Try new experience
with our app

INSTALL

Contents

Selingkuh yuk 

Romantis

"Rain hentikan!! " pinta Awan yang sudah lelah tertawa di atas tempat tidur. Tapi Rain terus megalitik i perut Awan membuat wanita itu ngos-ngosan.


"Aku mohon hentikan Rain. Aku lelah!! " ucapnya lagi.


"Oke... Oke sayang. Aku berhenti. " Rain menatap istrinya yang sudah kelelahan. Ini satu minggu sudah pernikahan mereka lalui.


"Tau gak apa yang buat aku bahagia sama kamu? " tanya Rain memecahkan keheningan yang sempat terjadi.


"Gau tau, " polos Awan


"Aku serius nanya sayang! " Rain menopang kepalanya dengan tangan menatap Awan sang istri.


"Aku memang gak tau. Gimana sih!! " terkekeh sedikit mengerjai suaminya itu.


Rain menatap awan tajam. Sementara yang di tatap menutup mulutnya dan menguncinya dengan gerakan tangan agar Rain tidak marah.


"Ada apa sayang. Katakan kenapa kau memilih ku? "


Tatapan Rain yang tajam melunak. Di turunkan wajahnya dari tangan mendekati wajah Awan sehingga jarak mereka hanya dua centi. Bahkan bernafas saja sampai terasa ke wajah masing-masing.


Rain semakin mendekat. Sementara awan menutup matanya.


Cup!!!


Satu kecupan mendarat di bibir Awan. Rain segera menjauhkan wajahnya sambil menatap Awan.


"Karena aku mencintaimu mu. Sangat mencintai mu! " berkata lirih dan jujur.


Awan yang masih mematung menatap Rain begitu dalam. Tanpa terasa air matanya mengalir. Dia memeluk tubuh Rain kuat dan sangat erat sambil berkata. "Aku juga mencintai mu Rain. Sangat mencintai mu! "


Rain mengangkat dagu istrinya yang berada di dadanya. Menghapus air mata Awan dengan kedua tangannya. Lalu matanya menatap bibir Awan yang merekah. Rain mendekatkan bibirnya dan mereka saling memungut satu sama lain.


Pergulatan romantis yang biasa mereka lakukan terjadi malam itu lagi. Ini entah sudah keberapa kali mereka melakukannya. Awan yang berada di bawah tubuh Rain mendesah saat Rain mulai memompa. Keringat keduanya membanjiri tubuh. Dan keduanya terkulai lemas saat mencapai puncak masing-masing.


***


"Sayang, baju aku mana? " teriak Rain dari kamar mereka.


"Di tempat tidur sayang. Tadi udah aku letakin di sana! " balas Awan yang berada di dapur ikut berteriak.


"Kolor sama singlet aku gak kamu siapin?! "


"Sayang!!! "


Awan terpaksa menunda masakannya yang sebentar lagi akan mateng karena teriakan suaminya. Setelah satu minggu menikah Awan melakukan itu semua. Dia iklas karena ia sangat senang kalau suaminya Rain melibatkannya dalam hal kecil baik itu hanya menyiapkan kolor dan singlet saja.


"Bentar ya sayang aku ambilin.. "


Awan berjalan kearah walk in closet. Membuka laci dan mengeluarkan kolor dan singlet suaminya dari sana. Tapi saat berdiri dua tangan telah melingkar di pinggang nya. Perlahan tangan itu naik keatas menyentuh dua gundukan milik Awan yang lumayan besar.


"Mas.... Tangannya, "


Ingin sekali Awan menampar tangan jahil milik suaminya itu. Tetapi sangat tidak mungkin. Dia bisa di cap sebagai istri durhaka.


"Ingat ya mas, mas itu mau kerja! "


Berulah Rain melepaskan tangannya. Tapi tidak berhenti di situ. Sebelum pergi Rain meremas bokong istrinya membuat Awan berteriak.


"Mas Rain... Jangan masum!! "


***


"Pak hari ini kita kedatangan sekretaris bapak yang baru! " salah satu staf kepercayaan Rain menghampiri.


"Semua sesuai dengan kualifikasi yang saya minta kan Dian? "


"Iya Pak. Bahkan dia sudah bekerja lima tahun lamanya sebagai sekretaris di perusahaan yang lama. " Dian menjawab mantap.


"Bagus. Segera urus saya mau dia masuk dengan cepat di sini!,"


"Baik Pak! "


Suasana di luar sangat cerah. Matahari bahkan bersinar sangat tinggi. Rain sedang menelpon istrinya. Mereka melakukan bodoamat call.


"Sayang aku rindu! " ucap Rain lirih seolah sudah berpisah satu tahun lamanya dengan istri nya itu.


"Mas kan baru jumpa tadi di rumah! "


"Iya tapi aku tetap rindu sama kamu sayang. Apalagi kalau lagi ehem... Ehem.. Suara desahan kamu itu buat mas gak tahan sayang! "


Sungguh Awan ingin menghilang juga saat itu juga. Wajahnya sudah memerah bak kepiting rebus di tambah saus tomat. Tapi tidak mungkin dia meninggalkan suami tampanya begitu saja. Bisa jadi dia rugi.


"Kan nanti malam bisa mas... " dengan wajah memerah Awan mengucapkan itu.


Semenjak bersama dengan Rain, Awan jauh lebih banyak berubah. Dia jadi banyak bicara, ramah, bahkan terlihat sangat bahagia. Cinta Rain pada Awan telah merubah es yang ada pada diri gadis itu menjadi cair.


"Janji ya. "


"Iya mas. "


Tok...


Tok...


Tok...


"Sayang udah dulu ya. Mas mau kerja. "


"Iya semangat ayang. I love you. "


"Love you to. "


Sambung telepon mati. Rain tersenyum menatap ponselnya sebelum meletakkan di atas meja di tepat di samping tangannya.


"Masuk!! " kini Rain yang tegas dan berwibawa kembali lagi.


Setelah ucapan itu Dian beserta wanita yang sangat cantik masuk ke dalam ruangan Rain. Dan Dian langsung memperkenalkan wanita itu kepada Rain yang ternyata sekretaris baru Rain. Setelah semua selasai Dian meninggalkan mereka berdua di sana. Karena Dian masih harus mengurus pekerjaan lainnya.


Rain menetap sekretaris barunya dengan tatapan aneh. Tapi mencoba profesional Rain menyurunya duduk. Untuk berbicara.


"Perkenalkan diri kamu! " kata Rain dingin.


"Saya Anggita avita Joana pak. Biasanya di panggil Joana. Tapi terserah bapak mau manggil saya siapa. Anggita juga gak papa atau Avita. Atau mungkin sama dengan orang terdekat saya Jo--"


"Saya bukan orang terdekat kamu. Anggita. Saya memanggil kamu Anggita. Apa ada masalah? " tanya Rain.


"G-gak ada pak! " kepala Anggita Menunduk



"Hmm.. Bagus. Dari pengalaman kamu sudah lima tahun bekerja sebagai sekertaris. Apa kamu sudah paham pekerjaan di sini Anggita? "


"Sudah pak. Bu Amira telah menjelaskan kepada saya. "


"Bagus karena mulai hari ini kamu akan bekerja di sini. Silahkan temui kembali Amira dan segera urus semua berkas kamu. Mulai hari ini kamu jadi sekretaris saya! "


"Baik Pak. Terimakasih. Saya permisi! "