Try new experience
with our app

INSTALL

Misteri kelas IPA 

2. Bis Hantu

Bis yang Michelle tumpangi terlihat aneh, semua penumpang menatap ke depan tanpa ekspresi. Pakaian mereka lusuh dan kuno. Karena takut, ia berbalik hendak turun kembali namun pintu bis sudah terlanjur menutup dan sulit untuk di buka kembali.


Michelle menghela nafas panjang. "Oke santai, ini masih pagi. Ga mungkin ada bis hantu pagi-pagi." Ia menghibur dirinya sendiri.


"Silahkan pilih kursi yang kosong." Ucap kernet bis yang tiba-tiba ada di hadapan Michelle.


"Baik." Teriak Michelle karena kaget.


Dia pun langsung menuju deretan kursi bis yang nampak usang dan terkelupas dan memutuskan duduk di kursi paling belakang yang kebetulan kosong tidak ada penunpang satu pun.


Setelah duduk, Michelle pun melihat keluar jendela namun begitu bis melaju, ia sangat syok karena suasana di luar berubah drastis. Bangunan-bangunan yang tadinya berjejer rapi dipinggir jalan berganti menjadi pohon pohon yang menjulang tinggi begitupun dengan gedung-gedung pencakar langit seolah lenyap di telan bumi.


Kakinya bergetar, nafasnya menjadi tidak beraturan dan keringat dingin mulai bercucuran. Michelle benar-benar merasa ketakutan, dia bingung apa yang harus ia perbuat saat ini.


Tiba-tiba kernet bis menghampirinya sambil mengulurkan tangan meminta ongkos, namun alih-alih memberikannya, tangan Michelle kaku tidak bisa bergerak dan beberapa saat kemudian tubuhnya ikut kaku, bahkan untuk sekedar berkedip saja dia tidak bisa. Matanya terus melotot sedangkan sang kernet bis tersenyum menyeringai mendekatkan wajahnya ke wajah Michelle.


"Kamu terjebak."


Ucapnya sambil terus menyeringai memperlihatkan gigi-giginya yang tajam dan panjang. Matanya merah menyala. Kedua tangannya memegang pundak Michelle, terlihat jelas kuku-kukunya yang tajam dan sangat runcing menyentuh kedua pipinya.


"Astaga, gue harus ngapain." Batin Michelle dalam hati.


Tiba-tiba...


"Chell, bangun."


Seseorang menggoyang-goyangkan bahu Michelle hingga Michelle terkejut dan bangun.


"Michelle, kamu tidur dikelas lagi." Teriak bu Anggi, guru matematika yang sedang mengajar di kelas ipa.


"Loe begadang ya Chell. Gue bangunin dari tadi ga bangun-bangun." Ucap Rara sambil cemberut.


Bukannya menjawab, Michelle malah melihat ke sekeliling dan betapa terkejutnya dia karena sekarang dia sedang berada di dalam kelas IPA bukan di dalam bis yang ia yakini adalah bis hantu.


"Michelle, kenapa kamu? Sakit?" Bu Anggi menghampiri Michelle yang terlihat kebingungan dengan wajah pucat dan keringat bercucuran di wajahnya.


"Sepertinya saya harus ke toilet bu, sakit perut." Jawab Michelle spontan dan langsung menarik Rara untuk menemani nya ke toilet.


***


"Ra, bukannya tadi gue telat ya dan ga masuk pelajaran Kimia?" Tanya Michelle bingung setelah sampai di toilet.


"Loe ngelindur ya Chell?" Rara balik bertanya.


"Gue ga ngelindur Ra, tadi gue telat terus ga di bolehin masuk sama pak Satpam terus gue pulang naik bis,, iya gue pulang lagi naik bis." Jelas Michelle dengan ekspresi yang masih kelihatan sangat kebingungan dengan peristiwa tadi.


"Anjirrr loe bener-bener mimpi Chell, jelas-jelas loe datang saat pertengahan pelajaran Kimia karena loe di suruh rapat osis dulu jadi memang loe telat masuk kelas dan guru kimia juga ngerti koq."


"Masa sih? Aduh kepala gue bener-bener pusing nih."


"Makanya kalau lagi belajar jangan tidur, jadi pusing kan."


Michelle membasuh mukanya berharap air dingin menembus pori-pori kulit sehingga membuatnya segar kembali dan otaknya yang beku bisa kembali cair.


"Oh iya Ra, nanti jam istirahat temenin gue ke kelas IPS ya." Ajak Michelle sambil mengelap-elap wajahnya dengan tissue.


"Ngapain?" Tanya Rara penasaran.


"Nemuin Rifki." Jawab Michelle sambil tersenyum.


"Rifki? Koq gue baru denger namanya."


"Siswa baru." Michelle menaik-naikan alisnya sambil tersenyum genit.


"Pantesan." Rara ikut tersenyum.


Mereka pun kembali ke kelas setelah Michelle merasa baikan.


***


Jam istirahat pun tiba, Michelle mengajak Rara ke kelas IPS untuk bertemu laki-laki yang tadi pagi mengaku nama nya sebagai Rifki anak kelas IPS.


"Chell, orang yang loe cari anak IPS berapa?" Tanya Rara.


"Aduh gue lupa nanya Ra, kita tanya satu persatu yu." Jawab Michelle.


"Yaelah, lama lah Chell, gue laper tau pengen ke kantin." Rara mengusap-mengusap perutnya yang sedari tadi bunyi minta di isi.


"Ya udah, loe duluan aja ke kantin. Nanti gue nyusul."


"Kalo gitu loe sendirian dong?"


"Ga pa pa. Ya udah, gih sana isi tuh perut biar cacing di dalemnya pada diem." Michelle mendorong tubuh Rara pelan.


"Sialan loe, gue ga cacingan tau." Rara manyun lalu tersenyum sambil berjalan menuju kantin.


Dengan begitu, Michelle harus pergi sendiri untuk bertanya ke masing-masing kelas IPS yang jumlah nya ada tiga kelas.


Michelle ingin memastikan kejadian tadi pagi adalah halusinasi atau memang nyata. Michelle masih bingung dengan apa yang di alami nya pagi tadi walaupun memang bukan yang pertama dia seperti itu tapi kali ini terasa beda karena dia seolah berada di dua tempat. Biasanya kalau dia tertidur di kelas IPA dan bermimpi, mimpinya pasti jadi kenyataan tapi yang ini mimpinya aneh. Dia berasa ada di dua dimensi yang berbeda.


***


Setelah sampai di kelas IPS satu, dia langsung bertanya kepada siswa disana namun mereka tidak mengetahui siswa yang bernama Rifki begitupun dengan IPS dua dan tiga, mereka kelihatan bingung karena di kelas mereka sama sekali tidak ada siswa baru yang bernama Rifki.


Dengan perasaan kesal dan marah, Michelle pergi ke kantin menyusul Rara.


"Chell, pesen makan gih mungpung masih ada waktu." Ucap Rara setelah Michelle duduk di hadapannya.


"Ga nafsu gue." Michelle memasang wajah kesalnya.


"Kenapa Chell?" Tanya Rara.


"Gue udah tanya semua siswa di kelas IPS satu, dua dan tiga namun gak ada yang namanya Rifki. Kesel ga sih." Jawab Michelle emosi.


"Haduh,, loe di kerjai kayanya Chell." Rara tertawa mendengar jawaban Michelle.


"Pantesan seragamnya aneh."


"Aneh? Maksudnya aneh gimana Chell?"


"Iya, warna celananya agak beda dengan anak SMA biasanya."


"Emang loe ga liat atributnya Chell?"


"Dia pake sweater yang nyampe leher gitu ala-ala oppa korea."


"Pantesan. Ini nih fix kayanya loe di kerjai Chell."


"Awas ya nanti kalo ketemu lagi. Ga akan gue kasih ampun."


"Eh tapi ganteng ga Chell orangnya?" Tanya Rara sambil tersenyum genit.


"Ganteng sih Ra, loe tau kan artis yang namanya Arbani yasiz? Nah mirip-mirip dia gitu lah."


"Arbani Chell? Pemain IPA&IPS?"


Michelle hanya mengangguk.


"Astagaaa, ganteng banget kalo gitu woyy. Loe minta no hp nya ga?"


"Nggak, nanti kalo gue minta no hp, malah di kasih no sedot wc lagi. Identitasnya aja boong apalagi no hp."


"Iya juga sih."


Tak terasa jam istirahat pun usai, semua siswa kembali ke kelasnya masing-masing begitupun dengan Michelle dan Rara yang terpaksa harus menyudahi obrolan mereka dan masuk ke kelas.


***