Contents
Tiba-Tiba Sah
Kurang Fokus
Makanan sudah tersaji lengkap di meja makan, bu Soleha selalu siap untuk kebutuhan anak semata wayangnya itu. Makanannya harus memiliki nilai gizi yang tinggi, bu Soleha belajar dari sosial media yang setiap hari ia kunjungi, demi menyajikan yang terbaik untuk Wira.
“ Bu, Wira hari ini lembur, pulang agak malem kayaknya” pamit Wira kepada bu Soleha
“ Iya, Eh tapi jangan lupa lho_” belum selesai mengucapkan kalimat, gawainya berdering tanda seseorang dari sebrang suara menghubungi bu Soleha, terlihat tulisan bu Peri di layarnya dan bu Soleha segera mengangkatnya, dan menatapkan senyum ke Wira untuk izin ke kamar.
“ bu Peri Siapa ya, Aneh ibuk ngasih nama bu peri” gumam Wira sambil menyendok daging ayam yang terlihat sangat lezat.
“ sudah bu?” tanya Wira saat bu Soleha keluar dari Kamar
“ udah dong, Wir nanti ibu mau ke butik kalo sempet biar ibu antar makan siang kamu, nanti lembur kan?”
“ Ibu mau ngapain ke butik?, ibu mau kerja lagi” tanya Wira dengan ekspresi khawatir.
Semenjak Wira mendapatkan pekerjaan dan karirnya terus meningkat, ia menyuruh ibunya agar keluar dari butik. Ia tak mau jika ibunya terus bekerja mengingat umurnya yang semakin rentan kelelahan.
“ Nggak, ibu kangen aja sama bos ibu, sama mau liat-liat baju disana siapa tau ibu pengen terus mau beli” ujar bu Soleha tersenyum
“ Ohhh iya deh, ibu kalo mau beli apa-apa bilang ke Wira kalo kurang biar Wira tambahin uangnya”
“ Iya dennn”
Mereka terlihat sangat serasi antara ibu dan anak, tidak ada jarak, sangat dekat. Ibu Soleha yang sudah berumur tetap menghargai anaknya begitu pula sebaliknya Wira sangat akrab namun tetap menunjukkan rasa hormat dan sopan.
>>>
“ Ehhhh pa kabar bro” tepukan pundak Yanto membuat Wira sangat kaget, karena fokusnya mengatur jadwal untuk rekan-rekan kerjanya.
“ lho lagi bikin apa ?” tanya Yanto sembari menyusun meja kerjanya.
“ ini lagi bikin jadwal, lo ada request cuti gak?, bulan ini gue kasih cuti masing-masing” kata Wira ke Yanto yang mulai membuka laptop.
“ Gue pikir dulu ya, soalnya gue juga mau klop in dulu sama jadwal cewek gue”
“ tapi jangan lama-lama ya bro, gue tunggu sampe jam makan siang nanti ya, soalnya yang lain udah pada fix” jelas Wira.
“ siaaapp bos”
Sudah sekitar 2 jam mata Wira tetap tertuju pada laptop di mejanya, sampai-sampai tak sadar jam makan siang sudah hampir terlewat, bahkan Yanto yang biasanya menemaninya makan siang tak ia kutik pada mengajaknya. Hari itu benar-benar hectic untuk pekerjaannya, banyak orderan yang harus ia selesaikan pada hari itu juga, terpaksa jam makan siangnya ia campur adukkan dengan masalah pekerjaan di kantornya. Tiba-tiba terlintas tentang perjanjajian meetingnya bersama PT. Sutra Jaya, ia masih belum memikirkan kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan pertemuan itu.
“kriinggg, kriiinggg, kriiinggg”
“Hallo, Wira Disini” sambil mengetik Wira mengangkat gagang telfonnya, saking kerepotannya dia.
“Hallo Wira, ini pak Aga”
Seketika matanya terbelalak, dan memeperbaiki posisi duduknya.
“I II ii iya pak, ada yang bisa saya bantu?” jawabnya terbata
“Kamu sudah atur jadwal pertemuan dengan PT.Sutra ?” tanya pak Aga
“Mak maksud pk Aga?”
Wira sempat ragu untuk menjawab pertanyaan pak Aga yang sangat mendadak baginya, untuk pertama kali ia teledor dengan masalah pekerjaan. Pikirnya mungkin karena benaknnya hari-hari ini mengerucut pada masalah pertanyaan ibunya tentang seorang menantu.
“Hallo Wira,masih disitu?” tanya pak aga
belum sempat menjawab telpon sudah terputus.
THINGG
“Wira tolong keruangan saya”