Contents
AKU VELLA
PERKATAANNYA
CHAPTER 3
PERKATANNYA
\tKita berdua berdiri di depan gerbang agak begitulama karena aku sedang menunggu Ojek online, tapi tidak tahu angga sedang menunggu siapa.
Aku meberanikan diri untuk menghadap padanya lagi dan ingin mengajak berkenalan tapi aku rasa ide itu bukan ide yang baik aku takut dia menyangka aku cewek yang selalu ngajak cowok kenalan, aku yang sudah mengangkat tanganku sedikit seketika menurunkannya lagi karena malu pada angga.
Dari arah belakang ada yang menepuk pundak kiriku dan muncul dari arah kananku, aku kira itu angga tapi dia lagi si dinda rese.
“ ngapain disini berdiri berdua, jangan-jangan lu suka ya sama dia, tenang aja vel gue ada dipihaklu kok”. Dinda sambil menepuk pundakku berbisik sepertin itu padaku.
tapi aku hanya menangapi dengan senyuman kesal saat dia berbicara itu, setelah berbicara dia pindah ke arah kiriku dan berdiri ditengah aku dan angga.
“ hai...nga, gue dinda kelas 9 tapi dulu gue teman sekelas lu yang selalu buat onar kelas sama teman- teman gue”.
“masih inget Gue ?”
Aku yang mendengar itu agak begitu kesal juga sih kenapa bisa dinda yang kenal dia bukan aku.
“dinda siapa ya?” dengan muka agak bingung dan senyumannya dia menjawab dinda.
“maaf sebelumnya berarti sekarang lu kakak kelas gue ya, oke berarti gue manggil lu kakak ya”.
Aku melihat angga tertawa kecil dengan dinda, aku benar benar iri pada dinda bisa mengenal angga, tapi masa iya aku se-iri itu pada dinda, tapi pada saat itu tanganku ingin memulai berkenalan lagi dengan angga karena saat itu ada dinda. Hanya saja saat aku mengangkat tanganku, driver ojek onlineku datang dan aku harus pulang duluan sebelum berkenalan.
Angga senyum kepadaku dan dinda melambaikan tangannya padaku, aku berpamitan duluan pulang pada mereka di jalan aku masih memikirkan angga yang sungguh misterius bagiku, karena aku sangat penasaran ingin kenal dan berbicara padanya.
Dijalan pulang motor ojek onlineku tiba-tiba saja berhenti dan mengeluaarkan bau aneh dari mesin motornya kami berhenti dan drivernya mengecek kebawa mesin motor untuk melihat bau apa itu. aku sudah mengira pasti ada yang gak beres dengan motornya karena begitu pelan jalannya, driver ojek online itu beridiri dan meminta maaf padaku karena motornya bermasalah harus dibawa ke bengkel dengan perkiraan sepertinya lama, lalu aku pulang jalan kaki sendiri dengan jarak yang masih sekitar 300 M dari tempatku mogok.
“vel...!!!”
Telingaku mendengar ada yang memanggilku dan sepertinya motornya berhenti disampingku berjalan.
“iya, kenapa?”
Aku tidak ada kepikiran kalau orang itu angga karena dia memanggil namaku VELLA, aku tidak tahu dia bisa tahu namaku dari siapa dan sejak kapan dia mengenalku.
Aku senyum kepadanya dengan malu sekali karena dipanggil disaat aku jalan membawa tas besar dan tentengan buku yang memang agak tebal-tebal, karena memang saat kelas 9 ini banyak sekali pejalaran yang harus dibahas sebelum ujian nasional.
“lu kok jalan, apa mau anek motor ini aja!”.
“rumah gue udah deket kok, paling jalan sedikit lagi sampe”.
Angga menawarkan motor ojek onlinenya untuk mengantarku pulang, aku sebenarnya mau tapi aku tidak enak dan malu pada angga, lalu aku menolak tawaran itu dan berpamitan jalan duluan karena takut kesorean sampai rumah.
“ngak usah , aku bisa jalan kaki aku juga tinggal sedikit lagi kok, kamu duluan aja”.
Aku melanjutkan jalan dan dia menghampiriku sambil berjalan kaki dari belakang.
“aku mau jalan juga gak papa kan”.
Aku merasa sore itu benar-benar berbeda dengan hari-hari sebelumnya yang hampa, dan sekarang ada dia disampingku rasanya benar seperti bersama idolaku.
Aku senyum pada angga dan mengangukan kepalaku.
Aku sangat ingin bertanya siapa namanya dan kenapa kenal aku, tapi rasanya aku tidak ingin suasanya nyaman ini hancur karena aku bertanya-tanya padanya, sepanjang jalan kami hanya diam dan jalan.
Setelah kami melewati sebuah gang yang agak kecil angga berpamitan padaku karena katanya rumahnya masuk ke gang itu, seperti biasa aku hanya menganguk dan senyum padanya.
“sorry..., apa aku boleh tahu nama kamu, karena aku ingin berterimakasih kamu sudah menemaniku jalan kaki tadi”.
“gue angga prasatya, panggil aja angga atau satya, gue juga makasih udah di temenin jalan kaki”.
Aku langsung membalikkan badan dan memberanikan diri bicara seperti itu pada angga, tapi aku tidak ingin menanyakan dia kenal namaku dari mana yang jelas aku sangat senang saat itu.
\tSesampai dirumah badanku seperti remuk karena berjalan sepanjang kenangan, walapun di tengah jalan setelah berpamitan aku memesan ojek online lagi, karena rasanya pinggang dan kakiku kram banget harus jalan lagi sampai ke rumah.
Aku memanggil bibi setelah sholat, untuk menggurutku sebentar karena kaki dan pinggangku sakit sekali harus membawa beban berat saat jalan kaki tadi.
Aku jalan ke bawah mencari bibi, tapi yang aku lihat dari jauh seperti bukan bibi. Itu mamaku iya ini mamahku namanya sheila tapi baru kali ini mamah sudah pulang dan ada di rumah, itu pemandangan yang jarang aku temukan bahkan tidak pernah.
Aku berlari dari tangga menghampiri mamah dan memeluknya Karena aku sangat jarang bertemu dengannya paling hanya pagi hari dan itu mamah baru pulang lalu tidur dan aku harus pergi ke sekolah.
“mah..., mamah”.
“kenapa gak setiap hari si mah pulang cepet kaya gini”.
Mamah membalikan badannya dan melepaskan pelukan aku.
“vel, mamah capek bener ya, hari ini sampai besok mamah mau istirahat”.
Aku sedih sih mamah bilang itu sama aku, padahal cuma hari itu aku bisa meluk mamah dan bisa ngobrol tapi kalau liat mamah yang capek aku juga gak tega dan tidak bisa memaksa untuk dia nemenin aku.
Mamah pergi ke kamar sehabis ambil air putih dan mengusap kepalaku sebentar.
Aku kembali mencari bibi yang tidak tahu kemana, aku cari keluar tidak ada, di kolam renang tidak ada di taman juga tidak ada. Baru kali ini bibi tidak ada biasanya selalu ada kalau aku butuh, aku kembali keatas karena bibi tidak ada di rumah sepertinya, jadi aku masuk kamar dan tidur saja untuk menghilangkan pegalku.
Pada sore itu aku mau bilang sama mamah kalau aku mau ngajak mamah sholat jamaah maghrib nanti, tapi mamah bilang capek mau tidur.
Kenapa ya mamah sama papah sibuk banget sama kerjaan dan kegiatan yang tidak habis-habis sedangkan aku cuma belajar dari pagi sampai sore selelah itu dan sebosen itu, aku ngerasa ingin dipeluk, mau cerita rasanya, mau males malesan, kenapa mamah papah enggak ya, malah semangat banget kerja pergi pagi pulang pagi.
“VELL... VELLA!!! VELLL...”
“iya sebentar aku turun!!!”
\tAku dengar suara seperti papah memang agak kenceng dan teriak suaranya, nama papahku hadi, iya papah hadi yang selalu pulang pagi dan bau tape. tapi papah baik kok aku kadang dikasih uang jajan lebih untuk di sekolah dan di rumah.
Aku lari ke bawa karena semangat papah pulang.
“Pah..., “.
Aku peluk papah erat papah senyum dan meluk aku mengusap kepalaku, tapi aku kaya ngerasa ada tetesan air mata di atas kepalaku.
“pah..., papah kenapa kok nangis”.
Aku melepas pelukanku pada papah dan tersenyum sambil menghampus air mata papah, aku tidak tahu apa yang dialami papah tapi sepertinya papah sedih banget saat itu.
“pah..., mamah juga udah pulang loh, ada dikamar lagi tidur katanya capek mau istirahat”.
Aku memberitahu kalau mamah sudah pulang juga dan sedang ada di kamar istirahat.
Papa diam dan hanya pamit pergi lagi padaku, aku tanya mau kemana papah hanya memeluku lagi dan pergi sambil tersenyum kepadaku, aku mengikuti papah sampai di depan pintu karena aku mau tahu papa kenapa dan aku lihat di mobil itu ada seorang anak kecil sekitar 5 tahunan sepertinya dan seorang wanita muda sepertinya lebih muda dari mamahku.
Aku saat itu tidak tahu sebenernya artinya apa, aku bahkan hanya diam dan cuma penasaran dengan orang di dalam mobil papah.