Try new experience
with our app

INSTALL

Aladin On The Way (Season 2) 

Part 2

Aladin On the way 2


Bab 2


-----Rumah Papa Surya-----


Mama Sarah berjalan menghampiri Papa Surya yang sedang bersantai, tangan kanannya membawa secangkir kopi hitam, sedang tangan kirinya membawa sepiring cemilan.


"Papa kenapa kok senyum-senyum sendiri? Kayanya happy banget?" tanya Mama Sarah seraya meletakkan kue dan kopi di hadapan papa Surya.


"Eh Mama, makasih ya, Ma. Ini loh, Ma, Andin, dia kirim foto, dia lagi liburan sama Al di Bali."


"Waaah seneng banget ya, Pa. Mama mau lihat juga dong."


Papa Surya dan Mama Sarah pun melihat satu per satu foto yang dikirimkan Andin.


"Andin tampak bahagia sekali ya, Pa, kehamilan nya juga mulai membesar."


"Iya, Ma, Alhamdulillah ya."


"Iya, Pa."


"Oiya Elsa Mana, Ma? Gimana perkembangan hubungan dia dengan Nino? Apa Elsa cerita ke Mama?"


"Iya, Pa, semalam mereka habis dinner bareng, dan kata Elsa hari ini Nino akan jemput Elsa untuk dibawa kembali ke rumahnya.

Mungkin Elsa berhasil meyakinkan Nino lagi, Pa. Dan Mama dengar mereka langsung mau program hamil," cerita Mama Sarah penuh semangat.


"Syukur Alhamdulillah ya, Ma, Papa seneng dengernya, semoga pernikahan mereka langgeng dan semoga mereka segera diberi keturuanan."


"Aamiin ... Aamiin, Pa, semoga aja ya, Pa."


"Aamiin. Oiya, Elsanya mana, Ma? Papa mau bicara sama Elsa. "


"Ada di kamar, Pa, Mama panggil ya."


"Iya, Ma."


Tak lama kemudian Mama Sarah datang bersama Elsa.


"Papa panggil aku? Ada apa, Pa?" tanya Elsa.


"Iya, Nak, duduk sini," jawab Papa Surya sembari menepuk sofa di sampingnya.


Elsa pun menuruti perintah Papa Surya.


"Sebenarnya ada apa, Pa? Tumben Papa panggil aku untuk duduk bareng gini?" tanya Elsa masih penuh heran.


Papa Surya tersenyum "nggak apa-apa, Nak, emang nggak boleh Papa pengen duduk ngobrol bareng sama putri Papa sendiri?"


"Ya nggak apa-apa sih, Pa, cuma nggak biasanya aja."


"Iya, Papa pengen ngobrol sama kamu, Elsa."


"Tentang apa, Pa?"


"Mama bilang hari ini Nino jemput kamu untuk dibawa kembali ke rumahnya, Apa benar begitu, Nak?"


"Iya benar, Pa" jawab Elsa dengan senyum merekah di bibirnya.


"Kamu bahagia, Nak?"


"Bahagia dong, Pa, aku sangat bahagia, akhirnya perjuanganku selama ini membuahkan hasil, Nino luluh dan mau kembali lagi bersamaku Pa."


Papa Surya tersenyum haru, lalu membawa Elsa ke pelukannya.


"Papa senang dengernya, Nak, Papa ikut bahagia atas kebahagiaan kamu, Elsa."


"Makasih ya, Pa, Papa selalu ada untuk aku."


"Sama sama, Sayang,"


Elsa dan Papa Surya saling berpelukan, sejenak suasana menjadi hening.


Lalu Papa Surya memulai kembali obrolan di antara mereka, masih dengan memeluk Elsa penuh cinta.


"Elsa."


"Iya, Pa? "


"Papa mau tanya sekali lagi sama kamu."


"Tanya apa, Pa?"


"Kamu cinta sama Nino? Sayang sama dia?"


"Iyalah, Pa, kok Papa nanya gitu sih? aku jelas cinta dong Pa sama Nino, kalau enggak mana mungkin aku mau memperjuangkan pernikahan kami sampai sejauh ini," tutur Elsa heran.


"Alhamdulillah, kalau memang kamu cinta dan sayang sama Nino, Papa minta sama kamu, jangan kamu buat dia kembali kecewa. Perbaiki hubungan kalian, jadikan masalah masalah yang lalu sebagai pelajaran, ambil hikmahnya, agar jangan sampai kamu terjerumus pada kesalahan yang sama, kamu bisa 'kan, Nak? "


"Iya, Pa."


" Elsa, kepercayaan dalam sebuah hubungan Rumah Tangga itu bagaikan sebuah pondasi pada bangunan. Pondasi adalah akar dari sebuah bangunan, dia sumber kekuatan dan kekokohan bangunan tersebut. Jika pondasi sebuah bangunan itu rusak, maka otomatis bangunan itu perlahan akan runtuh.


Sama seperti kepercayaan dalam sebuah rumah tangga, pondasi rumah tangga adalah kepercayaan, kalau di dalam sebuah rumah tangga tidak ada kepercayaan antar pasangan, maka perlahan demi perlahan bangunan rumah tangga itu akan runtuh dan hancur.

Kamu nggak mau 'kan rumah tangga kamu seperti itu? "


"Enggak, Pa."


"Kalau begitu kamu ingat pesan Papa ini baik baik, jagalah kepercayan dalam rumah tangga kamu, jangan sampai kamu merusak kepercayaan itu. Selalu berkata jujur, jangan ada yang ditutup-tutupi.


Terkadang memang jujur itu pahit, Nak, namun jujur jauh lebih baik dari kebohongan.


Mulai sekarang lebih terbuka lah sama Nino, kalau masih ada yang kamu sembunyikan, sampaikan ke Nino. Jangan sampai ada kebohongan lagi di antara kalian, bisa, Sa?"


Elsa hanya terdiam, dalam hatinya ia bergumam "Maafin aku, Pa, aku tetap tidak bisa memberitahukan rahasia terbesarku pada siapapun, karena kalau sampai Nino dan yang lainnya tau kalau aku pembunuh Roy, maka hidupku akan berakhir saat itu juga, aku nggak mau itu terjadi Pa."


"Elsa?"


"Oohh ... Ii ... Iyaa, Pa, Aku bisa," jawab Elsa terbata.


"Alhamdulillah, Papa lega dengernya, Nak."


"Lagi-lagi kamu berbohong, Elsa, lagi lagi kamu membohongi semua orang. Sampai kapan seperti ini, Elsa? Mama Capek, Sa, Mama capek terus terusan nuntupin kebohongan kamu," batin Mama Sarah.


___________________________________


( Cluster Nirwana )


Nino sedang bersandar di ranjangnya. Ia sibuk dengan pikirannya sendiri.


"Hari ini aku udah janji mau jemput Elsa untuk balik lagi ke rumah ini. Tapi kenapa rasanya aku kurang bersemangat?" Nino memandang bantal di sisinya sekilas


"Lima bulan telah aku lalui tanpa Elsa di sisiku, terkadang ada rasa rindu, terkadang ada rasa kehilangan. Namun semua itu terkalahkan oleh besarnya rasa kecewaku terhadap Elsa. Apa yang sudah dilakukan Elsa memang keterlaluan.


Aku tak tau setelah ini apakah semuanya akan bisa tetap sama seperti dulu? Hati aku rasanya sudah mati, sulit bagiku untuk berpura-pura bersikap hangat di hadapan Elsa.

Andai bukan karena permintaan Papa dan Mama, mungkin aku akan tetap memilih untuk hidup sendiri.


Elsa ... Elsa ... dia memang tulus mencintaiku, tapi dia terlalu sering membuatku kecewa."


Nino lalu meraih gawainya, membaca pesan dari Elsa yang sejak tadi sengaja Ia abaikan.


"Sayang, kamu jadi jemput aku 'kan? Jam berapa? Aku udah siap."


"Liat nanti aja ya Sa, nanti aku kabari lagi," balas Nino singkat


Nino lalu lanjut berselancar dengan ponselnya, menikmati sisa hari tenangnya tanpa Elsa.


Tiba-tiba ada notiv dari aplikasi babygram.


"Mrs. Al Fahri Memposting Foto"


Dengan cepat Nino membuka notifikasi tersebut, dan terpampanglah gambar kebahagian Al dan Andin di pulau paradiso.


"Happy 5 months pregnant, Big Thakns to Our super dad Aldebaran AlFahri ."


Pict by me

Di Pulau Paradiso - Bali


# happypregnant #ngidam #holiday "


Nino tampak tersenyum kecut membaca caption yang ditulis Andin.


"Kamu berhak bahagia, Ndin, maafkan aku yang hanya melukiskan luka dalam sejarah kehidupan kamu, maafkan aku yang telah membiarkanmu terluka dan menderita, kini aku sadar, aku menyesal, tapi apalah artinya sebuah penyesalan. Nasi yang sudah jadi bubur tidak bisa dikembalikan menjadi nasi lagi," bathin Nino menjerit seraya meneteskan Air mata penyesalannya.