Contents
Tempat Dia Di Sini
Korban Tangga Loker
Keesokkan harinya, Ening kembali absen dari kuliah. Badannya sakit dan terdapat memar di beberapa area. Semenjak kejadiannya, kampus melarang adanya pembelajaran sore hari. Jadi, untuk sementara waktu mata kuliah semua fakultas dilakukan pagi hari. Jadi kebayang kan, seperti apa ramainya.
*Di Parkiran
"Dan, gue boleh nanya?"
"Boleh dong, nanya apa?"
"Kemarin pas lo kerasukan, lo pasti lihat sesuatu kan?"
Danu terbungkam.
"Dan, Danu."
"Udah, gue tidak bahas itu."
"Kenapa?"
Danu berlaku meninggalkannya dan Aji berusaha menghentikan langkahnya.
"Danu, please kasih tahu gue."
"Aji!"
Hentakan tersebut membuatnya terhenti.
"Udah, jangan paksa gue buat cerita. Gua tidak mau hal itu terjadi lagi ke gue."
"Tidak, gue pastikan tidak akan terjadi lagi."
Danu tidak menggubrisnya, dan berlalu meninggalkan Aji.
"Sial, apa yang sebenarnya Danu lihat?"
Saat tengah penasaran dengan kebenarannya, terlihat jelas dan samar, beberapa mahasiswa lain membahas kejadian tempo lalu. Iya, perihal Ening.
"Jadi bahan gosip," gumamnya pelan
*Di Kelas
Dengan langkah seperti tidak bertenaga, Aji memasuki kelas. Terlihat dari jauh, Danu membuang pandangan darinya.
"Dan, lo harus cerita sama gue. Biar gue bisa tahu lebih jauh dari sosok yang di loker itu."
Aji masih membujuknya, namun Danu masih kekeh dengan pilihannya.
"Dan, please. Ini semua buat bantu Ening juga, lo kasihan kan kalo dia terus-terusan diganggu?"
Mendengar itu, Danu akhirnya berani bercerita.
"Jadi, kemarin waktu sampai di tangga, gue sempat lihat ke bawah. Di sana ada satu sosok berpakaian putih, namun yang bikin gue lebih terdiam, dari belakangnya keluar asap yang berubah jadi cewek berseragam SMA. Wajahnya menyeramkan, dia melihat ke arah kita dengan raut wajah seperi marah. Itu yang bikin gue diam."
"Terus kenapa lo tidak minta balik? Lo malah ikut ke bawah."
"Gue tidak tahu, tiba-tiba gue pengin ke bawah."
"Oke, gue jadi semakij yakin kalo yang dibilang dia memang benar dan sosok itu memang ada."
Saat tengah mengobrol, pandangan mereka dialihkan oleh banyaknya mahasiswa yang berhamburan keluar kelas. Seperti terjadi suatu hal, namun mereka tidak mengetahuinya. Karena penasaran, Aji dan Danu mengikutinya dan menanyakan ke beberapa anak yang lain.
Informasi yang di dapat, ada mahasiswa perempuan yang terjun dari lantai atas. Saksi yang melihat mengatakan bahwa, sebelumnya dia seperti orang kebingungan sembari melirik ke bawah beberapa kali. Dia juga sempat ditegur oleh mahasiswa lain, dan responnya juga seperti biasa. Namun tiba-tiba, dia lompat dan hanya hitungan detik terdengar suara keras seperti melempar batu ke besi. Sepertinya suara itu berasal dari kepalanya yang terbentur lantai.
Aji dan Danu yang mendengar, bergidik ngeri dengan kejadian tersebut. Karena itulah, kampus diliburkan untuk beberapa waktu guna mempermudah pihak berwajib melakukan penyelidikkan.
Pulang lebih awal, mereka sempatkan untuk berkunjung ke rumah Ening. Ditambah mereka akan menceritakan apa yang sudah terjadi dan perihal Danu yang kerasukan.
*Rumah Ening
Sesampainya di sana, mereka langsung to the poin dengan maksud kedatangannya. Cerita tersebut membuat Ening terbungkam. Ia merasa bersalah, jika ia masuk hari ini dan mempercepat pencariannya, hal tersebut tidak akan terjadi. Namun Danu dan Aji tidak menyalahkan siapapun, dan menenangkannya agar tidak menyalahkan diri sendiri. Di tengah hening, Ening menyeru
"Besok gue bakal cari barang tersebut."
"Gue rasa kampus masih ditutup besok."
"Iya ning, benar kata Aji."
"Terus gimana dong?"
"Tunggu sebentar, minggu depan baru kita beraksi."
"Lama banget nunggu minggu depan?"
"Ingat, apapun yang dilakukan dengan tergesa-gesa, hasilnya biasanya tidak maksimal."
"Betul tuh kata Aji, santai sedikit tidak apa-apa kali..."
"Ya udah iya."
Merekapun sepakat untuk melakukan pencarian barang tersebut di minggu depan.