Try new experience
with our app

INSTALL

Good Romance 

Bertemunya Michelle dan Andin

Jam menunjukkan 10.00, namun Andin masih sibuk di dapur. Ia tengah menyelesaikan adonan kue coklat. Iya, sewaktu SMA ia bersekolah di jurusan tata boga. Jadi untuk urusan masak memasak, Andin terbilang lihai. 


"Andin, mama mau ke sekolah Reyna, kamu ikut tidak?"

"Sebenarnya pengin ikut, tapi ini belum selesai ma.."

"Kamu lagi membuat apa?" 

"Kue"

"Kue? Bukannya tadi ada kue ya, yang dari Katherin itu.."

"Sudah Andin bagi ke Mirna, Kiki"

"Loh, kenapa?"

"Tidak apa-apa ma.."


Mama Rosa seakan faham dengan alasannya yang memberikan kue tersebut kepada mereka. 


"Ya sudah, kamu selesaikan itu dan Reyna biar mama yang jemput."

"Iya ma, maaf ya ma.."


Mama Rosa membiarkannya untuk meyelesaikan membuat kuenya. Saat tengah memerlukan bantuan, Kiki menegur Andin dengan sapa ceria.


"Mbak Andin, ada yang bisa Kiki bantu?"

"Kebetulan Ki, tolong simpan ini di lemari pendingin ya."

"Siap mbak"


*Di Sekolah Reyna


"Mici.."

"Tante Rosa.."

"Ada keperluan apa kesini Mici?"

"Oh ini tan, niatnya memang mau ke rumah tante. Tapi berhubung masih jam segini, aku kesini dulu. Ini kan jam pulangnya Reyna.."

"Iya juga sih" jawabnya sembari tertawa

"Andin tidak ikut tan?"

"Tidak, dia lagi bikin kue.."

"Kue?"

"Iya, the best dia kalo masalah kue. Tante tadi icip, enak.."


Saat tengah mengobrol, Reyna keluar kelas.


"Siang oma, tante"

"Siang juga Reyna.."

"Sudah siap pulang?"

"Siap oma.."

"Let's go.."

"Tapi oma, kita beli kue buat tante Andin ya.."

"Tante?" ucap Mici heran


Mama Rosa memberikan isyarat kepada Mici agar tidak menanyakan hal tersebut.


"Mama Andin, di rumah lagi bikin kue sayang.."

"Oh ya Oma?"

"Iya honey.."

"Yeay, berarti kita langsung pulang saja oma, tante Mici.."

"Iya, kita langsung pulang."


Merekapun meninggalkan sekolah. Selama di perjalanan, Reyna tertidur. Mici yang melihat, merasa inilah waktu yang tepat untuk menghilangkan rasa penasarannya perihal Reyna yang memanggil Andin dengan sebutan "tante." Dengan berbisik, Michelle menyeru,


"Maaf tante, saya mau nanya."

"Iya Mici, mau nanya apa?"

"Reyna kenapa manggil Andin, tante?"

"Tante juga tidak tahu, mungkin dia masih belum terbiasa dengan Andin. Dan mungkin butuh waktu untuk menerima.."

"Benar juga tan, tapi apa lebih baik dari sekarang manggil "mama", biar terbiasa dianya.."

"Maunya tante, Al, juga seperti itu. Tapi belum bisa dianya. Nanti tante ajarkan pelan-pelan.."


*Pondok Pelita


Beberapa jam kemudian, mereka tiba di rumah Pondok Pelita. Di parkiran sudah terlihat mobil Aldebaran.


"Tumben Al sudah pulang.."

"Yeay, papa sudah pulang" ucap Reyna gembira kemudian berlari 

"Reyna, Reyna, jangan lari sayang.." tegur mama Rosa


Sesampainya di ruang tamu, mereka mendapati Andin dan Al tengah bersantai di sana. 


"Papa.." sapa Reyna sembari memeluknya

"Hallo sayang, gimana sekolahnya?"

"Happy"

"Happy?"


Reyna mengangguk pertanda iya. 


"Salim dulu sama mama Andin.."

"Mama?"

"Iya, mama Andin."


Reyna terdiam mendengar pernyataannya. 


"Tapi pa, mama aku kan cuma mama Rara.."

"Sayang, dengarkan papa. Mama Rara sudah di surga sayang. Memang mama Rara yang melahirkan Reyna, yang bersama Reyna dari kecil. Tapi, tante Andin sekarang juga sudah jadi mamanya Reyna, mama sambung buat kamu nak.."

"Tapi pa.."

"Sayang, papa sedih kalau kamu begitu nak.."


Reyna terdiam mendengar pernyataan papanya, hingga akhirnya..


"Iya pa, aku akan manggil tante Andin mama."

"Nah gitu dong.."

"Berarti aku punya dua mama dong pa?" ucapnya pelan

"Iya," jawabnya seraya terharu

"Mama Andin.." ucap Reyna sembari menatap ke arahnya


Mici, mama Rosa, Aldebaran, serta Andin, bahagia mendengar panggilan tersebut keluar langsung dari Reyna. 


"Makasih ya nak, makasih kamu sudah menerima mama Andin."

"Sama-sama pa.."


Haru bahagia memenuhi ruang tamu, hingga akhirnya..


"Tadi mama bikin kue nak, kata papa sama oma, kamu suka kue ya?"

"Iya ma, aku suka banget sama kue."

"Ya sudah, ayo ambil di belakang"


Merekapun menuju dapur untuk mengambilnya. Beberapa menit kemudian, kue sudah dihidangkan di meja ruang tamu. 


"Ayo Mici, makan" ucap mama Rosa

"Mici?" ucap Andin

"Oh iya lupa, kamu belum kenal ya?" imbuh mas Al

"Belum mas"

"Dia saudara aku, namanya Michelle tapi biasa dipanggil Mici. Dia dokter anak, dokter pribadinya Reyna juga.."

"Hai Ndin.."

"Kok tahu nama aku mas?" ucap Andin heran

"Iya, saya sering cerita ke dia tentang kamu."

"Oh ya? Cerita apa saja dia, Mici.." 


Michelle tidak menjawabnya dan membalasnya dengan tawa. Bahagia terpancar dari raut wajah mereka, ditambah Reyna yang memuji kelezatan kue coklat buatan Andin. 


"Hem, kuenya enak. Kapan-kapan buat lagi ya ma.."

"Iya sayang.."

"Iya nih, enak banget malahan. Lain kali ajarkan aku ya Ndin?"

"Iya Mici, kapanpun kamu minta, aku siap."


Saat tengah menikmati hidangan, Roy datang dan menyapa mereka. 


"Wih, ada tamu nih"

"Sopan dikit bisa tidak?" tegur Al


Roy menghiraukan tegurannya dan langsung bergabung dengan mereka. Duduk di samping Michelle dengan kaki yang terlihat tidak sopan. 


"Roy Alfahri, ada tamu. Jaga tingkah!" tegur Aldebaran kepada adiknya

"Ya tidak apa-apa kan Mici"

"Iya" ucapnya pelan

"Tuh dengar!"

"Turun tidak itu kaki"

"Tidak"

"Turun!"

"Tidak"

"Turun" ucapan Al meninggi 


Merasa akan terjadi perdebatan, merekapun dilerai oleh Andin dan mama Rosa. 


"Al, Roy, stop!" ucap mama Rosa

"Mas, udah"

"Beruntung ada Andin, selamat kamu!"

"Dasar bucin"

"Bilang apa kamu?"

"Dasar bucin"

"Sekali lagi.."

"Da" ucapannya dihentikan oleh mama Rosa

"Sudah cukup. Andin, bawa Al masuk."

"Iya ma, ayo mas."


Tanpa perlawanan, Aldebaran mengikuti ajakannya. Namun di sini, Roy masih meledeknya dengan kata yang sama. Namun beruntung, lengan Aldebaran sudah berada digenggaman Andin, jadi perlawananpun terhindarkan. 


Sesampainya di kamar, Andin menenangkannya. Namun saat keduanya tengah terdiam, fikiran Andin mengingat Katherin. Merasa jika situsi dan kondisi sudah lebih baik, ia pun menanyakan dirinya kepada Al. 


"Mas"

"Apa"

"Katherin siapa?"

"Kamu tahu Katherin darimana?"

"Dia tadi ke sini. Katanya, dia dari masa lalu kamu dan kata Roy, dia salah satu dari mantan kamu yang cantik, dan kata mama, dia satu-satunya dari masa lalu kamu. Apa benar mas?"

"Iya"

"Iya apa nih?"

"Iya, mama benar." 

"Berarti mantan kamu cantik dong mas, aku kalah"

"Apa sih Ndin. Tidak ada yang menang, tidak ada yang kalah. Yang penting, sekarang saya sudah jadi milik kamu. Sudah ya.."

"Tapi mas, nanti kalo dia ke sini lagi gimana?"

"Ya sudah biarkan, cuma main kan, bukan ketemu saya."

"Iya juga sih. Berarti besok-besok kalo dia main, kamu sembunyi ya?"

"Kenapa harus sembunyi Andin.."

"Kan biar tidak ketemu.."

"Astaga Ndin"

"Ya, ya mas, oke" ucap Andin manja

"Iya" 

"Iya apa nih?"

"Iya, saya sembunyi"

"Nah gitu, daritadi jawabnya."


Aldebaran menarik nafas panjang, mendengar jawaban istrinya.