Contents
Aladin On The Way - Reborn
Part 5
Aladin otw part 5
(Rooftop Villa Pulau Paradiso)
Al masih memeluk erat Andin. Seolah dia ingin Andin selalu ada disisinya. Tak lama kemuadian Al melepaskan pelukannya sambil berucap mesra pada Andin,
"Istriku, Andini kharisma Putri. Sebentar lagi matahari akan tenggelam, kamu masih ingin tetap disini untuk melihatnya? Atau langsung masuk dan beristirahat?"
"Aku masih ingin disini, Mas, gak apa apa kan, Mas?"
"Iya gak apa apa, apapun yang bisa buat kamu bahagia, lakukan ya," Al tersenyum
Andin membalas senyuman Al sembari mengangguk
"Aku bisa merasakan tulusnya cintamu buat aku, Mas, aku tau kamu sedang berusaha untuk membuat aku bahagia, dan Aku bisa merasakan itu mas. Aku merasakan getaran yang sebenarnya tak pernah bisa hilang ketika aku bersama kamu, terima kasih suami ku atas semua perhatian kamu "
"Ndin, coba kamu liat ke sebelah sana, matahari mulai tenggelam," ujar Al lagi sembari jari telunjuknya menunjuk ke suatu tempat.
"Iya mas , benar benar indah ya, Mas?"
"Indahnya sunset sore ini tak seindah senyuman dibibir kamu, Ndin," goda Al.
"Iihh, Mas kamu gombalin aku ya? Katanya laki laki tak perlu gombalan untuk membuktikan cinta nya? yang penting adalah tindakan dan perlakuan," sahut Andin menyendir perkataan Al.
"Kan kamu yang minta sekali-kali digombalin. Saya salah lagi?"
"Gak kok mas ...," canda Andin
Mereka pun menyaksikan moment matahari tenggelam tersebut dengan penuh kebahagiaan
"Saya gak nyangka, Ndin, saya masih bisa melihat kamu tersenyum bahagia seperti ini, saya bahagia sekali, Ndin, sangat bahagia," batin Al
Kini, Matahari benar-benar tenggelam dan bersiap berganti malam.
"Ndin, sudah cukupkah melihat pemandangan disini ? Atau masih mau disini?" tanya Al lagi.
"Kenapa mas?" jawab Andin manja
"Saya mau ajak kamu melihat tempat lainnya disini, kamu mau?"
"Mau dong mas, yuk." sambut Andin bahagia
"Yuk turun sekarang ya?"
Andin tak menjawab hanya tersenyum simpul sambil mengangguk tanda setuju , Al kemudian menggandeng tangan Andin dengan mesra seolah tak ingin melepaskan genggaman tangan itu. Keduanya berjalan beriringan , dengan senyuman manis tersungging dibibir mereka.
Andin dan Al turun ke bagian bawah tempat itu yang ternyata adalah Villa dengan konsep arsitektur Bali yang harmoni dengan alam dan halaman yang sangat luas.
Sampailah mereka persis disamping bangunan tersebut, Andin melihat kesekelilingnya , didepan pintu masuk villa terdapat balai dengan khas Bali, perpaduan material dari bahan alami dengan batu batu ukiran yang indah semakin menambah karakteristik villa tersebut.
Sedangkan di samping kanan villa terdapat sebuah kebun kecil lengkap dengan paranet diatasnya dan terdapat banyak koleksi bunga aglonema yang berwarna-warni. Ada juga sebuah kolam dengan tananam teratai diatasnya menambah kesan perpaduan yang pas secara alami. Suasana yang begitu tenang dan nyaman.
Andin pun terkagum-kagum melihat semua pemandangan indah ini.
"Mas, ini bagus banget," desis Andin kagum sembari terus melihat kearah sekitar
"Sengaja saya ajak kamu lewat sini, Ndin, agar kamu bisa melihat pemandangan diluar rumah ini." jawab Al tersenyum
"Memang ada jalan lainnya mas untuk ke rooftop itu?"
"Iya, ada, lewat dalam rumah, ada tangga yang langsung terhubung dengan bagian atas rooftop," jelas Al.
Andin mengangguk angguk tanda paham atas apa yang dijelaskan oleh Al .
"Kamu suka disini ?"
"Suka sekali mas, benar- benar indah dipandang mata."
Al mengajak Andin duduk di sisi balai tersebut , hingga datang seseorang dari dalam Villa menghampiri mereka , dan orang itu adalah ibu Nini.
"Selamat sore pak Al, Ibu," ucap seseorang sembari mengangguk menyapa Al dan Andin.
"Sore Bu Nini. Oiya perkenalkan ini istri saya, Andin,"
"Selamat datang bu Andin semoga betah selama disini," sapa bu Nini ramah.
"Makasih bu Nini, tapi sepertinya saya memang akan betah ada disini, bu," jawab Andin tersenyum.
"Gimana kabar disini Bu Nini?" tanya Al kemudian.
"Alhamdulillah semua baik pak sama seperti biasanya. Ya walaupun terkadang ada beberapa masalah yang terjadi, tapi kami masih bisa menyelesaikan semua nya dengan baik pak."
"Baguslah, bu Nini terima kasih banyak ya."
"Sama sama pak Al."
"Ndin kita ke kamar yuk."
"Iya mas."
"Mari saya antarkan pak, bu." ajak bu Nini
Mereka berjalan menuju kamar utama yaitu kamar Al dan Andin, Al masih menggandeng mesra tangan Andin, mereka berjalan mengikuti Bu Nini. Andin yang berjalan sambil memandangi bagian-bagian dari rumah tersebut semakin dibuat terpesona oleh keindahan didalamnya.
"Ini pak kamar pak Al dan Bu Andin,"
"Baik, makasih ya Bu Nini," jawab Al.
"Sama sama pak. Selamat istirahat pak Al dan Bu Andin, jika butuh apa - apa nanti bisa sampaikan ke saya atau m
Mak Konah yang membantu - bantu saya disini."
"Ya, sekali lagi terima kasih," ucap Al
"Sama sama pak Al, baik saya permisi pak, bu," pamit bu Nini kemudian bergegas meninggalkan Al dan Andin yang masih di depan pintu kamar mereka
Al dan Andin hanya tersenyum
"Masuk, Ndin," ajak Al, kemudian mempersilahkan Andin masuk ke dalam kamar.
Andin tersenyum melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar
Dan untuk kesekian kalinya Andin dibuat takjub oleh pemandangan yang indah dikamar tersebut. Dekorasi dikamar tidur dengan gaya tradisional dengan ranjang dan perabotan dari kayu membuat kamar tersebut terkesan hangat. Sedangkan bagian ranjang menggunakan kelambu sehingga menambah keromantisan suasana didalamnya.
Andin mendudukkan dirinya di Ranjang dengan ukuran King Size.
Tangan nya meraba kasur yang terasa sangat nyaman.
Perpaduan sprei dan kelambu putih dengan ranjang kayu yang begitu elegant sangat memanjakan pemandangan Andin.
Nampak di atas kasur itu taburan bunga Mawar, menambah suasana romantis di dalam ruangan itu.
Andin kembali berdiri dan melangkahkan kaki nya ke arah Jendela besar yang masih tertutup Korden. Perlahan Andin membukanya, dan tampaklah pemandangan laut indah yang terbentang luas dengan warna awan yang mulai menggelap tanda mentari sudah memejamkan matanya sejenak.
Andin tersenyum bahagia,tampak menikmati pemandangan di depan nya.
"Kenapa lagi?" tanya Al memdang Andin
"Gak ada apa - apa mas, aku cuma kagum sama semua pemandangan indah dipulau ini sejak kita datang sampai ketika kita masuk kekamar ini, semua indah dan aku benar benar merasa bahagia mas karena kamu membawa aku ke tempat ini. Tempat yang gak pernah aku bayangkan sebelumnya." ucap Andin menitikan air mata.
"Sudah jangan nangis!" jawab Al sembari menghapus air mata di pipi Andin, "Saya mandi dulu ya, Ndin."
"Mau ikut," goda Andin.
"Apaan sih," jawab Al salah tingkah.
"Ikut mandi, boleh gak?" Andin masih menggoda Al.
"Ya udah yuk kalo mau ikut mandi, kita mandi bareng." jawab Al kemudian
"Aaahhh gak mas." tolak Andin
"Ayuk, tadi nantangin sekarang ditantang balik gak berani," Al ketus.
"Kan cuma bercanda, Mas, emang kamu mau mandi bareng beneran?"
Al tersenyum memandang tingkah Andin yang lucu dan terkadang membuatnya gemas.
"Nanti ya kalo sudah saatnya," jawab Al mengusap lembut kepala Andin kemudian beranjak ke kamar mandi. Membuat Andin kelimpungan salah tingkah.
****
Setelah Al mandi, kemudian Andin pun beranjak untuk mandi. Al yang gelisah didalam kamar berjalan mondar mandir
"Apakah Andin siap untuk malam ini ? Apakah malam ini adalah malam yang tepat ? Jangan, tidak Al tidak malam ini, andin pasti juga capek malam ini setelah perjalanan panjang menuju kesini. Tenang Al masih ada beberapa hari sebelum mama dan Reyna menyusul kesini. Mungkin aku bisa memanfaatkan waktu itu. "
Tok .. tok ... tok ...
Al tersadar ketika pintu kamar diketuk.
Siapa ya?