Try new experience
with our app

INSTALL

Cerpen Fiksi Horor 1 Menit Tamat  

2. Saksi

2.\tSaksi


 

Menginap di sebuah kamar salah satu penginapan. Tengah malam tiba. Pun tiba waktunya pergi ke luar bersama teman-teman.


 

Sandria sedang sibuk bersiap. Di saat bersamaan ada suara teriakan wanita di kamar yang tidak jauh dari kamarnya. Ia mendengar suara teriakan itu, tetapi ia sedang fokus dengan make-upnya. Ia juga tidak berpikir macam-macam saat mendengar suara itu. Selesai bersiap, ia baru merespon suara teriakan itu yang masih terus terdengar olehnya. Akan tetapi, tetap ia tidak berpikiran yang aneh-aneh. Hanya saja suara itu membuatnya merasa terganggu.


 

“Berisik!” keluhnya.


 

Ponsel pintarnya berdering. Ada pesan WhatsApp masuk. Teman-temannya sudah hampir sampai di tempat ia menginap. Ia memutuskan lekas menunggu mereka di lobi sekalian menjauh dari suara berisik teriakan wanita yang didengarnya.


 

Ia melangkah dan melintasi kamar itu. Suara teriakan itu jelas didengarnya. Akan tetapi, masih, ia tidak merespon negatif teriakan itu kecuali membuat bising. Ia terus melangkah ke depan.


 

Di saat itu, tanpa Sandria sadari seorang pria di kamar itu melongokkan sedikit kepalanya dan memperhatikannya. Pria itu melihat jelas fisik Sandria. Pria itu mengingat-ingat fisiknya itu.


 

••••••••••


 

Belum subuh Sandria sudah kembali ke tempat ia menginap. Ia berjalan tidak cepat tidak lambat menuju ke kamarnya. Ia kembali melintasi kamar di mana ada suara teriakan itu. Derap langkahnya terdengar oleh pria di kamar itu yang menantinya.


 

Pagi sebelum duhur, sudah saatnya Sandria pergi dari penginapan itu untuk kembali ke daerahnya. Ia mengendarai mobilnya sendiri. Seseorang mengendarai mobil nampak dari spion membuntutinya. Deg, deg, deg, ada rasa khawatir di hatinya.


 

“Ini masih pagi, cerah, dan ramai,” lirihnya menyamankan perasaannya dengan kenyataan itu.


 

“Mungkin kebetulan arahnya sama. Lagian siapa dan apa tujuannya mengikuti aku?” pikirnya.


 

Sandria memasuki tol. Mobil yang mengikutinya juga demikian. Sandria melaju santai. Tol, tol, dan tol terus ia lintasi untuk sampai di daerahnya yang sangat jauh.


 

Kemudian ponselnya berdering. Ada pesan WhatsApp masuk. Sebuah informasi dari salah satu temannya yang semalam jalan-jalan dengannya. Ada kasus pembunuhan di tempat Sandria menginap. Informasi itu menyertakan nomor kamar kejadian. Sandria melotot TKP tidak jauh dari kamarnya. Kemudian ia melihat mobil yang membuntutinya masih membuntutinya. Kemudian ia teringat suara teriakan semalam. Deg, kekhawatiran Sandria berubah menjadi rasa ketakutan sangat.


 

Sebuah telepon masuk dari nomor tidak dikenalnya. Takut-takut ia angkat. Ternyata dari pihak tempat ia menginap. Ternyata dari polisi yang meminta informasi soal kejadian di hotel.


 

“Iya, saya mendengar suara teriakan,” terang Sandria.


 

Mobil yang mengikutinya tiba-tiba melaju kencang dan ....


 

Dushhhhh!


 

Ditabraklah mobil Sandria.


 

Terima kasih