Contents
Romantika Kelam
Selingkuh -2-
Dara sedang sibuk memeriksa dokumen yang diantar ke dirinya dan membutuhkan tanda tangannya, tiba-tiba sahabatnya, Afni masuk ke ruangannya.
"Afni, biasakan ketuk pintu dulu baru masuk."
"Katanya Pak Rendra ke Roma dengan Alina ya?"
"Iya."
"Kok kamu setuju? Kamu harusnya melarang dong," ucap Afni dengan nada kesal, apalagi setelah melihat wajah datar Dara yang masih fokus kerja.
Dara berhenti bekerja dan melihat jam, ia tak jadi mendengus kesal saat tahu sudah jam istirahat kantor, pantas saja Afni mulai mengomel padanya.
"Alina kan sekretaris Rendra, sudah sewajarnya dia ikut Rendra untuk pembangunan cabang perusahaan."
"Tapi kan kamu tahu dia suka dengan Pak Rendra, suami kamu."
Ada penekanan pada sebutan 'suami kamu' dalam perkataan Afni agar sahabatnya sadar bahwa hal ini berbahaya untuk kelangsungan pernikahan Dara dan Rendra. Namun sayangnya Dara terlalu malas memikirkan Rendra dan memilih mengalihkan topik pembicaraan.
"Aku lapar, ke kantin, yuk!"
Afni hanya bisa menghela nafas pasrah melihat respon biasa saja dari Dara untuk kesekian kalinya atas berita Rendra dekat dengan perempuan lain.
*****
Setelah melihat perkembangan proses pembangunan gedung cabang perusahaan, Rendra memutuskan makan siang bersama sekretarisnya, Alina. Awalnya semua berjalan baik, ia makan dan Alina makan. Sampai akhirnya, perempuan itu berani menggenggam tangannya dan membuat Rendra menatap ke arahnya.
"Saya suka sama Bapak."
Ini bukan pertama kalinya Rendra mendengar ungkapan perasaan perempuan padanya walapun sudah tahu ia berstatus suami orang bahkan kenal dengan istrinya. Sehingga Rendra tetap tenang dan memakai trik penolakan halus sebagai langkah tarik ulur. Alina cantik dan seksi, Rendra tak menampik bahwa ia tertarik pada Alina.
"Saya sudah beristri. Saya tidak bisa menjanjikan hubungan pasti apapun pada kamu."
"Saya engga masalah, Pak. Saya siap jadi yang kedua yaitu simpanan, Bapak. Terima saya ya, Pak."
Alina memohon dengan tatapan memelas, mengemis cinta Rendra. Ia berani melakukan ini setelah mengamati hubungan Rendra dan Dara yang ternyata tak saling mencintai. Terlebih di kantor berhembus kabar bahwa Rendra selingkuh karena berulang kali tertangkap bermesraan dengan perempuan lain, tapi bukan Dara.
"Baiklah, asalkan kamu tahu posisi dan batasanmu."
Senyum Alina langsung melebar saat Rendra menerimanya. Ia tak sungkan mencium pria itu sebagai bentuk rasa senangnya karena bisa menjalin hubungan dengan pemilik perusahaan. Ia yakin bisa menggeser posisi Dara sebagai istri sah Rendra, ia akan buat Rendra sangat mencintainya hingga tak mau melepasnya dan lebih memilih dirinya dari pada Dara.
*****
Dara tahu dirinya sedang tak baik-baik, sudah dua minggu ia berusaha berpikir positif bahwa ia telat datang bulan karena hormon atau kecapekan. Namun hari ini adalah batasnya, sebelum ia menjemput Rendra di bandara nanti malam. Ia pergi ke apotek lebih dulu untuk membeli tes kehamilan.
"Saya mau beli testpack."
"Mau yang mana, Bu?"
Penjaga apotek itu menunjukkan berbagai merk testpack dan semuanya langsung Dara beli. Ia butuh banyak bukti untuk menjawab keraguannya. Setelah selesai membayar, ia mendengar doa tulus dari penjaga apoteker itu.
"Semoga hasilnya positif ya, Bu."
Sayangnya, Dara berharap hasilnya negatif.