Contents
Carriage Full Of Love
Perayaan Hari Jadi Sekolah
Hari ini, sabtu/08 April jam 12.00, Erina mendapat kesialan. Bekal makanannya jatuh dari meja.
(Gubrak)
Ia segera memalingkan wajah ke sumber suara. Ekspresinya seketika datar, dan badannya lesu. Tanpa berbicara, ia mengambil dan membersihkan makanannya.
"Terus gimana ini, mana lapar".. Gumamnya pelan
Terpaksa ia ganjal perutnya dengan air mineral yang ia bawa. Botol berukuran sedang, mampu menahan rasa laparnya.
"Tapi hari ini ada latihan, gimana ya?" Ucapnya pelan
"Udahlah, nanti pinjam temen ajalah. Siapa tau ada yang ngasih".. Fikirnya
Saat tengah malamun, terdengar dari speaker kelas yang mengumumkan jika minggu depan, sekolah akan merayakan hari jadi yang ke 48 tahun. Jadi dihimbau untuk seluruh murid, berkreasi sesuai dengan kesepakatan kelas. Namun sebagai catatan, anak PMR, OSIS , dan Dewan Ambalan diwajibkan berkoordinasi dengan tim mereka masing-masing. Dan absen dari kelas, hal ini di karenakan dari pihak sekolah akan ada yang spesial dari ke 3 organisasi tersebut.
Bimbang antara seneng atau tidak, Erina terdiam dan tidak memusingkan pengumuman tersebut.
*14.00
Saat akan bersiap pulang, salah seorang anak PMR seangkatan menghampirinya di kelas. Tampak dari daun pintu, si anak meminta agar Erina berkumpul di aula selepas jam pulang. 10 menit kemudian, ia menuju aula. Sesampainya di sana, briefing sudah dimulai dan Erina segera bergabung di paling belakang.
"Kok semua, mana ada Aksa." Batinnya
Pengumuman tersebut berisikan, rencana lomba yang akan dilakukan oleh ketiga organisasi dengan anggota yang acak dan mereka wajib berseragam sebagai anggota dari organisasinya masing-masing. Kecuali seragam sekolah. Mendegar hal itu, seketika suasana menjadi rame. Mereka berbincang dengan teman di sebelahnya mengenai penyewaan seragam.
"Diam, tenang sebentar!" Ucap lantang si senior
Semua terdiam mendengar kelanjutan dari pengumuman tersebut. Beberapa menit kemudian, briefing dibubarkan dan seluruhnya dipersilahkan pulang, kecuali anak PMR dan juga OSIS.
Selama pelatihan, Erina dan beberapa temannya mencoba fokus. Namun nihil, usaha mereka sia-sia. Tampaknya seluruh anak PMR excited dengan rencana tersebut. Saat tengah berbincang, Erina dikejutkan oleh kehadiran Aksa.
"Erina, gue ada seragam buat lo besok. Punya kaka gue, kebetulan dia anak kesehatan. Jadi lo bisa sewa."
"Sewa?"
"Iya, masa gratis."
"Iyalah, thanks infonya." Ucapnya pelan
(Jeda)
"Cie Erina. Kemarin Panji, sekarang Aksa." Ucap salah seorang temannya
"Bagi-bagi dong Er, jangan semua lo embat." Ucap salah seorang temannya kembali."
"Ambil aja semua, gue juga ogah sama mereka." Ucapnya sembari meninggalkannya
*Jam Pulang Pelatihan
Beberapa menit kemudian, anak PMR dipersilahkan pulang. Untuk minggu depan, pelatihan diliburkan. Dan untuk alasannya pun, agar seluruh murid fokus dengan persiapan perayaan hari jadi sekolah.
Sore itu karena tidak ada keperluan lain, Erina langsung pulang.
"Assalamu'alaikum".. Ucapnya sembari masuk ke rumah
Namun kembali ia dikejutkan oleh kehadiran Aksa dan Panji yang tengah duduk di ruang tamu.
"Kalian ngapain di sini?"
"Eh, jangan gitu. Duduk dulu".. Ucap mamanya
"Ini Erina, aku bawa seragam ini buat kamu pake besok." Ucap Panji sembari memberikan seragam putih bergaris biru di depan dan lengan, serta celana berwarna navy polos.
"Ini juga, putih putih." Ucap Aksa
"Lo apaan sih, ikut-ikutan." Tegas Panji
"Lo." Jawab singkat Aksa
Erina yang cape, langsung menegur mereka.
"Ga ribut sekali bisa ga?"
Merekapun seketika diam, dan menjawab dengan terbata-bata.
"Erina".. Tegur mamanya
"Maaf ma, Erina cape. Mau istirahat dulu." Ucapnya sembari meninggalkan mereka
"Nak Panji, nak Aksa, maafin Erina ya. Mungkin dia lagi cape, jadi gitu jawabnya."
"Iya gapapa Tante. Ya udah saya pamit ya tan. Dan ini, saya nitip tolong kasih ke Erina." Ucap Aksa
"Aku juga ya tante".. Tambah Panji sembari meletakkan seragam tersebut ke meja.
Mereka berlalu meninggalkan rumahnya tanpa berpamitan dengan Erina.
*Keesokkan Di Sekolah
"Erina, gimana? Udah dicobain belum?" Tanya Panji sembari lari ke arahnya
"Ga tau, belum nyoba."
"Jangan gitu dong, nanti kalo ga pas biar aku cariin."
"Ga usah, makasih. Aku bisa nyari sendiri"..
Saat tengah mengobrol, tiba-tiba dari arah belakang mereka muncul Aksa sembari berkata,
"Usaha aja terus, tapi nihil."
Panji yang tidak terima dengan pernyataannya, segera membalas dengan,
"Iri aja lo, anak cupu."
Erina yang malas dengan perdebatan mereka, segera melirik lalu mempercepat jalannya.
Sesampainya di kelas, salah seorang teman Erina yang juga dari organisasi PMR, mengajaknya untuk menyewa seragam di salah satu toko. Namun karena mengingat dengan pinjaman baju dari Panji dan Aksa, ia pun menolaknya.
*Hari H Perayaan
"Duh, Erina mana sih. Udah mau dimulai ini".. Ucap si Yola
Saat tengah menanti kehadirannya di aula, tiba-tiba pandangan Yola dan seluruh anak murid yang berada di sana teralihkan oleh kedatangan remaja putri berseragam putih dengan celana polos berwarna putih juga. Untuk jilbab, ia mengenakan bergo berwarna putih bergaris biru. Terdengar jelas dan keras, mereka memanggilnya Erina.
"Erina"... Ucap Panji kagum
"Ini bener lo Rin?" Batin Aksa
( Jeda )
"Maaf ya La, gue telat." Ucapnya ke Yola
"Engga, lo ga telat. Masih ada beberapa menit lagi."
"Erina, kok tambah cantik sih? Eh tapi, kenapa baju ini yang di pake?"
"Punya kamu kekecilan, jadi aku pake ini."
"Ya udah gapapa, tetep cantik kok."
Saat tengah mengobrol, Erina mencuri pandang ke arah Aksa. Begitu dia, sedang memandangnya sembari tersenyum tipis. Saat sedang hanyut dalam renung pandangan, beberapa guru tiba di aula dengan wajah sumringah.
"Untuk semuanya tenang, acara akan segera dimulai." Ucap kepala sekolah
"Bentar lagi jam 07.00, kita itung mundur ya".. Instruksi dari salah seorang guru
Dan seluruh murid menghitung dengan kompak sekaligus keras, 3 2 1. Lagu happy birthday pun tersetel tepat dengan hitungan. Sebagai pembuka, doa adalah yang pertama. Kemudian disusul tiup lilin, pemotongan tumpeng dan juga lomba.
*08.25
Acara lomba diadakan. Untuk pertama, anak murid kelas 1, lalu dari organisasi sekolah, kemudian dilanjut anak kelas 2, dan yang terakhir adalah anak kelas 3.
45 menit kemudian, perlombaan kelas 1 selesai. Sekarang giliran murid organisasi. Anak PMR, OSIS, dan juga Dewan Ambalan sudah berkumpul di aula lengkap dengan seragamnya.
"Untuk permainannya adalah secara tim, dan masing-masing ada 2 anak. Untuk penentuannya, ditentukan oleh ini." Ucap salah seorang guru sembari menunjukkan kotak misterius
"Di sini ada nama kalian, dan untuk undian yang kalian ambil, itulah yang akan jadi partner. Satu lagi, untuk membukanya juga harus secara bersamaan. Paham ya?"
"Paham pak." Serentak menjawab paham
Pengambilannya dilakukan secara acak. Dari dewan ambalan terlebih dulu, baru disusul anak PMR, kemudian yang terakhir anak OSIS.
"Udah semua?"
"Udah"..
"Itung mundur, baru kalian buka."
Merekapun menghitung mundur dan perlahan tapi pasti terlihat nama partner mereka.
"Ini serius Aksa?" Batin Erina
Sedangkan Aksa hanya menatapnya penuh misterius.
"Pak, boleh tuker ga?" Tanya Panji kepada pak guru
"Ga, ga ada tuker-tukeran. Kalo mau tuker, mending out aja."
Panji kesal kemudian memandang sinis Aksa.
*Lomba Balon
Beda dari yang lain, ketiga organisasi tersebut harus berlomba untuk memindahkan balon satu dan balon lainnya ke dalan sebuah ember. Dan pembawaannya pun bukan dipegang, melainkan diapit dengan ke dua dahi. Dan untuk menyeimbangkan badan, mereka diperbolehkan berpegangan tangan, namun tidak untuk menyentuh balon.
"Semuanya gabung sama timnya masing-masing." Ucap si guru
Merekapun saling mendekat. Sedikit canggung, Aksa dan Erina bertegur sapa dengan senyuman tipis.
Untuk mempersingkat waktu, si panitiapun mempercepat acara. Sampai tiba di giliran Aksa dan Erina serta beberapa tim lainnya.
Sebelum memulai, mereka sempat beradu pandang.
"Siap." Ucap Aksa kepada Erina
"Iya, siap." Jawabnya
Kemudian balon tersebut ditempelkan ke dahi mereka. Hanya berjarak beberapa senti, Erina menatap matanya untuk yang pertama kali.
"Ayo Erina, ga usah berfikir aneh. Jauhin fikiran lo tentang Aksa." Batinnya
"Hey, ayo. Jangan malamun." Ucapnya pelan kepada Erina
Setelah disadarkan olehnya, merekapun berjalan maju menuju finish dengan kompak. Namun, sempat di pertengahan mereka terhenti karena balon tersebut miring.
"Bentar Erina." Ucap Aksa kepadanya
"Kenapa?"
Spontan Aksa menarik tangannya, dan ia terkejut dengan apa yang dilakukan partnernya itu.
"Ga usah ambil kesempatan dalam kesempitan ya, lepasin ga." Ucapnya sembari memberontak
"Bisa diem ga. Kalo engga, kita kalah. Ni balon jatuh."
Erina yang mendengarnya, seketika terdiam.
"Gue pegang tangan lo bukan buat kesempatan, tapi buat seimbang. Nyeimbangi badan"..
"Oh"..
"Oh".. Ucapnya menirukan Erina
Kemudian mereka lanjut jalan dan sampai finish ke dua.
*13.00 Saatnya Pengumuman
Setelah melakukan banyak proses, akhirnya pengumuman juara dilakukan. Dan mereka menerima juara 2. Aksa dan Erina yang mendengar hal itu, seketika saling memeluk.
"Akhirnya menang Rin"..
"Iya Sa"..
Pelukan erat mereka pertontonkan di depan semuanya, termasuk bapak dan ibu guru.
"He he he, ini apa-apaan. Lepas ga? Kalo engga, ga jadi juara."
"Iya bu iya, dilepas ini."
Aksa melepas pelukannya, namun tidak berhenti sampai di momen tersebut, mereka malah beralih saling memandang diiringi senyuman tipis. Panji yang melihatnya, geram lalu meninggalkan acara.