Contents
Carriage Full Of Love
Donor Darah
Di tengah perjalanan sepulang sekolah, Erina disapa oleh Panji. Iya, ia adalah Dewan Ambalan senior yang tempo lalu menegurnya sebanyak dua kali.
"Erina".. Sapa pelan dari sampingnya sembari mengendarai sepeda motor dengan speed rendah
"Iya"..
"Sendiri pulangnya?"
"Iya".. Jawab Erina singkat
Saat tengah mengobrol, dari belakang datang si Aksa dengan mengendari motor maticnya. Ia menyalip dengan speed sedikit cepat dan tanpa menegur mereka.
"Itu anak OSIS yang lagi hits di sekolah kan?" Tanyanya kepada Erina
"Ngehits?"
"Iya, emang kamu ga tau? Dia kan dikenal cool, keren, sama anak cewe sekolah kita"..
"Oh ya? Aku baru tau malah kak"..
"Iya"..
Cara mengobrol yang salah, tanpa disengaja sebuah mobil dengan speed sedikit kencang menyenggol sepeda motornya. Alhasil, ia pun terjatuh ke arah Erina. Dan mereka jatuh di waktu yang bersamaan.
"Au".. Keluh Panji ketika kakinya tertindih sepeda motor
"Kak Panji!" Ucap Erina dari jarak yang tidak begitu jauh
( jeda )
Sekitar terlihat sepi, bahkan tidak ada seorang pun di sana. Karena merasa lukanya ringan, ia pun berusaha menolong Panji dengan mengangkat sepeda motor.
"Ayo geser kakinya kak"..
"Au".. Keluhnya kembali sembari menggeser kaki dari kolong motor
Setelah itu, Erina segera mengobati luka lecet kakinya dengan menggunakan P3K yang selalu ia bawa. Obat tersebut disimpan di sebuah kain warna navy. Isinya pun terdiri dari obat merah, kapas, dan juga alkohol.
"Bentar ya kak, aku obatin dulu biar ga infeksi."
Perlahan Erina melepas sepatu dan kaos kakinya. Kemudian membasuh pelan luka tersebut.
"Au"..
"Sakit ya? Maaf ya kak, ini aku pelanin"..
Ia fokus memberikan P3K, sedangkan Panji fokus memandangnya.
"Dah".. Ucapnya sembari membereskan obat tersebut.
( hening )
"Ternyata kamu pas di sekolah sama di luar beda ya?"
"Engga kak, kak Panji aja yang belum kenal aku."
"Panggil nama aja."
"Iya, Ji"..
"Ya udah kak, aku duluan. Kamu mau bareng apa gimana?"
"Mau naik motor."
"Naik motor? Maksudnya aku yang di depan? Maaf Ji, aku ga bisa pake motor cowo".. Ucapnya panik
"Bukan, maksudnya aku pulang sendiri pake motor."
"Oh, emang bisa?"
"Bisa, ini udah mendingan kok."
"Oh, ya udah. Aku duluan ya"..
"Iya"..
Erina beranjak dari sana, dan menuju ke arah sepeda yang masih tergeletak di bahu jalan. Dibangunkannya sepeda tersebut dan langsung meninggalkan Panji. Baru beberapa gowesan, terdengar dengan lantang ia yang menyeru..
"Hati-Hati Erina"..
Tanpa berhenti, Erina menanggapinya dengan memberikan isyarat "ok" melalui jari tangan kirinya. Dan Panji tersenyum tipis melihat adik kelasnya yang terkesan beda dari yang lain.
"Erina Erina".. Gumamnya pelan sembari meninggalkan tempat tersebut.
*UKS
Tepat hari ini, donor darah dilaksanakan di sekolah. Seluruh anak PMR dan OSIS sudah bersiap lebih awal, sedangkan anak pramuka beberapa menit sebelum jam donor tersebut dibuka.
"Yang ikut donor darah ada berapa orang?" Ucapnya ke salah satu anak OSIS yang tengah duduk di depan ruang UKS
Merasa diacuhkan, ia pun mengulang pertanyaannya dengan nada yang sedikit keras. Merasa terganggu, si anak OSIS pun menjawabnya dengan..
"Lo nanya siapa?"
"Nanya lo lah, di sini kan cuma ada lo sama gue. Gimana sih?"
"Lo nanya tapi ngegas."
"Ga ada yang ngegas. Gue nanya dua kali tapi lo nya ga jawab." Ucap Erina kesal
"Tu kan ngegas."
"Engga, gue biasa aja. Cepet jawab pertanyaan gue tadi."
"Pertanyaan apa?"
"Yang ikut ada berapa orang?"
"Ikut apa?"
"Donor darah lah, apalagi?" Jawabnya kesal
"Ya udah biasa aja sih."
Sebelum menjawab, Erina bernafas kasar lalu kemudian menyeru..
"Yang ikut donor darah berapa orang kak?" Ucapnya pelan nan lembut
"Panggil gue Aksa. Dari data kemarin yang ikut ada 17 anak."
"Oke, boleh minta datanya kak?" Ucapnya sembari menadahkan tangan
"Bentar." Jawab si Aksa sembari beranjak dari sana
( Jeda )
"Wey, kok malah pergi sih!" Ucap Erina sembari mengejarnya
"Hey hey hey, tunggu." Sambungnya
Langkahnya yang terlalu panjang, membuat Erina sulit untuk mengejar. Dan sampai akhirnya..
"Aksa!" Seru keras di Erina
Mendengar panggilan tersebut, si Aksa menghentikan langkah.
"Lo kenapa pergi? Gue minta datanya, cepetan. Udah ditunggu anak yang lain ini gue"..
"Lo mau datanya kan?"
"Iya".. Ucapnya sembari mengangguk
"Ya udah bentar. Gue ambilin di ruang OSIS. Data belum gue bawa."
"Kenapa ga bilang bapak, gue cape loh ngejar lo gini, mana panas"..
Tanpa jawaban, si Aksa meninggalkan Erina.
"Hih dasar." Gumamnya pelan
"Terus gue kemana ini?" Ucapnya pelan sembari bimbang akan ke arah mana, dan ia memutuskan untuk kembali ke UKS.
*Jam 09.15 Donor Darah
Donor darah dimulai dengan cara bergilir, murid yang berpartisipasi diarahkan ke aula. Disana sudah ada Erina untuk bagian pendataan, Aksa bagian konsumsi, dan Panji untuk bagian pengatur jalan. Satu persatu anak dipanggilnya dengan suara lembut. Hening dan tegang terlihat dari raut wajah mereka. Sampai akhirnya, 3 jam kemudian acara tersebut berakhir.
Semua bagian membersihkan ataupun merapihkan barang-barang. Dan Panji yang memang sudah selesai, langsung menghampiri Erina.
"Nih!" Ucapnya sembari memberikan sebuah snack
"Makasih"..
"Rame ya, alhamdulillah. Banyak anak yang berpartisipasi." Ucap Panji sembari duduk di sampingnya
"Iya"..
"Eh, kok kamu pucat sih? Kenapa, sakit?"
"Cuma cape aja Ji".. Jawabnya sembari tersenyum tipis
"Ya udah, aku udah selesai. Aku duluan ya".. Sambungnya
"Mau diantar?"
"Ga usah, makasih. Deket ini".. Ucap Erina sembari meninggalkannya
*UKS
"Kok gue di sini?" Tanya Erina kepada anak PMR lain
"Lo pingsan Er, terus dibawa ke sini sama anak OSIS."
"Anak OSIS, siapa?"
"Aksa."
"Aksa, kok bisa?"
"Gue ga tau, lo tanya sendiri aja."
"Apa?" Ucap si Aksa dari balik pintu
"Kok lo suka muncul tiba-tiba sih?" Guyon Erina kepadanya
"Apa yang mau lo tanyain ke gue?" Ucapan dingin dari si Aksa
"Lo yang udah nolong gue?"
"Iya."
"Kok bisa?"
"Ya bisa lah"..
Aksa menceritakan apa yang sudah terjadi beberapa menit yang lalu. Setelah ia beranjak dari kursi dan baru beberapa langkah, tanpa disengaja Aksa melihat Erina yang berjalan sempoyangan. Perlahan ia mendekatinya dan tepat di dekatnya, Erina ambruk.
"Oh, ya udah makasih ya"..
"Ga usah sok manis lo."
"Ya udah makasih."
"Lain kali kalo kurang fit ga usah aneh-aneh. Sok-sokan ngurus donor darah, lo nya aja kurang darah."
"Kok lo tau?"
Tanpa menjawab, dan dengan tersenyum tipis Aksa berlalu pergi.
"Tuh orang aneh amat sih. Bisa-bisanya ini sekolah nerima orang kaya gitu. Hiii".. Ucapnya kesal.