Try new experience
with our app

INSTALL

Memendam Rasa  

Episode IV

Hari Pertama MOS Terasa Sangat melelahkan... Di sepanjang pulang kerumah aku tertidur di dalam mobil dan hingga tak sadar jika sudah sampai rumah. Dengan nyawa yang belum full aku berjalan masuk kedalam rumah dan benar saja ibu sudah menungguku..

"Bagaimana tadi kegiatan MOS nya? Apakah ada kakak OSIS yang menganggu anak ibu ?" Tanya ibu penasaran sembari memelukku dari belakang...

Tanpa menjawab aku hanya berjalan sambil menggelengkan kepalaku,

"Ayo ceritalah , ibu juga ingin tau..."tanya ibuku tak henti padaku karena penasaran hingga mengikutiku sampai kedalam kamar... Karena ibuku penasaran aku menceritakan setiap kejadian yang aku alami ketika MOS tadi .


 


 

Ruang Makan keluarga

 

"Bagaimana MOS kamu hari ini Sovia?" Tanya ayah sembari melihat ku.

"Hemm berjalan dengan baik ..."jawabku sembari mengunyah makanan yang ada di mulutku.

"Jika ada yang melakukan yang tidak baik jangan takut untuk cerita ke ayah... Kamu mengerti?" Lanjut ayah .

Aku hanya mengangguk sembari tersenyum.

"Mana ada yang berani sama nenek sihir.." cetus Rio adekku . Mendengar ucapannya ingin sekali kulemparkan piring yang ada di depanku ke wajahnya namun dengan sigap ibu memegang tangan ku untuk membuat keadaan tetap tenang...

"Rio... Enggak boleh ngomong gitu ih..."Ucap ibu.


 

****Memendam Rasa****

Hari Kedua MOS

Semua Siswa/Siswi mulai berdatangan dan memasuki ruangan kelas masing-masing begitu juga denganku . Kegiatan MOS untuk hari kedua yaitu TES IQ untuk penentuan Jurusan antara IPA atau IPS.

Kakak Senior Mulai Membagikan Lembaran Soal Tes. Selama Tes Ruangan sunyi senyap,Aku menjawab setiap pertanyaan sembari berdoa semoga aku bisa Masuk IPS.

Beberapa Tes membuatku sedikit bingung dan pusing,aku melihat kearah teman-temanku yang lain dan mereka tampak begitu serius mengerjakan lembaran Tes yang ada dihadapan mereka.


 

"Waktunya habis, silahkan kumpulkan Lembar Jawaban dan Soal.. mulai dari depan !" Perintah kakak Senior yang mengawasi kami,Dengan tertib satu persatu mulai mengumpulkan lembar Jawaban & soal. Setelah semuanya terkumpul kami diizinkan untuk beristirahat dan kakak senior pergi meninggalkan ruangan kelas...

 

"Wah soalnya sulit ya sovia.. kepalaku sampai pusing"ucap Mawar mengeluh.

"Benar... Kepalaku juga pusing..."jawabku sambil mengangguk setuju dengan ucapan mawar.

"Keluar yok Sovia..."ajak mawar sembari menarik tanganku... Aku pun pasrah mengikuti kemanapun mawar membawaku.

Dan benar saja mawar membawaku ke kantin..

"Nah ini adalah tempat yang paling jitu untuk menghilangkan pusing kepala... Ketika pusing obat paling ampuh adalah makan..."ucap mawar .

 


 

Saat kami sedang makan di kantin ,Semua Anggota OSIS tiba-tiba datang dan memesan makanan... Aku dan mawar merasa canggung dan sedikit tidak nyaman... Canda tawa kami langsung berhenti dan senyap.

"Sov.. gimana ini?bisik mawar..

"Udah cepat habisin biar kita langsung pergi" jawabku pelan.. kami pun kembali menyantap makanan kami.. sesekali mataku melirik ke arah meja Tempat Kakak OSIS menyantap makanan mereka . Aku melihat begitu akrabnya mereka , mereka tertawa dan bercanda bersama, namun ada satu orang yang mencuri perhatianku yaitu Kak Reinhard... Ia tidak banyak ngomong dan sikapnya begitu tenang, senyum yang ia ukir diwajahnya seakan cuma untuk menghargai saja... Karena aku terlalu memperhatikannya tanpa sengaja aku tertangkap basah dan kini mataku dan mata kak Reinhard saling bertemu dengan cepat aku mengalihkan pandanganku dan jantung ku berdetak dengan kencang ... Aku jadi takut.

"Mawar ayok pergi dari sini" ucapku sembari menarik tangan mawar dan meninggalkan kantin menuju ruangan kelas kami.

"Sumpah suasana dikantin tadi Enggak enak banget"ucap mawar dengan wajah sedikit legah .

"Tapi mereka kompak juga " lanjut mawar.

"Eh Sovia... Kok jadi melamun sih?" Ucap mawar menyadarkanku dari lamunan..

"Ah... Apa tadi kamu bilang"tanyaku ...

"Enggak ... Enggak jadi"ucap mawar sembari masuk kedalam kelas...

Aku benar-benar jadi takut ketika kak Reinhard menatapku. Tatapannya yang tenang namun Menyeramkan membuat jantungku berdetak dan aku merasa takut...

"Semoga itu hanya perasaan takutku saja.. semoga Kak reinhard Enggak marah karena tadi aku lihatin..."gumamku dalam hati sembari menarik nafas panjang.