Try new experience
with our app

INSTALL

TERKA 

Elsa dan Rumah Sakit

Perjalanan pulang memang membuat Andin stress, apalagi jika ia tidak mendapatkan kursi ketika didalam kereta. Berdesakan dengan orang-orang yang juga pejuang ruapiah di ibu kota, membuat Andin juga menyadari bahwa ia juga bagian dari mereka, yang rela menukar waktu berharganya untuk menghidupi perusahaan-perusahaan, tapi mau bagaimana lagi ia butuh uang untuk sekedar membayar kontrakan dan bertahan hidup dengan ibunya.

 

“Tok Tok Tok”

“Buu.. Andin pulang!” teriak Andin

“YA NAK BUKA AJA IBU GAK KUNCI” teriak seorang dari dalam rumah

 

Andin membuka pintu perlahan, wanita didepan mesin jahit sedang sibuk memasukkan benang ke lubang jarum.

 

“Buuu sini sini!” tawar Andin mendekati ibunya

“Kamu bisa ndin?”

“Bisa dong bu”

“Eh ndin, ibu tadi baca berita katanya tadi ada yang bunuh diri ya di kantor kamu?” tanya Bu Rini

“Iya bu.. itu assistennya bos aku” jelas Andin sambil berusaha memasukkan benang

“Nih! Udah bu” kata Andin

“makasihh. Eh tapi ndin nanti kira-kira jadi serem nggak kantor kamu?” tanya penasaran bu Rini

“Ibu kenapa ngomongnya gitu, doain aja semua baik-baik saja, udah Ndin mau mandi dulu, cape banget”

“iya, kamu nanti makan ya. Ibu udah masakin”

“Makasihh ibuu” mencium pipi ibunya.

 

>>>

 

Suasana makan malam, sudah terlihat siap di keluarga Hermawan. Posisi nenek yang duduk di sisi kanan Al dan Michelle duduk di sisi kiri, membuat Al bisa memandang dua wanita sekaligus keluarga yang tersisa itu.

 

“Al gimana kamu?” tanya nenek Tjandra di tengah makan malam

“gimana apanya nek?” balas Al, sambil fokus menyendok capcay di hadapannya.

“Nenek tau, kamu pasti terpukul banget dengan kejadian tadi pagi”

“Iya nek, kak Al sedih banget sepertinya, tadi aku ajak makan siang bareng dia nggak mau” sela Michelle

“Apaan sih! Sok tau. Tadi tuh kakak sibuk banget. Mana sempet makan siang” jawab Al

“Ehhh sudah, Ell jangan begitu, kamu juga kapa-kan harus bantu kakak kamu di kantor” pinta nek Tjandra

“Tappii nekk, aku kan nggak bisa satu hari pun libur, selama KOAS” jelas Michelle

“Nggak ada tapi-tapi, nenek bisa minta pihak rumah sakit buat liburin kamu kapan pun” ujar nenek

“Nek!_” tandas Michelle

 

Sebelum kalimat pertengkaran dimulai, Al sudah mengenggam tangan Michelle untuk menghentikan kata-katanya, karena Al tidak ingin merusak suasana makan malam hari ini.

 

Setelah makan selesai Al langsung pergi meninggalkan meja makan, tanpa mengucapakan kata apapun. Hal ini membuat nenek dan adiknya semakin bingung dengan sikapnya.

 

“KAK AL, HABIS MAKAN DICUCI DULU!!” teriak Michelle

“Heyyy Michelle udah-udah, nanti biar bu Darmi yang cuciin” tenang nek Tjandra

“Tapi kan nenek bilang apa dari dulu, kita harus cuci piring habis makan” kata El

“Iyaa, kakak kamu lagi kena musibah, jadi nggak papa”

>>>

Di kamar Al sibuk membuka kertas-kertas yang ia bawa dari kantor. Biasanya ini adalah tugas Elsa, tapi kali ini ia melakukannya sendirian tanpa bantuan orang lain. Begitu kelabakannya Al mengatur jadwalnya untuk besok.

 

“Tok tok tok”

“Al.. nenek boleh masuk?” suara dari balik pintu

“IYA NEK” teriak Al

 

Nenek Candra masuk melihat cucunya yang sedang sibuk bekerja, meskipun malam ini sudah mengenakan piyama. Cucu laki-laki kesayangannya hari ini memang benar-benar terlihat berbeda dari biasanya. Senyum tidak tergambar sama sekali membuat nenek Candra menjadi wadah curhat Aldebaran.

 

“Al.. sini” pinta lembut seorang nenek yang sudah duduk di kasur

“kenapa nekk, Al lagi ngerjain ini…”

“sini dulu Al.. nenek mau ngomong”

 

Al tidak bisa menolak permintaan wanita saparuh baya itu. Al pun duduk di samping nenek Candra.

 

“Al.. kamu nggak papa kan?” tanya nenek

“Nggak papa nek, Al oke oke aja” kata Al berusaha tegar

 

Tanpa mengeluarkan kata apapun nek Candra memandang Al dengan senyum tulus. Sampai akhirnya Al tidak tahan menahan tangisnya lalu memeluk nenek kesayangannya itu.

 

“Nekk Al orang jahat ya?” tanya Al di tengah isakan tangisnya

“Nggak nak, kamu bukan orang jahat. Kamu laki-laki yang baiikkk banget”

 

Lalu Al melepaskan pelukannya.

 

“Nggak nek Al orang jahat, Al aja nggak tahu apa masalah Elsa sampai membuat dia mengakhiri hidupnya” ucap Al masih bergetar

“Gini Al, apa yang sudah terjadi tidak bisa kembali. Kamu fokus saja ke masa depan, ini bukan tanggung jawab kamu untuk mengetahui masalah Elsa” ucap Nenek yang tiba-tiba tegas

“Tapi nek!, Elsa yang selama ini bantuin aku! Aku gak bisa fokus ke masa depan kalo aku sendiri masih punya rasa bersalah atas kejadian Elsa” tegas Al

“Sudah Al kamu gak usah urusin masalah Elsa, biar nenek!” ucap nenek langsung meninggalkan Al

 

Entah kata apa yang membuat nek Candra yang tadi selembut sutra lalu menjadi sekaku kayu. Al pun bingung kenapa nenek jadi seperti itu, tadinya ia mau curhat tentang rasa penasarannya, namun setelah mendengar perkataan nek Candra,ia mengurungkan niatnya.

 

“Aneh, tadi lembut banget, sekarang kayak macan, heeemm emang semua perempuan anehh” ucap Al sendiri.

 

>>>

 

Di depan laptop michelle sedang sibuk mengerjakan laporan Koasnya hari ini. Sebagai dokter muda El belajar untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat. Keinginannya mendirikan rumah sehat, untuk membantu orang-orang tidak mampu untuk mendapatkan pelayanan pengobatan yang layak.

 

“Tok Tok Tok”

 

“YAAA MASUKK” teriak El

 

Pintu perlahan terbuka, laki-laki memakai piayama abu-abu itu masuk mendekati adikknya yang sedang sibuk di malam hari.

 

“Eh kakak, kenapa ada apa?” tanya El masih Fokus dengan Laptop.

 

Al yang masuk, langsung duduk di kasur coklat dekat meja.

 

“El, ngapain kamu?” tanya Al sambil celingak celinguk

“Ya kerjain laporan hari ini dong kak” Ucap El mengetik laptop “Emang mau ngapain malam-malam ke kamar aku?” tanya El lanjut sambil memutarkan kursi hitamnya menghadap kakak laki-lakinya itu.

“Kamu pernah ngobrolin apa gitu sama Elsa?, ya secara kalian kan sama-sama perempuan ya” tanya Al penasaran

“Hah !? ngobrol apa, aku aja jarang ketemu Elsa” kata Michelle

“Eh ! tunggu, seminggu lalu aku  ketemu Elsa. Ya tapi aku cuma sapa aja sih.. karna aku pas rame pasien jadi gak sempet ngobrol” lanjut Michelle nyengir

“Ehmmm, tapi ngapain ya Elsa ke rumah sakit?” ucap Al penasaran

“Tau hamil mungkin!” Ucap Michelle asal, lalu membalikkan badannya kearah laptop

“heh?!” imbuh Al bingung

 

Michelle tidak bisa melanjutkan obrolannya karena ia ingin fokus dengan menyelesaikan laporan malam ini juga. Al yang terus menerus menyodorkan pertanyaan penasaran, membuat Michelle sedikit risih.

 

“Kakak ku yang guanteng gagah pemberani. Besok aja ya di lanjutkan bahas Elsanya, aku mau kerjain laporann.. plisss” papar Michelle, 

 

Michelle lalu menarik lengan kakaknya dan menggeret keluar dari kamar.

 

“Elll tapi-tapi, kakak mau cari tau kenapa Elsa bunuh diri, kamu mau kan bantu kakak?” ucap Al.

“Iya oke oke aku bantu kakak, tapi kakak keluar dulu ya sekarang” mendorong Al keluar

“EL KAKAK ANTAR KAMU KE RS BESOK!” teriak Al dari luar kamar

“IYAA!” balas El