Contents
Misteri kelas IPA
4. Rifki, Siswa misterius
Pagi ini Michelle tidak ingin terlambat kembali ke sekolah. Dia sengaja bangun awal sekali dan berangkat sangat pagi, selain untuk menghindari kemacetan, dia juga ingin memastikan kembali apakah sosok Rifki itu benar adanya atau hanya halusinasi semata.
Dia ingin kembali ke tempat pertama ketemu Rifki dan menanyakan tukang parkir disana yang kemarin sepertinya menyaksikan kejadian dirinya yang hampir tertabrak.
Setelah sarapan dan berpamitan dengan ibunya, Michelle berlari menuju ke tempat itu namun ia sungguh kecewa karena katanya tukang parkir yang kemarin bertugas terkena serangan jantung dan meninggal kemarin sore.
Dia pun naik taksi dengan lemas menuju sekolah dan sampai dengan cepat karena jalanan yang masih sangat lengang.
"Percuma gue berangkat pagi buta." Gerutu Michelle sambil berjalan masuk kedalam kelasnya.
"Belum ada yang dateng ya." Michelle duduk di bangkunya.
Saat sedang melamun, tiba-tiba ada sosok yang tak asing duduk disampingnya.
Michelle terperanjat kaget hingga hampir terjatuh ke samping.
"Astaga, loe ngagetin gue." Teriak Michelle kepada perempuan yang ternyata adalah sosok hantu yang kemarin menghampiri Michelle.
"Maaf." Ucapnya sambil tersenyum.
"Ga usah senyum-senyum. Serem tau." Keluh Michelle.
"Maaf." Dia cemberut.
"Loe kemaren kenapa ngilang, katanya mau minta bantuan gue." Kali ini Michelle berbisik karena takut ada yang tiba-tiba datang.
"Aku sibuk." Jelasnya.
Michelle tertawa terbahak-bahak mendengar penjelasan si hantu.
"Loe itu hantu, sibuk ngapain emang." Michelle hendak memukul lengan sosok itu namun tak bisa. Dia lupa kalau hantu tidak bisa ia sentuh.
"Hantu juga seperti manusia. Ada urusan." Dia melihat Michelle tajam yang membuat Michelle ketakutan dan langsung berhenti tertawa.
"Jangan ngambek gitu dong, takut gue." Michelle cemberut. "Oh ya, loe pasti udah tau nama gue tapi gue belum tau nama loe." Lanjutnya.
"Nama aku Laura." Dia menatap lurus ke depan.
"Chell, loe udah dateng?" Tiba-tiba Rara datang mengagetkan Michelle.
"Eh Ra. Iya nih gue ga mau telat kaya kemaren." Michelle menengok ke samping dan Laura sudah tidak ada lagi disana. Michelle pun menghela nafas panjang.
"Ada apa Chell loe nengok ke bangku gue." Rara berjalam perlahan menghampiri Michelle.
"Ga ada apa apa koq Ra." Michelle mencoba tersenyum.
"Beneran? Gue mau duduk jadi takut ah." Rara bergidik ngeri.
"Beneran ga ada apa apa, aman Rara."
"Bener nih, gue duduk ga ada yang akan terjadi kan?"
"Ya ampun Ra, paranoid banget sih."
Rara tertawa kemudian duduk di samping Michelle.
Siswa pun satu persatu mulai berdatangan, dan tak lama kemudian bel masuk pun bunyi. Pelajaran pertama di mulai namun Michelle merasa terganggu dengan kehadiran Laura yang berdiri memperhatikan di ambang pintu.
"Chell, loe ga pa pa?" Tanya Rara yang melihat Michelle tidak fokus dan gelisah.
"Ga pa pa." Jawab Michelle.
"Trus loe kenapa liat ke pintu terus?" Tanya Rara lagi.
"Ntar kalo gue ngomong, loe ketakutan lagi." Jelas Michelle sambil tersenyum.
"Emmm, gue ga mau nanya kalau gitu ah." Rara bergidik dan langsung tertunduk ketakutan.
"Tenang Ra, dia baik koq." Michelle tertawa pelan karena takut kedengaran guru.
"Sebaik-baiknya hantu tetap nakutin tau." Keluh Rara.
***
Tak terasa bel istirahat berbunyi, semua siswa berbondong-bondong menuju ke kantin begitu pun dengan Michelle dan Rara.
Diperjalanan menuju kantin, mereka mendengar siswa lain bergosip ria.
Karena penasaran, Michelle pun bertanya kepada salah satu siswa.
"Ada apa ya?" Tanya Michelle.
"Itu di kelas IPS 3 ada murid baru. Ganteng." Jawab nya sambil tersenyum.
"Ohh. Kirain apa. Thanks ya." Ucap Michelle sambil berjalan kembali menuju kantin.
"Seganteng apa sih murid baru itu sampai jadi perbincangan hangat gitu." Celetuk Rara.
"Entahlah Ra."
Sesampainya dikantin, mereka memesan makanan kemudian memakannya sambil sedikit bersenda gurau.
"Kebiasaan deh kalian ninggalin gue. Mentang-mentang ga sebangku." Tiba-tiba Tasya datang sambil membawa semangkuk bakso dan satu cup minuman dingin.
"Sorry sorry Sya, abisnya tadi kita liat loe lagi asyik ngobrol sama Rosa. Kirain ga bakalan kantin." Rara tersenyum malu.
"Ihhh." Tasya cemberut.
Ketika sedang asyik makan sambil ngobrol, tiba-tiba siswa lain berteriak histeris saat seorang pria berjalan menuju kantin.
Michelle menengok ke arah pria tersebut dan alangkah terkejutnya karena ternyata pria itu adalah Rifki yang kemarin bertemu dengannya.
"Rifkiii." Teriak Michelle ke arah pria itu sambil melambaikan tangan.
Rifki pun berjalan menghampiri Michelle.
"Ya, loe panggil gue." Ucap Rifki kebingungan.
"Kita ketemu kan kemaren?" Tanya Michelle antusias.
"Sorry, gue baru pertama liat loe." Rifki masih terlihat kebingungan.
"Kemaren pagi loe nolongin gue saat gue akan tertabrak, trus pas sore juga loe nolongin gue dari bis hantu."
"Loe mimpi ya. Gue aja baru sampai jakarta malam tadi. Ga mungkin pagi dan sore gue ketemu loe."
"Tapii."
"Bilang aja kalau mau kenalan, ga usah bikin drama." Ucap Rifki sambil melengos pergi meninggalkan Michelle.
"Chell, dia yang loe omongin kemaren?" Tanya Rara.
"Iya Ra. Tapi koq dia ga ngenalim gue ya." Michelle merasa ada sesuatu yang aneh dari Rifki.
"Apa sih, gue ketinggalan berita apa." Tasya kebingungan.
"Ceritanya panjang Sya." Ucap Rara.
"Ga pa pa, gue banyak waktu koq buat dengerinnya." Tasya tersenyum ceria.
"Tapi sayangnya gue yang ga punya banyak waktu buat ceritain." Rara tertawa.
"Ihh kalian." Tasya cemberut kemudian tertawa.
***
Pulang sekolah, Michelle berdiri di gerbang sekolah menunggu Rifki karena masih penasaran apakah dia hanya pura-pura tidak mengenalku atau memang bukan dia.
"Gue duluan Chell." Ucap Rara sambil melambaikan tangannya.
"Oke." Michelle membalas lambaian tangannya.
Tak lama kemudian Rifki dengan sepeda motor nya hendak melintasi gerbang namun Michelle dengan cepat menghalangi hingga Rifki harus mengerem darurat.
"Hey, loe udah bosen idup yah." Teriak Rifki kesal.
"Loe yang ga hati-hati." Elak Michelle.
"Jelas-jelas loe dengan sengaja ngehalangi jalan gue." Rifki turun dari motornya dann menghampiri Michelle dengan kesal.
"Masa." Michelle pura-pura tidak tahu.
"Mau loe apa sih?" Rifki mendekatkan wajahnya ke wajah Michelle dan menatapnya dengan tatapan yang amat sangat tajam hingga menusuk sampai ke hati Michelle.
"Gue hanya penasaran aja." Michelle gelagapan dan sedikit salah tingkah.
"Penasaran apa lagi sih. Udah gue bilang kan tadi kalau hari ini adalah hari pertama gue ketemu loe dan semalem gue baru aja sampai di Jakarta jadi gimana ceritanya kemaren pagi atau sore loe ketemu gue." Tegas Rifki panjang lebar berharap Michelle akan mengerti dan tidak mengganggunya lagi.
"Gue kan,,, " Michelle menundukan wajahnya.
"Oke, gue maafin loe kali ini. Tapi lain kali kalo loe ganggu gue lagi dengan pernyataan yang sama, gue akan lupa kalau loe cewe." Rifki kembali menuju motornya dan pergi meninggalkan Michelle yang terlihat sedih.
***