Contents
TERKA
Kabar Mengejutkan
Siang ini kantor PT.Makan Yuk begitu riuh dengan wartawan kantor berita, mereka ingin mencari informasi mengenai kejadian di temukannya salah satu staff yang gantung diri di depan ruangan CEO pagi tadi. Aldebaran selaku CEO, adalah orang yang paling ditunggu mereka untuk memberikan keterangan kepada publik.
Aldebaran sendiri belum bisa menemui kerumunan orang-orang berkamera itu, karena ia masih sangat shock. Bagaimana tidak orang yang paling tahu tentang dirinya, yang mengatur semua jadwal hingga jam makannya, yaitu Elsa asissten pribadinya telah kembali kepada sang ilahi. Ia sendiri bingung apa yang sebenarnya dialami oleh Elsa, hingga dia melakukan tidakan bunuh diri, didepan ruangan bosnya.
“pak ini minumnya” ucap seorang office boy memberikan air mineral kepada Al, yang sedang duduk termenung di kursi kebesarannya.
“terima kasih..”
“sama-sama, bapak mau sekalian saya belikan makan atau apa?” tanya office boy
“Nggak perlu, kamu bilang aja ke security, untuk membubarkan wartawan yang ada di depan” perintah Al
“Baik pak”
Al enggan untuk memberikan keterangan apapun mengenai hal ini, pasalnya ia tidak tahu soal apapun. Begitu ia datang pagi tadi polisi dan staff lain sudah berkerumun didepan ruangannya. Dengan pandangan bertanya-tanya ia memandang forto profil Elsa, orang yang paling sering menghubungi dia. Tanda tanya besar tergambar besar di otakknya, ada apa sebenarnya, apakah hari ini mimpi, atau sebenarnya ia masih tidur.
Elsa terakhir menghubungi dia jam 8 malam kemarin, untuk memberitahu semua jadwal yang akan ia kerjakan besok. Memang tidak biasanya Elsa memberitahu soal jadwalnya di hari sebelumnya, Elsa selalu memberitahukan tentang semua kegiatannya satu hari di pagi setelah ia sampai dan duduk di kantor.Pikir Al, kenapa ia tidak merasa curiga dengan pesan Elsa kemarin.
Setelah bergelut dengan pikirannya selama jam makan siang, ia harus melanjutkan pekerjaannya hari ini tanpa arahan dari Elsa. Ia juga meliburkan staff hari ini karena suasana duka yang dirasakan seluruh karyawan. Al juga berpikir untuk segera mencari pengganti Elsa untuk membantu segala jadwalnya, karena Al memang tipe laki-laki yang kurang disiplin, sebelum Ayahnya memberikan ia assisten pribadi untuknya.
Al yang sekarang sudah berumur 29 masih enggan untuk menjalin hubungan percintaan dengan wanita manapun, ia masih ingin fokus untuk mempertahankan perusahaan keluarganya itu yang sudah berumur 48 tahun, didirikan oleh kakeknya Hermawan. Setelah ayahnya meninggal 1 tahun yang lalu, kursi CEO langsung di pegang kendali Al karna ia memang cucu laki-laki pertama, sedangkan adik satu-satunya Michelle lebih senang bergelut dengan dunia kedokteran.
“kringgg, kringggg”
Terlihat tulisan Chelle di layar handphone yang berdering.
“Hallo, kenapa?”
“Kak, loe baik-baik aja kan?, tadi aku liat beritanya” ungkap Michelle dari balik telepon
“yup!” Al menahan tangis
“Ehmm kakak nggak papa kan?, mau aku jemput?, kita makan siang bareng.” ajak Michelle berusaha menenangkan Al yang masih terdiam menahan sesak.
“Maaf El kakak sudah makan, kamu makan aja sama temen-temen kamu ya” Ujar Al berbohong lalu mematikan telponnya.
<<<
Kemarin sore
“Pak Al, besok jangan lupa ada acara grand opening di Palembang, untuk link video call sudah saya siapkan di email bapak” kata Elsa sebelum meninggalkan Al
“Heem Okeyy makasih” jawab Al menghadap PC di meja
"Elsa" panggil Al sebelum Elsa mulai membuka pintu
"Maaf, pak saya mau pulang cepat hari ini” tangkas Elsa langsung keluar dari ruangan
“hem! Padahal aku belum ngomong” gumam Al sendiri
Hari ini memang pekerjaan sangat padat sehinggal Al dan Elsa harus pulang sedikit terlambat. Namun entah kenapa Elsa buru buru meninggalkan Al yang notabene adalah bosnya. Al sendiri tidak mempermasalahkan hal itu karena memang tugas Elsa hari ini sudah selesai.
>>>
Memang benar, baru sehari saja pekerjaannya tanpa Elsa sangat kelabakan. Hal ini membuat Al sangat kerepotan. Pekerjaan menerima telpon dari klien, bahkan telpon dari luar yang entah siapa itu juga ia terima.
Banyak telpon masuk hari ini, terutama kolega-kolega yng mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya assisten Al. Karena ia merasa sangat kerepotan, pikirnya lebih baik ia mencari pengganti Elsa. Al akan menerima resiko apapun, entah itu omongan orang yang tidak baik atau bahkan yang akan berdampak kepada bisnisnya.
Kantor hari ini terlihat sepi, hanya ada beberapa staff yang rela masuk meskipun seorang CEO memberikan kelonggaran untuk libur. Al berkeliling ke area staff, yang biasanya ia di temani oleh Elsa, sekarang ia hanya berjalan sendiri, celingak-celinguk kearah layar komputer yang menyala.
“Selamat Sore pak Al..” sapa staffnya
Bilik bertuliskan Finnace dengan layar PC dan beberapa kalkulator berjejer di meja salah satu yang terisi orang hari ini. Lampu masih menyala menandakan ada orang di dalam ruang berpintu kaca itu. Al pun mulai mengetuk.
“Permisi..” ucap Al memasuki ruangan
“Eh Pak Al selamat sore..ada yng bisa di bantu?” ucap seorang cowok berkemeja garis biru
Didalam ruangan itu hanya ada dua orang staff, sosok perempuan berambut sebahu sedang duduk di balik layar PC, mungkin wajahnya tidak terlihat oleh Al tapi Al tahu kerutan yang sedikit terlihat menandakan bahwa perempuan itu sedang fokus dalam pekerjaan.
“Ohh nggak papa, saya cuma lihat-lihat.. kalian belum pulang hari ini?” tanya Al pada cowok di situ
“Oh belum pak, masih ada beberapa yang harus diselesaikan” jelasnya
“Riffkiii siapa itu?” tanya perempuan dibalik PC
“INI BU.. PAK AL” teriak Rifki
Sontak perempuan itu berdiri ketika mendengar nama Al disebut oleh Rifki.
“Eh pak Al, iya pak ada yang bisa dibantu?” tanya perempuan berkemeja patern vintange
“Hmmm nggak santai aja, saya cuma pengen liat-liat” jawab Al
“Ohhh iya, pak duduk dulu” Rifki mempersilakan duduk
“Thank you”
“Nama kamu siapa?” tanya Al ke Rifki
“Saya Rifki pak, anak magang terkece tahun ini” Rifki mempernalkan diri dengan pede
“Rifki!” kata perempuan itu
“Nggak papa saya suka gaya kamu, kamu Andin benar?” kata Al
“Iya pak, ini bu Andin atasan saya yang super baik” sela Rifki
“Hee iya pak saya Andin” jawab Andin melirik Rifki
“Andin kamu tahu, orang HR kemana?” tanya Al
“Ehmmm sepertinya pulang pak, kan tadi bapak suruh pulang semua staff” jawab Andin
Al pun baru ingat, ia meliburkan staff hari ini. Ia juga bingung kenapa perempuan yang sekarang duduk didepannya itu tidak ikut libur belasungkawa hari ini.
“Terus kalian nggak ikut libur?” tanya Al
“Nggak pak, kita kan kan kerjaannya laporan hasil uang tiap hari mana bisa libur” pungkas Rifki sambil menyusun kertas-kertas disebelah meja Andin.
“Rifki…!” kata Andin membulatkan matanya.
“Kamu bisa carikan saya assisten baru Andin?” tanya Al tiba-tiba
Mereka berdua kaget mendengar pertanyaan Al yang begitu mengagetkan. Pasalnya Elsa baru saja pergi, rasanya tidak etis jika Al mencari pengganti Elsa secepat ini.
“Ehmm baik pak nanti saya usahakan dan diskusi dengan HR” jawab Andin sebagai bawahan yang harus patuh.
“Pak Al..gak bisa.._” ucap Rifki yang terhenti karena mulutnya dibungkam Andin.
“Iya pak bisa, ada yang bisa saya bantu lagi?” kata Andin masih membungkam mulut Rifki
“Oh nggak ada, okey saya keluar dulu. Kalian jangan pulang malam-malam ya, hati-hati” saran Al lalu meninggalkan ruangan itu.