Try new experience
with our app

INSTALL

Aladin On The Way - Reborn 

Part 4

Aladin on the way bab 4

(Bandara Ngurah Rai Bali)

Al dan Andin sudah mendarat dengan selamat di Bandara Ngurah Rai Bali. Andin berjalan mengikuti langkah kaki Al.

"Ah rasanya masih gak percaya kalo aku ada di Bali." gumam Andin dalam hati sembari melihat ke sekelilingnya.

"Andin, jalannya bisa cepetan gak," tegur Al.

"Iya mas, maaf aku kan sambil menikmati suasana disini."

"Apa nya yang mau dinikmatin sih? isinya orang semua gini?" ucap Al ketus, kemudian menggandeng tangan Andin.

Di depan pintu sudah siap seorang Supir yang sedang menunggu kedatangan Mereka.

"Selamat Sore Pak Al, Ibu.. ," Sapa sang supir, seraya menundukkan badan nya sopan.

"Sore," jawab Al

"Silahkan Pak," ucap supir lagi, membuka pintu mobil

"Ya,Terima Kasih. Ndin, ayo masuk."

Andin mengangguk.

Andin dan Al masuk kedalam mobil, sedang supir membereskan koper-koper mereka di dalam bagasi. Setelah itu segera berlalu meninggalkan bandara.

"Kita mau kemana ini, Mas?" tanya Andin lagi.

"Ke suatu tempat. Nanti kamu juga tau."

"Kemana aja aku mau mas, asalkan bersama kamu." canda Andin

"Bisa diem gak?" Al melirik kearah Andin.

"Liburan masih aja tetap galak," bisik Andin nyaris tak terdengar oleh Al.

"Apa kamu bilang?"

"Gak ada mas, aku gak bilang apa apa kok."

"Apa?"

"Kamu ganteng," ucap Andin tersenyum. Sedang Al hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Dalam hati ia berucap syukur "Terima Kasih Ya Allah, engkau telah kembalikan Andinku yang dulu."

Tak banyak percakapan yang terjadi diantara mereka selama dalam perjalanan, Andin mulai merasakan ngantuk, Ia bersandar di bahu Al dan memejamkan matanya, Al membiarkan Andin bersandar dibahunya berusaha memberikan tempat yang nyaman agar Andin terlalap dalam tidurnya.

****

"Ndin, Bangun, Ndin.. Kita udah nyampe," ucap Al membangunkan Andin pelan.

"Udah nyampe ya, Mas?" jawab Andin, wajah Andin yang baru bangun selalu membuat Al betah untuk lama-lama memandangnya.

"Cantiknya natural," batin Al.

"Yuk turun," ajak Al turun, kemudian di ikuti Andin.

Andin melihat kearah sekitar mereka, nampak kali ini mereka sedang berada di sebuah lapangan yang cukup luas.

"Kenapa Mas Al ngajak aku ke lapangan? Masa iya dia mau ngajak aku kemping disini?" batin Andin dalam hatinya.

"Mas?" panggil Andin manja.

"Heemm,"

"Kamu jauh-jauh ngajak aku ke Bali cuman mau ke lapangan? bukan nya ke pantai gitu mas? Atau ke villa?"

"Bisa diem ga? brisik tau gak." jawab Al ketus.

Andin cemberut. tiba-tiba terdengar suara bising, Andin menoleh ke kanan dan ke kiri, tak ada apa apa, ternyata suara itu dari Atas.

"Helikopter?" Andin terkejut

Helikopter itu lalu mendarat sempurna tak jauh dari tempat Al dan Andin berdiri. nampak rambut dan dress yang di gunakan andin berkibar-kibar terhembus angin dari baling-baling helikopter.

"Kamu memang benar-benar cantik ndin, cantik luar dalam," ujar Al dalam hati, Seraya tersenyum memandang Andin

"Yuk," ajak Al, menggandeng tangan Andin

"Kita mau naik helikopter, Mas?" tanya Andin heran

"Gak usah berisik Andini kharisma putri," geram Al

"Barang-barang kita mas?"

"Udah ada yang urus, bisa diem gak?"

"Iya ... iya, punya suami ngajak liburan tapi galak banget, untung sayang," gumam Andin.

****

Andin dan Al sedang menikmati pemandangan dari atas helikopter

"Mas, Pantesan aja ya, Bali ini di sebut Surga nya Indonesia, Bener-bener Indah." teriak Andin, berusaha mengalahkan suara bising helikopter

"Kamu suka?"

"Suka banget mas," jawab Andin tersenyum

Al hanya tersenyum memandang Andin.

Al pov : "Kamu salah, Ndin, bukan pemandangan ini yang seperti surga, tapi memandang kamu tersenyum bahagia seperti ini lah surga bagi saya. "

Helikopter itu mendarat di sebuah Rooftop dari bangunan mewah.

"Hati-hati, Ndin," ajak Al, membantu Andin turun

"Makasih suamiku." jawab Andin tersenyum

"Tempat apa ini? begitu Indah..," batin Andin

Ia memandang sekitar nya,tidak ada bangunan,hanya nampak perkebunan berbagai macam tumbuhan yang terlihat begitu rapih dan terawat .

Andin menolehkan kepalanya ke pemandangan di depan bangunan tersebut.

Tampak laut yang terbentang begitu Indah..

Bersih.. Asri..seperti belum pernah terjamah tangan jahat manusia.

Andin lalu menolehkan pandangan nya ke arah belakang bangunan yang ia pijak, nampak di sana sebuah bukit kecil yang sangat Indah.

"Benar-benar perpaduan pemandangan yang begitu Indah dan serasi," ucapnya lagi

Andin merentangkan tangan nya, memejamkan mata nya sejenak menikmati hembusan angin yang begitu menyejukkan.

Dari kejauhan Al hanya tersenyum melihat tingkah Andin.

"Saya senang melihat kamu menikmati indahnya tempat ini, Ndin" ujar Al mengagetkan Andin

Andin berjalan menuju balkon yang menghadap ke arah pantai.

Ia menyedekapkan kedua tangan nya di dada dan menikmati pemandangan di hadapan nya.

Tiba-tiba Al datang dan memeluknya mesra dari belakang.

"Mas Al?"

"Kamu suka dengan tempat ini?"

"Suka mas..suka banget,"

"Syukurlah kalau kamu suka,"

"Tapi mas ngomong-ngomong ini tempat apa? sepertinya jauh dari perkampungan.

Terlihat sepi banget." tanya Andin

"Kamu benar. Ini adalah pulau Paradiso, salah satu pulau kecil di Bali yang paling Indah," ungkap Al menjelaskan

"Ehm ya .. ya, tapi kok ga ada permukiman ya Mas di pulau ini ? Aku liat cuma ada bangunan ini aja ?"

"Ya, kamu benar.

Pulau ini sudah lama saya beli untuk kepentingan pribadi, tidak ada sangkut pautnya dengan aset perusahaan.

Tidak ada yang tau kalau saya pemilik pulau ini,.makanya saat saya culik Reyna waktu itu, saya berencana ajak kalian kesini.

Karena bisa di pastikan keberadaan kita di sini aman."

"Kamu beli pulau ini mas ? Jadi ini punya kamu ?"

"Ya, dulu saya beli pulau ini karena ingin mengajak mama dan Roy berlibur disini.

Tapi sayang, rencana itu belum juga terealisasi sampai Roy meninggalkan kita untuk selamanya," ucap Al dengan suaranya yang terdengar berat

Sejenak suasana menjadi hening.

"Tapi sekarang saya tidak menyesalkan itu Ndin, karena saya bisa bawa kamu ke tempat ini. Saya yakin Roy akan bahagia seandainya dia melihat kamu berada disini bersama saya, dan kamu bahagia.

Dia akan berterima kasih sama abangnya karena sudah membahagiakan orang yang sangat dia cintainya," ucap Al tersenyum, seraya menengadahkan pandangan nya ke atas, seolah berharap Roy mendengar semua ucapan nya.

Al semakin mengeratkan pelukan nya, kemudian melanjutkan ucapan nya.

"Kamu tau, Ndin? Dulu mama selalu bersyukur memiliki saya dan Roy.

Kata mama kita adalah sepaket lengkap yang Allah hadiahkan untuk mama.

Sejak papa meninggalkan kita semua, saya dan Roy berupaya sebisa mungkin menggantikan posisi papa untuk mama.

Saya menghabiskan waktu saya untuk memenuhi kebutuhan nafkah keluarga, untuk tetap membuat mama dan Roy hidup berkecukupan, tidak kekurangan suatu apapun.

Sedangkan Roy, dia selalu punya waktu untuk mama. Dia selalu punya cinta dan perhatian untuk mama.

Keberadaan Roy di sisi mama menjamin kebahagiaan bathin mama.

Makanya, saat tau Roy mati terbunuh, mama sangat terpukul, mama merasa kehilangan separuh hidup nya, Ndin. Mama kehilangan kebahagiaan bathin nya.

Mama depresi.

Dan saya? Saat itu saya otomatis harus melaksanakan tugas saya sebagai anak satu-satunya, menjadi tulang punggung keluarga serta menggantikan posisi Roy untuk bisa menghibur mama, memberi mama cinta dan kebahagiaan bathin nya.

Saya benar-benar marah saat itu, karena melihat mama begitu terpukul.

Dan amarah saya itu lah yang membuat saya buta diliputi dendam, hingga saya melakukan semua kesalahan saya yang melukai kamu sampai saat ini..

Saya menyesal ndin.. Saya sangat menyesal.. Saya minta maaf..

Al mengucpkan nya penuh penyesalan di sertai jatuh nya air mata dari kedua matanya.

Andin berbalik arah memandang Al, Ia meletakkan kedua tangan nya di pipi Al, mengusap air mata al dengan penuh pengertian dan kasih sayang.

"Sekarang aku tau mas, kenapa kamu melakukan itu semua sama aku.

Itu karena kamu sangat mencintai mama dan adik kamu, Roy. aku ngerti sekarang mas.. Aku faham," batin Andin dalam hatinya

"Sudah lah mas, gak perlu kamu bahas lagi apa yang sudah berlalu. Aku sudah maafin kamu kok,"

Al tersenyum dalam tangisnya, lalu membawa Andin ke dalam pelukan nya.

"Terima Kasih ndin.. Terima Kasih..,"

"Iya mas," jawab Andin tersenyum.

Aldebaran pov : saya sangat berharap kita bisa seperti ini untuk selamanya, Ndin.

Dan saya juga berharap, kehadiran kamu dan Reyna di sisi mama bisa menyembuhkan luka kehilangan mama atas Roy. Menggantikan posisi Roy di hati mama.