Contents
Aladin On The Way - Reborn
Part 3
Aladin Otw Bab 3
Bab 3
Andin keluar dari kamar mandi, dengan sehelai handuk yang menempel di tubuhnya, dan sedikit mempertontonkan punggungnya yang putih dan bersih.
Andin membuka handuk yang menempel di kepalanya, kemudian mengibaskan rambutnya yang basah. Kini rambut itu tergerai indah membuat Al yang duduk dipinggir kasur terpukau oleh indahnya tubuh Andin
Al menelan ludahnya,
"Gimana kalo handuk itu terjatuh," batin Al dalam hatinya "Aldebaran otak lu kenapa jadi mesum begini sih," rutuk Al pada dirinya sendiri.
Andin mulai mengambil hair drayer dan perlahan mulai mengeringkan rambutnya yang basah persis didepan kaca
"Makin lama saya lihat-lihat makin cantik saja kamu, Ndin, " gumam Al dalam hati.
"Al.. al.. Lo bener-bener udah jatuh ke dalam pesona Andin" batinnya lagi dengan senyum tersipu.
"Mas Al?" Andin terkejut melihat Al yang duduk di tepian tempat tidur mereka.
"Sejak kapan kamu duduk di sana, Mas?" tanya Andin bingung
"Sudah sejak kamu keluar dari kamar mandi," jawab Al singkat.
"Terus, ngapain kamu senyum-senyum gitu? ngapain mas?"
"Gak apa apa," Al tersenyum
"Ih gak jelas," celetuk Andin sembari melanjutkan mengeringkan rambutnya.
Setelah selesai mengeringkan rambutnya, Andin berganti pakaian, Al sesekali mencuri pandang ke arah Andin, memperhatikannya yang tengah asik melakukan aktivitas rutinnya tiap selesai mandi.
"Mas, aku siapin sarapan dulu ya. Udah telat kan soalnya," ucap Andin.
Al mengangguk,
"Ndin...," panggil Al, Andin menghentikan langkah kakinya
"Kenapa mas?"
"Saya antar kamu ke kampus ya?"
"Gausah mas, kan ada sopir dari kampus,"
"Bisa nurut aja gak sama suami?" Al mulai memaksa.
"Iya mas, nanti aku telpon supir ya, bilang kalo aku berangkat sama suami aku yang galak," jawab Andin tersenyum kemudian bergegas menuju ruang makan.
****
Mobil Al masuk ke halaman parkir kampus Pelita Nusa tempat Andin mengajar. Al tidak seperti biasanya yang hanya menurunkan Andin di parkiran. Kali ini Al memarkirkan mobilnya dengan rapi di parkiran.
Tak hanya sampai di situ, Al mematikan mesin mobilnya, kemudian bersiap turun bersama Andin. Tentu saja hal ini mengundang tanya dari Andin. Pasalnya tsk biasanya suaminya itu bersikap seperti ini.
"Kamu ngapain turun juga, Mas?" tanya Andin bingung l.
"Mau antar kamu, sekalian saya ada urusan disini," jawab Al kaku
"Urusan apa, Mas?" tany aAndin penuh selidik.
"Nanti kamu juga tau. Ayo masuk, bisa telat kamu nanti."
Tanpa bertanya lagi Andin mengikuti langkah kaki Al masuk ke dalam kampus, setelah melewati tangga, Andin berpamitan pada Al,
"Kamu mau kemana mas, aku masuk kelas dulu di sana," ucap Andin menunjuk sebuah ruangan tak jauh dari tempatnya berdiri.
"Ya, semangat kerjanya ya," jawab Al datar
Andin tersenyum dan menciumi punggung tangan Al sebagai tanda hormat pada sang suami
"Ndin, kamu selesai jam berapa? Biar saya jemput,"
"Kamu gak sibuk mas?"
"Jam berapa?" Al ketus
"Sekitar jam 11 aku sudah selesai mas."
"Ya udah, sampai nanti."
****
Di suatu tempat.
"Pagi pak Al, Ada yang bisa saya bantu?" tanya Rendy seperti biasa tatkala Al memanggilnya.
Al mengangguk
"Kamu tolong kosongkan jadwal saya seminggu kedepan ya," perintah Al pada asisten pribadinya itu.
"Seminggu ke depan, Pak?" Rendy terkejut
"Kenapa?"
"Ehm, seminggu kedepan ada banyak jadwal meeting, Pak,"
"Saya minta kosongkan semua jadwal saya seminggu kedepan," ucap Al tak lagi mau di bantah.
"Kalau meeting tidak bisa di tunda, kamu saja wakilkan saya," sambung Al lagi
"Baik pak Al, Ada lagi yang bisa saya bantu?"
"Kamu tolong siapkan 2 tiket ke Bali ya, ambil penerbangan hari ini, untuk saya sama Andin," titah Al
"Baik pak," ucap Rendy seraya tersenyum penuh makna.
"Ngapain kamu senyum-senyum?"
"Gak apa-apa, Pak." jawab Rendy tak enak.
"Satu lagi, sekalian kamu siapkan dua tiket untuk hari minggu. Atas nama Mama saya dan Reyna."
"Baik pak,"
"Ada lagi Ren, tolong kamu hubungi Ibu Nini, suruh siapkan villa disana sebaik mungkin, karena saya akan bawa Andin liburan ke sana.
"Baik pak. Ada lagi pak?"
"Itu aja Ren,"
"Baik pak, kalau begitu saya permisi,"
"Makasih ya Ren,"
"Sama sama pak,"
Rendy berjalan keluar ruangan Al, sembari tersenyum "Oh jadi pak Al menyuruh saya mengosongkan jadwal karna akan honeymoon," batinnya
****
Al sudah berdiri di samping mobilnya menunggu Andin keluar, tak sengaja ia mendengar segerombolan mahasiswa yang sedang bergurau di dekat nya.
"Sodikin nih, suka ga fokus kan lo kalau pelajaran bu Andin," tegur Gary.
"Iyalah, gue mah fokus liatin bu Andin, ga fokus ama pelajaran nya," canda sodikin tertawa.
"Ehemmm" Al berdeham, seketika membuat kedua mahasiswa itu terkejut
"Ada suami nya Bu Andin cuy, ngeliatin kita," ucap Gary.
"Serem amat," celetuk Sodikin
"Satu.. Dua.. Tiga.. Kabooooorrrrr....," perintah Gary kemudian berlari kencang menghindai Al.
Al menahan tawa nya melihat tingkah mahasiswa Andin
"Mahasiswa jaman sekarang ya, gak ada akhlaknya. Untung dulu saya tidakseperti mereka," gumam Al
****
Al melajukan mobilnya dengan kencang. tak ada obrolan sepanjang perjalanan mereka menuju Pondok Pelita, keduanya larut dalam pikirannya masing-masing
"Setelah ini kita langsung siap-siap ya,"
"Siap-siap? Kemana mas ?" Andin terkejut
"Jam 3 nanti kita berangkat ke Bali,"
"Ke bali mas? Maksud nya gimana sih?" celetuk Andin kebingungan l.
"Saya mau ajak kamu liburan ke Bali, paham?"
"Kok mendadak banget sih, Mas? Terus gimana dengan jam ngajar aku? Gimana dengan Reyna?" protes Andin lagi.
"Kamu tenang aja, semua sudah beres,
saya sudah mengurus cuti untuk kamu selama seminggu kedepan. Dan Reyna nanti akan menyusul kita bersama mama sabtu sore."
"Tapi, Mas..,"
"Ndin.. Saat ini yang terpenting adalah hubungan kita, kita butuh waktu untuk memperbaiki semuanya, Ndin.
Membangun kembali rumah tangga kita.
Masalah pekerjaan kamu saya sudah urus, jadi saya harap kamu gak keberatan ya dengan rencana saya ini," rayu Al tak ingin mendapat penolakan dari isterinya.
"Oh jadi itu alasannya kenapa tadi kamu bilang ada urusan di kampus? ternyata kamu ngurus cuti buat aku, Mas." jawab Andin manja.
Al hanya tersenyum
"Iya iya mas.. , aku ikut kamu ya, kita ke Bali," jawab Andin tersipu malu
****
"What ? Ke Bali ?" Mama Rossa terkejut setelah mendengar bahwa Al dan Andin akan berlibur ke Bali.
"Kenapa mendadak sekali Al," tanya Mama Rossa
"Sebenarnya udah lama sih ma, aku berencana ajak Andin, Mama sama Reyna ke Bali, tapi sepertinya sekarang waktu yang paling tepat,l."
Mama Rossa mengangguk
"Iya Al, kamu benar, mama rasa ini memang waktu yang tepat buat kamu dan Andin bisa menghabiskan waktu bersama, setelah apa yang terjadi belakangan ini diantara kalian," Mama Rossa menarik nafas lega
"Betul Ma, tapi aku juga sudah pesankan tiket untuk mama dan Reyna nyusul ke Bali."
"Mama dan Reyna menyusul kalian ke Bali?"
Al mengangguk "Rendy sudah mengurus semua untuk keberangkatan Mama dan Reyna nanti,"
"Sure, Mama dan Reyna pasti akan menyusul kalian. Sekarang kalian bisa berangkat duluan dan nikmati waktu berdua selama liburan, ya." jawab Mama Rossa tersenyum bahagia.
"Padahal bisa saja Mama dan Reyna berangkat besama kalian, tapi kenapa Al meminta agar mereka berangkat terlebih dulu, apa yang sedang di rencanakan oleh Al, apakah .. apakah ini akan menjadi awal yang baik untuk hubungan mereka? Apakah sepulangnya dari Bali nanti Al akan memberikan saya seorang cucu, cucu kandung yang sudah saya impikan sejak dulu," batin Mama Rossa lagi, kali ini hatinya merasa sangat bahagia, senyuman manis pun selalu mengembang di bibirnya
****
Andin dibantu Mirna dan Kiki menyiapkan semua keperluan Al dan Andin selama di Bali,
"Mbak Andin, pokoknya Kiki gak mau tau ya, setelah pulang dari Bali sudah harus ada berita baik buat kami." canda Kiki.
"Berita baik ? berita baik tentang apa?" tanya Andin polos
Kiki dan Mirna saling berpandangan kemudian bersama-sama mereka menyanyikan jargon khas mereka sembari berjoged
"Aladin on the way .... Aladin on the way ...,"
"Ada ada saja Mirna dan Kiki, tapi kenapa Mas Al mendadak banget ya ngajak aku Ke Bali, apa nanti ... apa nanti Mas Al akan meminta aku untuk menjadi istrinya yang seutuhnya lagi?" batin Andin
"Dan jika itu terjadi lagi, apa .. apa aku sudah siap untuk melakukannya?" sambung Andin dalam hatinya
"Ya Allah jika memang inilah saat yang paling tepat untuk hamba dan suami hamba melebur menjadi satu, sebagai sepasang suami istri yang seutuhnya, tolong ya Allah ... tolong yakinkan hati hamba dan siapkan hati hamba agar bisa sepenuhnya menerima Mas Al menjadi suami hamba seutuhnya," Doa Andin dalam hati.