria itu berlari ke ambang pintu untuk memanggil dokter. Mulut Vibi mulai menyebutkan nama seseorang.
“Gilang..”suara dan detak jantung Vibi melemah. Sementara Gilang yang masih panik, tidak begitu mendengar panggilan Vibi.

            Mata Gavin perlahan terbuka, kepalanya terasa sakit seperti ditimpa batu yang cukup besar. Setelah beberapa detik matanya memutar memperhatikan sekitarnya, Ia terbangun. Gavin sadar, Ia sudah ada dilorong Rumah Sakit tempat Vibi dirawat. Isi kepala Gavin penuh dengan berbagai macam pertanyaan yang ketika, langkah kaki Gavin terhenti diambang pintu kamar rawat Vibi dengan mata tajam yang tertuju pada pemandangan yang mengiris hatinya, detak jatung Vibi yang seketika berhenti.Tangis Gilang pecah, menggoyangkan tubuh Vibi yang tak juga sadar.
“Bi, bangun Bi..aku sayang kamu. Aku gak mau kehilangan kamu Bi. Bangun..”Terdengar ucapan Gilang yang membuat pikiran Gavin semakin penuh.Pemandangan Gavin berputar, kata-kata Gilang terngiang melambat ditelinga Gavin.Gavin jatuh.

***