Contents
Good Romance
Kencan Pertama Berujung Pahit
Setelah bersih-bersih, Andin menuju meja makan. Seluruh keluarga termasuk Roy sudah bersiap untuk sarapan bersama.
"Maaf lama ya.." ucap Andin
"Udah, tidak masalah" ucap mama Rosa
Sebelum memulai sarapan, Roy kembali menanyakan perihal Elsa.
"Eh Ndin, kalau jam segini Elsa di rumah tidak ya?"
"Biasanya sih ada.."
"Kenapa sama Elsa Roy?" ucap mama Rosa heran
"Mama seperti tidak pernah muda aja" imbuh Aldebaran
"Oh.." jawab mama Rosa sembari tertawa kecil
"Lo jangan bikin gue malu Al" ucap Roy pelan
"Sudah-sudah bahas Elsa nya sambung nanti saja, sekarang sarapan dulu" ucap mama Rosa menyarankan
Breakfast pun dimulai. Saat tengah menikmati makanannya, pandangan mereka teralihkan oleh Roy yang memakan makanannya dengan sangat cepat.
"Roy, Roy, pelan-pelan" ucap mama Rosa
"Iya ma iya, ini sudah pelan"
"Roy, yang benar makannya. Masa kalah sama Reyna" ucap Aldebaran
"Iya nih om Roy, aku tidak akan minta makanannya om.."
"Iya Reyna.." seru Roy seraya tertawa kecil
Dimakannya beberapa suap, hingga akhirnya..
"Dah, aku sudah selesai ma. Aku pamit ya" ucap Roy
"Mau kemana Roy, Roy"
"Paling ke rumah Elsa ma. Sudah biarkan saja"
"Gitu ya"
"Iya ma. Mama lanjutkan saja makannya"
"Tapi Al, hari ini kamu libur kan? Tidak ada kerjaan apapun.."
"Sebenarnya ada ma, ada klien dari Semarang minta meeting hari ini. Tapi karena ada sedikit kendala dari pihak sana, jadi meeting diundur."
"Oh begitu"
"Iya ma"
"Kalau Andin?"
"Sama ma, aku juga tidak ada acara apapun"
"Wah kebetulan, kita main ke salon yuk" ajak mama Rosa kepada Andin
"Salon?"
"Iya, boleh kan Al?"
"Boleh dong ma"
"Dengar kan, suami kamu mengizinkan"
"Iya ma, nanti aku ikut."
"Aku juga ya oma, ma"
"Reyna di rumah saja ya, kan ada papa. Masa papa libur tapi tidak yang menemani di rumah.." ucap Andin
"Tapi ma"
"Sudah Ndin, ajak Reyna. Saya juga diajak, jangan lupa"
"Maksudnya?" ucap Andin heran
"Iya, ajak saya sama Reyna sekalian"
Tawa mama Rosa membuat Andin merasa malu.
"Mas, ini ada mama lho, bisa-bisanya kamu becanda" ucapnya guyon
"Iya tidak masalah"
"Ya sudah, nanti semua ikut ya" sambung mama Rosa
"Yeay, jalan-jalan" ucap Reyna
*Di Rumah Elsa
Tiba di sebuah rumah, Roy segera mengetuk pintu. Namun sebelum bertamu, ia sempatkan diri untuk merapikan penampilannya.
"Oke, langsung saja kali ya" gumamnya pelan
Saat tengah berjalan melewati kaca jendela, ia mendapati pakaian yang dikenakannya terasa tidak rapi. Alhasil, Roy merapikan serta menyisir rambutnya.
"Nah, gini kan tambah ganteng" ucapnya memuji dirinya sendiri sembari tersenyum gembira
Sesampainya di depan pintu, diketuklah pintu rumahnya. Hanya beberapa ketukan, mama Rosa sudah membukanya.
"Siapa?" ucap mama Rosa dari dalam rumah
"Hallo tante.." sapanya seraya tersenyum
"Roy, tumben ke sini?"
"Iya tan.."
"Ya sudah, ayo masuk.."
Mama Rosa mempersilakannya ke ruang tamu. Di sana sudah ada pak Surya yang tengah bersantai sembari membaca koran.
"Hallo om.."
"Hallo Roy, tumben ke sini? Ada apa nih?"
"Mama juga tidak tahu pa, tiba-tiba saja ke sini"
"Oh, atau ada perlu sama Elsa?" ucap papa Surya
"Iya, betul sekali om"
"Oh Elsa, sebentar ya Roy, tante panggilkan"
"Iya tante.."
Mama Sara beranjak dari sana dan kemudian menuju kamarnya. Diketuklah pintu dan hanya satu ketukan, Elsa mempersilakannya masuk.
"Ada apa ma?"
"Ada Roy di depan Sa. Katanya ada perlu sama kamu.."
"Perlu? Elsa tidak ada perlu ataupun janji sama dia ma" ucapnya heran
"Itu kamu, siapa tahu Roy ada keperluan sama kamu. Ke ruang tamu ya"
"Tapi ma.."
"Sa, kasihan dia. Sepertinya niat sekali ke sini dia"
"Ya udah iya, aku ke depan. Tapi mama duluan ya, nanti aku menyusul.." ucapnya terpaksa
"Iya, jangan lama-lama ya."
"Iya"
Mama Sara meninggalkan kamar Elsa, tinggal lah ia seorang diri.
"Kenapa ke sini ih?" ucapnya kesal kemudian beranjak dari ranjangnya
Sesampainya di ruang tamu, Elsa langsung menyapanya kesal.
"Lo ada apa ke sini?"
"Elsa" tegur papa Surya
"Kamu jangan begitu nak.." sambungnya
"Iya pa"
"Ya sudah, papa sama mama ke belakang sebentar, kamu jangan gitu bicaranya" ucap papa Surya
Dirasa kedua orang tuanya sudah tidak berada didekat mereka, Elsa pun menyeru..
"Lo kenapa ke sini sih, ganggu saja!"
"Lo kalau tidak galak sehari bisa tidak sih?"
"Tidak, tidak bisa gue."
"Cepat, ada perlu apa?"
"Nonton yuk, bosen gue di sini"
"Males"
"Ayo lah Sa, pumpung lagi diskon"
"Mana ada bioskop diskon?"
"Eh, tidak percaya"
"Sudahlah, lo pulang saja. Gue mau istirahat"
"Sa, please. Sekali saja ya, please" ucap Roy memohon sembari memgang tangannya
Diam beberapa saat, hingga akhirnya..
"Iya, tapi biasa saja tangan lo. Malas gue dipegang sama lo"
"Kok lo gitu Sa.."
"Jadi pergi tidak ini?" ucap Elsa mempertanyakan
"Jadilah, ayo" jawabnya seraya menarik tangannya
Elsa yang terkejut, segera menghempas dan memukul tangannya.
"Tangannya biasa saja."
"Sebentar, tunggu" sambung Elsa kemudian berlalu meninggalkannya di ruang tamu
Beberapa menit kemudian, Elsa keluar bersama mama Sara dan papa Surya.
"Elsa pergi ya ma, pa"
"Iya sayang"
"Roy, titip Elsa ya.."
"Baik om, siap"
"Oh iya om.." ucapannya terhenti karena Elsa
"Sudah, tidak usah banyak mengobrol. Ayo pergi, kalau kelamaaan gue cancel nih"
"Iya iya, sabar sedikit kenapa sih." ucap Roy
Mereka pun berpamitan kepada mama Sara dan papa Surya.
Sesampainya di teras rumah, Elsa mempertanyakan kepadanya kemana ia akan pergi.
"Kita mau kemana sih Roy?"
"Sudah, ikut saja."
Tanpa menjawab lebih, Roy mempersilakannya untuk memasukki mobil dan segera menuju tempat tujuan.
Selama di perjalanan, Roy Alfahri kembali merasakan gugup setelah beberapa tahun tidak merasakan kebersamaan dengan seorang perempuan. Ia yang sering terlihat berani dalam segala hal, sekarang terlihat menciut layaknya kertas yang ia remas. Diam tanpa obrolan, begitupun Elsa. Ia teramat menikmati perjalanannya.
*Di Salon Kecantikan
Sesampainya di salah satu salon, Aldebaran menawarkan dirinya agar menunggu sang mama beserta istrinya di area mall.
"Ma, Ndin, saya tunggu di luar ya"
"Kenapa tidak ikut saja Al?"
"Tidak apa-apa ma, saya di sini saja" ucapnya sembari tersenyum
"Reyna mau ikut mama atau papa?" ucap Andin
"Mama saja deh"
"Yakin?" ucap Andin
"Iya"
"Serius?" Imbuh Andin
"Iya"
"Oke, berarti Reyna ikut aku ya mas"
"Iya. Ya sudah, kamu sama mama masuk. Nanti kalau sudah selesai, jangan lupa kabarin.."
"Iya mas"
Mereka pun memasuki salon dan Aldebaran meninggalkan salon tersebut.
*Roy, Elsa tiba di tujuan
"Turun Sa"
Sesampainya di parkiran, Roy segera memintanya agar mengikutinya. Parkiran bawah tanah yang terlihat sepi pengunjung, membuat Elsa menjadi waspada.
"Roy, ini benar tempatnya? Kok gini ya" ucapnya sembari memperhatikan sekitar
"Maklumlah, ini kan parkiran"
"Iya juga sih"
"Kalo lo takut, gue gandeng sini"
"Apa-apan sih, pinter amat ambil kesempatannya"
"Ya tidak apa-apa kan, siapa tahu dari sini lo bisa nyaman" ucap Roy sembari tertawa kecil
"Kalo lo masih becanda gitu, gue pulang nih"
"Iya-iya tidak, ngambekan amat sih"
"Ayo"
Mereka pun menuju tempat yang sudah direncakan. Baru beberapa langkah, tiba-tiba terdengar suara Elsa berteriak kencang.
"Roy!"
Ia yang terkejut, segera melihat ke arah belakang dan betapa terkejutnya dia, ketika tidak mendapatinya berjalan di belakangnya.
"Sa, Elsa, lo di mana?" ucapnya keras
"Woy, kalau berani jangan sama cewek. Cupu lo" ucap Roy keras sembari waspada
Merasa Elsa sudah tidak berada di sekelilingnya, ia pun mencarinya di area parkiran. Namun nihil, jejaknya tidak ia temukan. Saat tengah berteriak, Aldebaran dan seorang security menghampirinya.
"Roy, lo kenapa?" ucapnya khawatir
"Kok lo di sini Al?"
"Iya, Andin sama mama lagi ke salon. Lo kenapa teriak cari Elsa? Lo sama dia, terus kemana dia?"
"Iya, gue ajak dia ke sini untuk nonton. Tapi pas akan naik ke lantai 2, tiba-tiba dia teriak. Dan waktu gue lihat ke belakang, Elsa sudah tidak ada. Gue cari area parkiran juga tidak ada. Tolong gue Al"
"Astaga" ucap Aldebaran
Saat tengah bimbang denga hal tersebut, sorot matanya menangkap sebuah CCTV.
"Maaf pak, apa kami diperbolehkan melihat cctv?"
"Boleh pak, mari saya antar."
Mereka pun menuju ke ruang CCTV, dilihatnya waktu kejadian dan fakta pun terungkap. Di sana, tepatnya di belakang Elsa terlihat seorang laki-laki berpakaian hitam tengah menariknya sebelum membekap Elsa dari belakang. Namun sosok tersebut tidak terlihat jelas, pasalnya ia mengenakan kacamatan berserta topi. Namun jika diperkirakan, ia seumuran dengannya.