Contents
AKU VELLA
KEDATANGANYA
CHAPTER 1
KEDATANGANYA
Hujan hari itu sangat deras sekali karena sudah masuk bulan yang akhirannya ber- kalau kata orang sih begitu ya. Sebelumnya izinkan aku meperkenalkan diri dulu, kenalin aku vella anak dari orangtua yang selalu kerja dari pagi bahkan sampai pagi lagi, aku baru duduk dikelas 9 atau biasa dibilang kelas 3 SMP.
Aku adalah murid yang biasa saja, pintar tidak, nakal dan bandel juga tidak, bisa dibilang jalannya lurus dan semua itu juga didorong pada tempat aku sekolah yaitu sekolah islam aku itu bisa dibilang anak sholeha banget karena dari sekolah dasar sampai sekolah menegah pertama semua islami, aku sih tidak tahu maksud orangtuaku apa melakukan ini padaku.
Karena sepenglihatan aku kalau kedua orangtuaku di rumah tidak pernah sama sekali sholat, malah kebanyakan kalau pulang pagi papah selalu bau kaya tape yang warnanya kuning aku tahu tape karena aku pernah makan itu dua kali dijalan arah pulang dari sekolah sama bibiku yang sudah aku anggap orangtua aku dirumah.
\t “kring...kring...kringggg...” Bel 3 kali sudah dibunyikan berarti saatnya semua murid pulang sekolah tapi berhubung aku kelas 9 aku ada latihan tryout sampai jam 3 sore, dan karena sudah jam makan siang aku pergi ke kantin untuk makan supaya tidak lapar saat ikut pelatihan tryout yang cukup lama.
“DUBRAK!!!” suara itu terdengar dari arah kantin ketika aku sedang dilorong dekat dengan kantin, seketika aku reflek dan lari ke arah kantin yang sudah dekat dan ternyata ada murid yang sedang memarahi mang ojo tukang mie ayam di kantin sekolahku hanya karena pesanannya salah, aku hanya mendengarkan dari arah ujung kantin karena tidak ada yang berani mendekat untuk melerai murid itu.
Sampai akhirnya pak guru datang dan melerai keributan murid laki-laki itu, nama pak guru itu pak zein dia datang dan menarik murid laki-laki itu tapi murid itu malah membantah dan melepaskan gengaman tangan pak zein.
\t“ahrgg... saya gak salah pak, tapi mamangnya yang salah dia nganterin pesenan yang salah ke saya”.
\t“iya... nga, bapak tahu kamu gak salah, tapi kamu ngak boleh kaya begitu sama orang yang lebih tua dari kamu, kan kamu sudah belajar aqidah akhlak”.
Aku ngak tahu nama murid itu siapa dan sepertinya bukan anak kelas 9 karena aku jarang ngeliat dia. Murid itu diam dan jalan meninggalkan kantin tanpa menghiraukan perkataan pak zein.
Kantin lalu dibubarkan dan pak zein meminta maaf pada mamang ojo yang mukanya menunduk karena merasa bersalah sudah membuat keributan.
\t“maaf pak zein saya minta maaf, saya yang salah bukan dia”.
\t“udah mang ojo ngakpapa namanya juga anak-anak, saya minta maaf ya mang!!!”.
\t“lanjut dagang lagi mang”.
Pak zein menenangkan mang ojo mengusap pudak mang ojo dan menyurih mang ojo berdagang lagi.
\t“SEMUA BUBAR YA , KELAS PELATIHAN TRYOUT MAU MULAI!!!”.
\t“ SEGERA KE KELAS!!!”.
\t
\tPak zein teriak ditengah kantin dan kita semua beranjak dari kantin untuk siap masuk kelas.
Jujur disitu aku masih bingung karena sampai segitunya dia marah cuma karena salah pesanan yang dia pesan. Aku yang belum sempat beli jajan untuk makan siang jadi korbannya juga, jadinya aku hanya membeli minum air putih karena takut telat masuk kelas pelatihan tryout.
\tDipintu kelas aku liat anak murid yang tadi di kantin marah-marah, dia sedang dinasehati sama pak zein, aku melanjutkan jalan sampai pintu masuk sambil menyapa pak zein dengan menunduk karena memang adabnya seperti itu jika kita lewat di depan guru.
Aku sedikit mendengar perkataan pak zein, kalau nama anak itu angga.
Ya!!!! nama dia angga, sepintas aku merengutkan mataku karena berpikir kalau namanya sama seperti idolaku di televisi, hahaha... dalam hati aku tertawa dan senyum saat sedang memasuki kelas sampai duduk.
“vel...! Vel...!!, VELLLLLLAAAA...!!!”
“iii..ya kenapa din, sorry... sorry. aku gak tahu kalau ada kamu disamping , tadikan kosong.”
Ini temanku namanya dinda dia memang sering duduk sebelahan sama aku kalau pelatihan, karena dia mau nyontek sama aku, tiba-tiba dia memanggilku dan aku lagi tidak fokus rasanya malu banget untung saja dinda sedang tidak rese ngecengin aku.
\tKelas dimulai dengan mata pelajaran matematika, aku melihat di depan pintu sudah tidak ada pak zein dan angga murid laki-laki itu mungkin sudah selesai permasalahannya.
Aku kembali fokus melihat ke papan tulis yang sedang dijelaskan materinya. Disela penjelasan ibu guru mengenai pangkat di papan tulis tiba-tiba dinda mencolek aku, aku yang merasakan colekannya refleks mengeserkan badan dan mendekati kupingnya karena mataku harus tetap fokus ke depan.
Dinda membisikiku kalau murid laki-laki tadi adalah anak kelas 8 yang seharusnya kelas 9 bareng kita, tapi dia tidak masuk sekolah sebulan dengan keterangan alfa dan rumahnya kosong ketika guru ke rumahnya untuk menemuinya.
Kata dinda dia dan orangtuanya kerjanya tidak jelas makanya suka pindah pindah dan akhir bulan kemarin dia kembali kesini karena sekarang orangtuanya sudah tidak ada alias meninggal, jadi dia pulang ke Jakarta sama pamannya.
Sepanjang pelatihan tryout aku tidak fokus sama sekali sama pelajarannya karena dinda cerita tentang angga panjang lebar sampai akhirnya angga diterima lagi di sekolah ini, aku yang penasaran kembali bertanya pada dinda dengan berbisik.
“Din..., angga kenapa bisa diterima lagi, kan kata kamu dia ngak masuk tanpa keterangan sebulan dan otomatis keluar dari sekolah, tapi dia baru balik sekarang dan diterima lagi.”
“gini vel, akhir bulan kemarin gue liat pamannya dateng ke sekolah mohon-mohon sama pak zein supaya sekolah mau nerima angga lagi, karena yang gue denger dari pembicaraannya orangtuanya angga udah meninggal sebulan lalu terus pamannya dapet pesan dari ayahnya angga, untuk jemput angga dan bawa dia ke Jakarta ke rumahnya yang dulu.”
Bel berbunyi
“kringgg..... kringgggg....”
\tBel berbunyi ditengah dinda sedang menjelaskan permasalahan angga, akupun kaget dan sontak beristigfar, dinda lalu mengangkat kedua tangannya dan berkata kalau dia ingin ke kantin sebelum jam kedua masuk lalu aku juga berdiri dan berlari mengikuti dinda.
Sejujurnya baru hari ini aku seakrab itu dengan dinda karena dinda biasanya selalu jail dan rese sama aku dan juga anak lainnya, tapi untuk kali ini aku sangat penasaran dan harus mendengarkan sampai selesai.
Sesampainya dikantin dinda menepuk pundakku.
“lu jajanin gue vel... nanti gue ceritain sampeeeee.... tuntas!!!, serius deh.”
Aku menganguk dan mencari tempat duduk untuk duduk bersama dinda, selagi menunggu dinda memesan makanan akupun ikut mencari makanan yang mengenyangkan tapi aku sedang tidak nafsu melihat nasi karena aku sedang penasaran dengan cerita dinda.
Maka aku memutuskan untuk membeli roti dan susu kotak kesukaanku rasa strawberry, dinda begitu lama sekali memesan makan, sampai beberapa menit aku duduk disitu dari arah depan aku duduk datang teman-teman dinda yang ikut duduk di depanku, mereka bertiga tersenyum kepadaku dan aku jadi ikut tersenyum kepada mereka tak lama dinda datang membawa empat mangkok mie ayam lengkap beserta es tehnya.
Akupun menyadari sekarang kalau aku sedang di kerjai oleh dinda dan seharusnya aku memang tidak pernah berteman dekat dan percaya pada dinda.