Try new experience
with our app

INSTALL

Sapa Terakhir 

Semesta Lupa, Aku juga bisa berkehendak

“maaf” suaranya kembali membuyarkan ingatan terakhir Rintik tentangnya. “telat gak sih ngomongnya sekarang, lagian aku udah gak papa kok, aku masih hidup dan baik-baik aja tanpa kamu”, Rintik langsung meminum es kopi untuk menutupi gugupnya.
“kamu bahagia?” tanyanya singkat. Rintik tersentak mendengar itu. “bahagia”, Rintik berbohong pada Biru. “aku engga, setelah kejadian itu aku mencoba terus hidup seperti biasa, aku masih gak ngerti perasaanku dulu, tapi ternyata kamu sudah jadi biasa aku, aku selalu inget kamu, aku cari kamu, tapi kamu gak pernah aku temukan, aku berterimakasih pada semesta akhirnya aku ketemu sama kamu sekarang” jawab Biru dengan pilu.

“kamu bercanda, sejak kapan seorang Biru ngomongin perasaannya? Apa aku masih ngomong sama orang yang sama kayak dulu, kamu bukan Biru yang aku kenal, Biru yang aku kenal adalah manusia sedikit kata, tindakannya lebih lantang dari suaranya”

“aku ingin kamu” jawab Biru. “sejak kapan?” tanya Rintik. “waktu itu” jawab Biru cepat, Rintik terdiam “sampai sekarang aku masih ingin kamu” lanjut Biru. 
“terlambat”
“kamu sudah menikah?”
“belum”
“lalu?”
“aku sudah tidak ingin kamu” jawab Rintik tegas.

Biru terdiam. Rintik menatap Biru tajam. Biru masih terdiam, Rintik melihat jam ditangannya, café mulai sepi, warna langit sudah berubah menjadi gelap, tanda perpisahan sebuah hari sudah dimulai.

“aku harus pergi” Rintik memberekan barang-barangnya. Biru didepannya terus memperhatikan Rintik.