Contents
AKU VELLA
JAWABAN UNTUKNYA
CHAPTER 5
JAWABAN UNTUKNYA
\tAku terpaksa mengiyakan permintaan rizal karena aku ingin tahu kabar bagus apa yang dia ingin sampaikan kepadaku, hanya saja aku juga jadi merasa bersalah sekali pada rizal seperti sedang memanfaatkannya saja.
\tBel berbunyi 3 kali waktunya aku masuk ke kelas, rizal juga sudah jalan ke kelasnya kita sama-sama kelas 9 tapi kelas kita berbeda dan umur kita berbeda 2 tahun, rizal telat masuk SMP karena harus ikut orangtuanya ke bandung.
Saat pelajaran berlangsung aku teringat mamah dan papah yang sedang tidak ada di rumah dan aku merasa sepertinya mereka berpisah karena papah kemarin bukan pergi sama mamah.
“VELLLA..., EHEMMM, VELLLAAAAA!!!!”.
“Iya mah!”.
“mamah?”
jawab guruku menangapi perkataanku.
Aku tidak mendengar dan tidak sadar saat bu guru memanggilku sampai dua kali, dan saat aku sadar aku malah menjawabnya dengan sebutan mamah aku benar-benar malu disitu seperti rasanya aku tidak ingin di dalam kelas.
“ma...maa...maaf bu, saya tadi sedang ada masalah sedikit dengan mamah saya! Sekali lagi saya minta maaf bu”.
Untuk menutupi maluku, aku meminta maaf pada bu guru dan pelajaran mulai dilanjutkan, tapi sayangnya aku harus keluar karena melamun di kelas.
Bel berbunyi tanda istirahat tiba dan aku boleh masuk kelas lagi.
“vella..., besok-besok kamu fokus ya di kelas! Ingat vella ujian nasional sebentar lagi loh”.
“iya bu, saya akan fokus dan ngak melamun lagi di kelas, maaf ya bu”.
Ibu guru mengusap kepalaku dan meninggalkan kelasku, aku merasa beberapa hari ini seperti ada saja masalah yang menghampiriku disaat aku harus benar-benar fokus dengan sekolahku dan ujian nasional.
“vella..., makanya jangan jatuh cinta mulu lu, lu harusnya terimaksih sama gue karena si angga jadi kenal sama lu kan”.
Aku yang sedang duduk dimejaku merasa terkejut dengan ucapan dinda, ternyata dinda yang memberitahu angga kalau namaku vella. Aku bingung harus diam atau berterimakasih padanya, karena aku masih kesal padanya soal yang kemarin.
“makasih!!!”.
Tiba-tiba kata itu keluar dari mulutku dan aku langsung menutup mulutku berpaling dari hadapan dinda karena takut di cengin sama dia, benar saja dia meledekiku di kelas, aku beranjak dari bangku ku dan pergi keluar kelas.
“pranggg... “.
kali ini aku mendapat masalah lagi karena menabrak seseorang dan itu angga.
Aku mina maaf pada angga karena tidak melihat saat keluar kelas.
“gakpapa vel”.
Sambil angga membereskan serpihan piring yang terjatuh di depan kelasku.
Dinda dari dalam menghampiri ke depan kelas dan meneriaki ku.
“wah wah wah... ada yang seneng ini, abis ketabrak pangerannya”.
Aku menggelengkan kepala lalu pergi ke arah kamar mandi karena males mendengarkan dinda yang meledekku dan malu dengan angga.
Aku mengaca sesampainya di kamar mandi aku sangat malu sekali rasanya seperti double maluku saat ini, di kelas dan diluar kelas.
“vel... kamu gakpapakan tadi?”
\tSaat aku keluar tolilet tiba-tiba ada suara angga dari samping kamar mandi, aku kaget banget tapi campur seneng.
“ya allah, astagfirullah!!!”.
“sorry nga, aku kira siapa, sorry... sorry!”.
Aku tidak bisa mengatur nafasku saat itu seperti rasanya detak jantung berdetak kencang sekali melihat angga tepat disampingku.
“i... iya... vel..., gue yang harusnya minta maaf udah bikin kaget lu, tiba-tiba ada di kamar mandi cewek".
“iy... iyaaa.. Its oke nga”.
“aku balik ke kelas dulu ya, ada tugas yang harus dikerjain”.
“bentar vel !!!”
Aku berbalik arah melihat angga sambil berusaha tersenyum biasa padahal aku sednag dekdekan banget disitu.
“lu mau ngak, pulang bareng lagi nanti, kebetulan gu..., gue lagi latihan gerak jalan buat mata pelajaran penjaskes”.
“ii...yaaa, penjaskes, pelajaran olahraga itu, taukan ya”.
Aku melihat tingkah angga yang salah tingkah membuat aku merasa dia begitu lucu saat gugup, aku jadi ingin ketawa, tapi aku tutupi dengan tangan karena takut membuat dia malu.
Aku menjawab dengan tangan sambil aku jalan ke arah kelas, aku mengasih jempol karena seperti yang aku bilang aku benar-benar ingin tertawa dan dedekan banget saat itu, jadi aku berbalik badan lagi agar angga tidak melihatku.
Jam pulang akhirnya tiba, tapi aku harus mengikuti pelatihan tryout lagi karena memang pelatihannya setiap hari.
aku keluar kelas dan bertemu dinda diluar kelas, saat melihat dinda datang aku berbalik kembali ke dalam kelas.
“etss... vel, mau kemana sih, gue minta maaf soal tadi, tapi gue masih bolehkan duduk disampinglu, karena gue punya kabar bagus soal angga, gue tahu kenapa dia waktu itu gak masuk sebulan”.
Aku mendengar itu hanya malas dan kembali berjalan menuju bangku ku.
“dengerin gue vel !”.
Dinda mengikutiku dan bersisik padaku dibangku
“angga ternyata sebulan itu gak masuk karena dia nemenin ayahnya ke singapore untuk berobat kanker, dan ibunya ternyata ninggalin dia sama ayahnya waktu tahu kalau ayahnya sakit kankernya parah, jadi ya begitu yang gue tahu".
“ngak kaget lu!!!”.
Aku seperti percaya dan tidak percaya dengan perkataan dinda, tapi sepertinya dari caranya bicara sepertinya tidak berbohong.
“makasih infonya, aku sudah tidak tetarik dengan angga”.
“lah....!!! Berarti lu selama ini tertarik sama dia, lahhh ketauan kan lu”.
Teriakan dinda membuat satu kelas mengok dan kembali melihat aku, mereka tertawa semua melihat aku.
Aku mencoba bersabar dan diam saja saat semua melihatku dan juga dinda yang menertawakanku.
\t“NGIKKK...NGIKKK “ .
Suara toa terdengar, aku menutup kuping sebentar karena keras sekali bunyinya.
“PENGUMUMAN TRYOUT HARI INI TIDAK ADA DAHULU, KARENA PARA GURU INGIN RAPAT!!!”.
“SEKIAN DAN TERIAMAKSIH”.
Suara keras itu datang dari toa sekolahku yang ditaruh tepat depan kelasku karena kelasku paling central.
Aku mendengar itu merasa senang karena aku bisa cepat pulang sama angga.