Try new experience
with our app

INSTALL

Cerpen Fiksi Horor 1 Menit Tamat  

3. Hanging

3.\tHanging


 

Pernah tahu suara rak gantung baju ketika ada orang memilih baju?


 

Suatu hari di hari yang sebagian besar toko memilih tutup, beberapa toko memilih buka. Ada dua toko baju yang bersebelahan dan saling membelakangi. Satu toko buka dan satu toko tutup.


 

Begitu banyak toko yang tutup menjadi rezeki toko yang buka karena banyak orang berlibur dan memilih bertamasya ke mall. Kartika sibuk melayani pembeli sejak buka toko, bahkan sebelum patung-patung manekin ditata. Kesibukan itu membuat Kartika tidak tahu toko baju tetangganya buka atau tutup. Apalagi dia pegawai satu-satunya yang dipercaya sang pemilik toko menjaga toko itu. Akan tetapi, ia bisa mendengar ada aktivitas di toko tetangganya dari suara rak-rak baju gantung yang berasal dari toko tetangga. Itu artinya toko tetangga juga sedang buka.


 

Duhur tiba dan bersamaan itu pembeli sedang sepi. Seperti kebiasaannya, Kartika akan salat dan makan siang di dalam butik di mana ia bekerja. Ia kunci pintu butik saat pergi mengambil air wudu dan salat di dalam butik itu. Tempat ia mendirikan salat, tepat berdampingan dengan toko tetangga.


 

Suasana sunyi membuat Kartika dengan jelas mendengar suara rak-rak di toko sebelah. Berarti di sebelah masih ramai dengan pembeli.


 

Krekk ... krekk ... kretekk ... kretekk ....


 

Krekk ... krekk ... kretekk ... kretekk ....


 

Begitu terus suara itu berulang. Suara yang semakin jelas ketika toko yang dijaga Kartika sedang sepi dan ditutup dikunci.


 

Kartika berencana menghampiri tetangganya setelah salat. Akan tetapi, apa daya butik baju yang dipasrahkan kepadanya kembali mendapatkan rezeki berlimpah. Ia kembali harus melayani pembeli bertubi-tubi. Hal itu terjadi sampai ashar sudah berlalu beberapa saat. Setelah itu, ia tidak mungkin menengok tetangganya karena ia harus segera melaksanakan salat ashar keburu kehabisan waktu.


 

Lagi, ia salat di dalam butik yang dijaganya dengan ditutup dan dikunci. Sunyi kembali membuatnya mendengar jelas suara rak-rak digeser itu.


 

Krekk ... krekk ... kretekk ... kretekk ....


 

Krekk ... krekk ... kretekk ... kretekk ....


 

Setelah melaksanakan salat ashar, Kartika langsung kembali mendapatkan pembeli. Pembeli datang dan terus datang. Kali ini tidak sampai magrib. Tepat magrib tiba ia bisa segera melaksanakan salat magrib. Ia pun kembali mendengar suara itu.


 

Krekk ... krekk ... kretekk ... kretekk ....


 

Krekk ... krekk ... kretekk ... kretekk ....


 

Selesai magrib, baru saja membuka pintu kaca butik, Kartika langsung kembali mendapatkan pengunjung yang membeli. Setelah satu dua pembeli akhirnya ada waktu santai untuknya. Ia manfaatkan waktu santai itu untuk makan karena sejak tadi ia belum sempat makan karena kesibukannya melayani pembeli. Kemudian setelah itu, masih ada waktu santai. Ia terpikir untuk menengok tetangganya.


 

Deg, toko baju yang bersebelahan sekaligus saling membelakangi dengan butik yang dijaganya itu tutup.


 

“Aneh,” lirih Kartika. “Em ... apa mungkin buka setengah hari saja?” pikirnya kemudian dalam benaknya. Ia lantas lekas kembali ke butik yang dijaganya karena ia melihat ada beberapa pengunjung mall yang mampir ke butik yang dijaganya.


 

Beberapa saat setelah melayani pembeli dan ia sedang merapikan dagangan butik, sebuah tangan menepuk bahunya.


 

“Mbak!” seru dari suara seorang perempuan.


 

“Iya silakan!” seru Kartika sembari menoleh. Akan tetapi, ia tidak mendapati siapa pun. Ia pun bingung. “Siapa yang memanggil? Mana customernya?” Ia mencoba memeriksa ke luar butiknya. Sepi tidak ada siapa pun pengunjung yang melintas di jam itu.


 

Isya datang dan Kartika kembali menutup butik untuk salat.


 

Krekk ... krekk ... kretekk ... kretekk ....


 

Krekk ... krekk ... kretekk ... kretekk ....


 

Selesai salat isya, Kartika ada kesempatan kembali menengok toko baju di sebelah toko yang dijaganya. Toko itu tutup. Kartika lantas bertanya ke toko yang lainnya soal toko baju itu. Semua memberikan keterangan jika toko baju itu tutup sejak awal mall buka. Kartika kembali ke toko yang dijaganya dengan penuh tanya di benaknya. Saat itu, ia kembali merasakan ada tangan yang menepuk bahunya. Ia menoleh, tetapi ia tidak menemukan siapa pun.


 

Malam sudah tidak ada lagi pengunjung. Sunyi membuatnya kembali mendengar jelas suara hanging di toko sebelah.


 

Ia berusaha berpikir positif. “Mungkin tikus atau mungkin bergerak terkena AC.” Ia kemudian memperhatikan rak-rak di butik yang dijaganya. Tidak satu pun rak-rak itu bisa bergerak karena AC. Kemudian ia berpikir kalau pun ada tikus sepertinya tidak mungkin juga.


 

Deg, deg, deg, jantungnya berdebar lebih dari normal. Bulu kuduknya bereaksi.


 

Krekk ... krekk ... kretekk ... kretekk ....


 

Krekk ... krekk ... kretekk ... kretekk ....


 

Suara itu masih terus terdengar.


 

Khikk khikk khik khikk khikk khik khikk khikk khik khikk khikk!


 

Khikk khikk khik khikk khikk khik khikk khikk khik khikk khikk!


 

Suara tawa aneh nan seram kemudian terdengar. Suara tawa itu terdengar kadang bersamaan kadang bergantian dengan suara hanging.


 

Terima kasih.