Try new experience
with our app

INSTALL

Carriage Full Of Love 

Jangan Ditiru

Seperti biasa, bersamaan dengan berangkatnya ke sekolah, Erina mampir ke warung terlebih dulu untuk menitipkan gorengan. Hari ini bisa dibilang beruntung. Pasalnya, selain membawa bekal dengan lauk ayam goreng, ia pun punya uang saku. Dimana tidak setiap hari ia bisa merasakannya. 


Sebelum menuju kelas, ia harus melewati ruang kelas Aksa. Saat itulah, ia berniat untuk mampir menanyakan perihal jeday ataupun keperluannya tempo hari di lapangan perkemahan. Namun keraguan muncul ketika ia sudah dekat dengan gerbang, dimana belok kiri adalah tepat kelasnya. 


Diam sejenak, memilih arah kanan untuk ke kelasnya atau kiri menuju kelas Aksa. Tanpa babibu, ia pun memilih kiri. Perlahan tapi pasti, ia sampai di depan kelasnya. Berdiri di daun pintu sembari melirik ke dalam dan berharap ada Aksa disana. Saat tengah fokus, tiba-tiba salah seorang murid kelas tersebut mempertanyaan keperluannya. 


"Cari siapa mbak?"

"Engga".. Ucapnya sembari melihat ke arah pojok kanan belakang, dimana ia berada disana tengah memperhatikan Erina. 

"Engga, maaf ya." Sambungnya lalu meninggalkan ruang tersebut. 


Berjalan sedikit cepat, ia berfikir jika apa yang baru saja ia lakukan adalah sebuah kebodohan. 


"Bodoh Erina, lo ngapain sih kaya gitu. Bikin image lo turun tau ga. Lagian, mau Aksa atau bukan yang penting jeday balik. Tapi, tapi gue masih penasaran kenapa kemarin dia di lapangan. Mana tengah malem".. Ucapnya sembari melambatkan langkahnya.


(Jeda)


"Barusan ngapain ke kalas gue?" Ucap Aksa dari sampingnya

"Bisa ga kalo dateng ga tiba-tiba." Jawab Erina sinis

"Jawab pertanyaan gue."

"Lo kemarin ngapain ke lapangan?"

"Ada urusan."

"Urusan, malam-malam?"

"Kepo."

"Hih".. 

"Terus, lo kemarin yang balikin jeday gue bukan?"

"Iya."

"Kok lo bisa tau rumah gue?"

"Bisa lah."

"Udah, lo ke kelas gue cuma mau nanyain itu?" Sambungnya

"Iya, hehe"...


Aksa menanggapinya dengan tersenyum sinis sembari meninggalkan Erina. Ia yang terlanjur malu, kemudian mempercepat langkahnya.


Hari ini adalah jadwal piket Erina di UKS. Jadi, setiap kali istirahat ia harus ke sana untuk memeriksa obat-obatan, apakah berkurang atau tidak. 


"Erina".. Panggil salah seorang teman kelasnya

"Iya, kenapa?"

"Di UKS ada obat pusing ga?"

"Kemarin sih ada, tapi ga tau sekarang. Emang buat siapa?"

"Buat aku."

"Oh, ya udah bentar ya, aku cek ke UKS. Nanti kalo ada, aku bawain."

"Iya Rin, makasih ya"..


Erina segera menuju UKS dan langsung membuka kotak P3K. Saat tengah mencari obat tersebut, samar terdengar dari salah satu bilik, tampaknya ada seseorang.


"Siapa di sana?" Ucapnya keras namun tidak ada jawaban


Karena tidak mau terjadi apa-apa, ia pun mendekati bilik tersebut, dan perlahan membuka. Saat tirai sudah terbuka, Erina terkejut karena Aksa sudah berdiri tanpa mengenakan seragam. Spontan ia pun berteriak.


"Diem, diem." Ucap Aksa sembari membungkam menggunakan tangannya

"Diem, ga usah teriak ataupun ngomong apapun." Sambungnya


Erina menganggukkan kepala pertanda iya. Belum terlepas tangannya dari mulut Erina, dua orang guru sudah menciduk mereka.


"Aksa Erina, apa-apaan ini!"


Mereka yang terkejut dengan suara tersebut, spontan berbalik badan menghadap mereka. Dan berusaha menjelaskan, namun ke dua guru tidak menggubrisnya.


"Kalian ikut kami ke ruang guru. Aksa pake seragam kamu!" 


Tanpa basa basi, mereka pun mengikutinya dari belakang. Di sana, Erina dan Aksa diminta untuk menjelaskan. 


"Jadi gini bu, saya ke UKS memang udah piket. Ditambah saya yang mau ambil obat pusing untuk temen saya di kelas." 

"Sekarang kamu Aksa. Kenapa di UKS dan ga pake baju?"

"Badan saya gatal-gatal bu, tadi pas di kantin ga sengaja kena ulat bulu. Ini aja bentol, belum lagi badan."

"Oke, alasan kalian kita terima. Dan kali ini kalian kami maafkan. Tapi ingat, kalo hal ini kembali terulang, kalian bisa-bisa kami nikahkan di sekolah."

"Ha!" Respon kaget dari Aksa dan Erina

"Yang bener aja bu, masa nikah di sekolah." Ucap Aksa sembari disambung oleh Erina

"Iya bu, masa iya di sekolah." 

"Makanya ga usah macam-macam di sini. Eh, ga cuma di sini, di luar juga. Awas ya, kalian saya tandai."

"Waduh, iya bu." 

"Ya sudah, kalian balik ke kelas."

"Iya bu".. 


Secara bersamaan, mereka meninggalkan ruang guru. 


*Erina Gila


Jam menunjukkan 13.20, Erina pamit ke mushola untuk beribadah. Halaman sekolah sepi, karena memang sekarang masih jam pelajaran. Sesampainya di sana, Erina langsung menuju tempat berwudhu. Setelahnya, ia masuk ke mushola. Saat sedang mengenakan mukenah, terdengar samar jika akan dilakukan sholat berjamaah, dan salah seorang murid laki-laki menjadi imamnya. 


"Aksa, lo jadi imam ya".. 


(Jeda)


"Aksa?" Batinnya


Ia yang penasaran dengan hal tersebut, mencoba mengintip dari celah tirai, dan..


"Aksa. Jadi bener dia yang jadi imam? Eh, ini seriusan?"


Saat tengah berfikir, suara imam sudah terdengar dan Erina bersiap beribadah. 


Beberapa menit kemudian, mereka selesai dan Erina langsung bergegas keluar. Selama di teras mushola, ia mencuri pandang ke arah Aksa. Dan saat tertangkap basah, Erina mencoba menyapanya dengan tersenyum. Namun ia tidak membalas sapaan tersebut. 


"Hih, dasar sok ganteng." Gumamnya pelan


Karena tidak mendapatkan respon yang sesuai, ia pun meninggalkan mushola dan kembali ke kelas.