Contents
Akhir tanpa Pamit
Sisi Lain Arya
Tepat jam 12.00, lonceng berdering pertanda pulang. Ajeng dan teman-temannya segera merapikan buku dan memberi salam perpisahan kepada guru. Seperti biasa, ia dan beberapa teman-temannya langsung meninggalkan sekolah dengan menaiki sepeda.
Berjalan beriringan dengan warna seragam selaras, mereka terlihat mengagumkan. Hingga akhirnya, hal yang tidak diinginkan terjadi. Saat semuanya terdiam dan fokus mengayuh, tiba-tiba ban sepedanya meletus. Sontak hal tersebut membuat mereka terkejut dan berhenti.
"Kok pecah sih," ucap Ajeng keras
"Terus gimana Jeng," ujar salah seorang temannya
"Tidak tahu, gimana ini," ucapnya cemas
( Hening )
"Arya, Ajeng sama kamu ya. Kasian dia loh," ucap salah satu teman kepada Arya
"Engga."
"Ih, kok gitu sih. Dia teman kamu loh," ujar temannya yang lain
"Iya loh Ya," ucap yang lain
Arya diam sejenak, hingga akhirnya...
"Iya."
Dengan wajah terpaksa, ia menyetujui hal tersebut. Ajeng segera menepikan sepedanya, kemudian menuju ke arah Arya.
"Udah?"
"Iya udah," ucap Ajeng dari belakang
Merekapun melanjutkan perjalanan, hingga akhirnya sampai di perempatan. Di sinilah, semua berpisah. Arah kanan hanya Ajeng dan Arya. Iya, yang sebelumnya 5 sepeda, sekarang tinggal mereka berdua. Sepanjang jalan, hening. Tidak ada yang membuka obrolan, lalu lalang kendaraan kerap memecahkan keheningan tersebut. Sampai akhirnya...
"Jeng, kamu makan apa sih? Berat banget, capek tau," ujar Arya tiba-tiba
"Makan batu kerikil rumah, puas lo."
"Haha, manusia pemakan batu dong," ledeknya
"Terserah. Udah cepetan, aku lapar ini."
"Iya iya"...
Arya menambah gowesannya. Namun tiba-tiba tepat di tengah jembatan, ia menepikan sepedanya.
"Kok berhenti?"
"Bentar," ucapnya sembari membuka ransel
Betapa terkejutnya Ajeng, ketika Arya mengambil setangkai bunga dari dalam ransel, dan menaruhnya di jembatan.
"Kamu ngapain?"
"Aku kangen mama Jeng," jawabnya sedih
*FLASHBACK
Beberapa tahun yang lalu, terjadi kecelakan di jembatan tersebut. Dimana sebuah motor menabrak seorang ibu yang tengah menggendong anaknya. Dimana mereka adalah Arya dan sang mama. Merekapun terlempar beberapa meter dari tempat semula. Karena kejadian itulah, sang mama meninggalkan Arya untuk selamanya. Dan sekarang, ia hanya tinggal bersama sang papa. Setiap tanggal 13 dan tanpa sepengetahuan siapapun, ia menaruh bunga di tempat tersebut. Sebagai bentuk kasih dan sayang, serta rindu kepada mama.
*Kembali ke Masa Sekarang
Hal tersebut membuat Ajeng iba. Dan dari sinilah, mereka menjadi sahabat.
"Yang sabar ya Ya. Aku yakin, mama kamu sudah bahagia di sana," ucapnya menenangkan Arya
"Iya Jeng, makasih ya," jawabnya sembari tersenyum
"Ya udah ayo pulang, katanya lapar," sambungnya
"Ayo."
Merekapun melanjutkan perjalanan, dan beberapa menit kemudian tiba di rumah Ajeng.
"Assalamu'alaikum,"
"Wa'alaikumsalam," jawab seorang perempuan dari teras rumah
"Arya," sambungnya
"Hallo tante," sapanya sembari tersenyum
Mama Ajeng hanya tersenyum tipis menanggapinya.
"Ya sudah Jeng, aku pamit ya."
"Iya, makasih ya"...
"Iya, assalamu'alaikum," ucapnya sembari beranjak dari sana
"Wa'alaikumsalam."
*14.00
"Ajeng, Jeng," sapa seseorang dari teras rumah
Ajeng yang mendengar, segera menemuinya.
"Iya," ucapnya sembari membuka pintu
"Arya, ngapain kesini?"
"Aku mau ajak kamu ke suatu tempat."
"Kemana?"
"Ada."
"Iya ada, tapi kemana?"
"Ayo ikut," ucapnya sembari menuju sepeda
"Kemana?"
"Udah cepetan naik," jawabnya keras
Ajeng segera menghampirinya sembari berpamitan kepada mama.
Beberapa menit kemudian, mereka sampai di suatu tempat. Di mana alam yang masih asri, ditambah adanya dua ayunan di sana. Ajeng yang melihatnya, spontan terkesima dengan pemandangan tersebut.
"Wow, ini apa? Bagus banget," ucapnya sembari berlari ke arah ayunan
"Ini tempat aku sama mamaku Jeng."
"Kenapa kamu ajak aku kesini? Ini kan harusnya jadi tempat rahasia."
"Karena mulai hari ini, kita kan udah jadi sahabat. Jadi, aku mau kasih tahu kamu semua hal yang orang lain tidak tahu."
"Jadi ini cuma aku yang tahu?"
"Iya," ucapnya sembari tersenyum
"Makasih ya Ya, ini bagus banget loh tempatnya."
"Iya sama-sama Jeng, kapanpun kamu bisa ke sini."
"Siap, Arya."
Merekapun tertawa dan bahagia bersama.
"Arya, kalo kamu lagi sedih atau lagi kesepian, bilang Ajeng ya, nanti aku bikin kamu bahagia. Oke," ucapnya
"Siap," jawabnya singkat
Merekapun kembali tertawa dan larut dalam permainan.