Try new experience
with our app

INSTALL

Contents

Heartbeat 

Teaser

"Pagi, pak!"


 

Suara itu, suara dari seorang lelaki

berpakaian jas lengkap dengan dasi nampak

tengah menegur atasannya yang baru saja

tiba pada gedung perkantoran mereka yakni

Arka Bhadrika Wahyatma, anak ketiga atau

anak terakhir dari Bayoe Nugroho Wahyatma.


 

Wahyatma merupakan nama dari pendiri

perusahaan pertama yang ada di dalam WHY

Group.


 

WHY Group dulunya hanya bergerak dalam

bidang atau bisnis manajemen investasi,

yang membeli kepemilikan berbagai

perusahaan lalu membenahinya, dan

kemudian menjualnya kembali.


 

Namun siring berjalannya waktu, sang

pemilik pertama WHY Group memberikan

perusahaannya itu pada sang anak pertama,

Bayoe.


 

Wahyatma memberikannya karena sudah tak

mampu mengelolanya lagi, selain itu

Indonesia dulu tengah dalam masa krisis

Orde Baru, dan Bayoe menjalani perusahaan

yang dititipkan kepadanya dengan sabar.


 

Atas kesabarannya itu, Bayoe berhasil

menjaga serta mempertahankan perusahaan

yang dulu bernama PT Abdi investama

menjadi PT WHY Investama Tbk.


 

Sang ayah memberi nama perusahaan lama

dengan nama Abdi karena ingin menunjukan

keseriusan dalam memimpin, tetapi diubah

oleh Bayoe agar nama keluarganya abadi.


 

Kini perusahaan yang dulu hanya bergerak

dalam bisnis investasi sudah berkembang

dengan belasan bidang lain seperti media

massa, penyiaran, komunikasi, perbankan

dan semua itu diawasi WHY Group.


 

Seperti Arka yang diberi tanggung jawab oleh

sang ayah yakni Bayoe untuk memimpin

perusahaan komunikasi, dan lelaki yang

menegurnya saat tiba tadi adalah sang

asisten pribadi, Awan Wiradi.


 

Tampan, berkarisma, berhidung mancung,

berkulit putih bak susu dengan tinggi hampir

180 cm juga memiliki bahu selebar 58 cm,

begitulah Arka Bhadrika Wahyatma dikenal.


 

Selain dari keluarga konglomerat ternama,

Arka juga dikenal sebagai kekasih Ayu

Bratnawati Tasmirah yang pernah mewakili

Indonesia sebagai Miss World di Inggris pada

tahun 2020. namun, Ayu hanya mampu

menempati posisi ketiga sekaligus

mendapatkan penghargaan Beauty With A

Purpose.


 

Penghargaan tersebut bukan tapa alasan

diberikan, panitia menilai Ayu mampu dan

memiliki jiwa sosial yang amat tinggi dengan

kecantikan yang dimiliki terlebih Ayu

mempunyai yayasan amal sendiri.


 

Ayu bersama dengan rekan dan keluarga

mendirikan sebuah yayasan swasta yang

difokuskan untuk membantu sesama

manusia yang tengah mengalami kesulitan

dalam menghadapi berbagai penyakit

termasuk mental, kanker dan lainnya.


 

Yayasannya menyediakan dokter umum

psikater dan obat-obatan secara gratis

kecuali operasi besar.


 

Jika seperti itu, Ayu atas seijin para rekan

serta donatur akan mengirim kerumah sakit

rujukan.


 

Tak hanya itu, Ayu juga sudah mendaftarkan

seluruh organnya pada yayasan jika suatu

saat nanti ia meninggal dalam kecelakaan

atau apapun yang memungkinkan organnya

mash berfungsi seperti Korea mata dan

Jantung, Ayu mendonasikannya.


 

Hal tersebut tak diketahui oleh publik karena

Ayu menyembunyikannya hingga setelah

ajang Miss World selesai, media

mengetahuinya yang entah darimana.


 

Mungkin dari orang yang telah bekerja sama

dengannya di yayasan, entahlah.


 

Yang pasti Ayu terus menutupinya dengan

mengatakan bahwa itu tak benar.


 

Ayu memang telah mendaftarkan organ jika

mati nanti, tapi bukan untuk dibuat mati.


 

Maksudnya, Ayu tak ingin kebaikannya

menjadi simalakama. Maka dari itu, Ayu

melindungi diri dengan cara menepis berita.


 

Dan kemarin, Ayu telah menikah dengan

Arka, sang putra bungsu keluarga Wahyatma.

Arka berumur 30 tahun, dan Ayu 29 tahun.


 

Tinggi, cantik, pintar, dan baik hati yang

membuat Arka mencintainya dan keluarga

Wahyatma tak mampu menolaknya karena

Ayu telah lama bersama Arka.


 

Mereka sudah saling mengenal lama sejak

duduk dibangku kuliah, karena Arka dan Ayu

sama-sama menjalani pendidikan di Ottawa

University dan disanalah benih cinta

keduanya tumbuh.


 

Karena kemarin baru saja menikah, dan

sekarang sudah masuk kerja, hal itu yang

membuat Awn terkejut memanggil bosnya

tadi, dan saat ini Awan yang juga tak kalah

tampan dari sang atasan tampak mendekati

Arka yang matanya baru saja berpindah

melihat luar karena Ayu mengantarnya.


 

Bukan mereka tak punya supir pribadi,

mereka punya. Hanya saja karena kemarin

keduanya baru menikah pada salah satu

hotel berbintang di Jakarta dan Ayu ada

panggilan penting di yayasan yang tak bisa

dihindari, akhirnya Arka mengalah untuk tak

pergi berbulan madu dulu.


 

Ayu meminta izin sehari untuk menyelesaikan

pekerjaan mendadaknya, dan Arka

menyetujui.


 

Karena takut bosan dan tak tahu apa yang

harus dikerjakan seorang diri pada hotel

tempat mereka menginap sebelum pergi

berlibur keluar negeri, Arka memutuskan

untuk berkantor.


 

Hanya sebentar, begitulah alasan Arka pada

Ayu agar istrinya mau mengantarkannya,

padahal dibalik itu, Arka tak mau Ayu pergi

barang sedetik pun. Akan tetapi karena

kecintaan Ayu lebih tinggi terhadap sosial,

Arka jadi hanya bisa mengalah namun pria

tampan itu minta diantarkan oleh sang istri

lebih dulu.


 

Istrinya yang cantik itu tak punya pilihan

selain dari mengantarkan Arka arena jarak

yayasan dengan gedung perkantoran Arka

tak begitu jauh, dapat diakses dengan pintu

Tol.


 

Kini setelah melihat Arka dikantor, para

karyawan dilobi nampak berdiri tegak untuk

menghormatinya, termasuk petugas

keamanan yang berjaga didepan pintu masuk

tadi, mereka membukakan pintu.


 

Awan pun begitu, pria yang tingginya tak

sampai 175 cm itu yang semula tujuannya

hendak ke resepsionis tuk mengambil

barangnya yang tertinggal di resepsionis,

Awan turn lagi yang sebenarnya bisa saja

pria berkulit cokelat itu mengambilnya nanti,

namun karena mash pagi, Awan membuat

waktunya sibuk selain dari memindahkan

semua agenda atasannya yaitu Arka, sang

CEO PT WHY Stage Tbk.


 

Dinamakan Stage karena perusahaan

komunikasi yang dimiliki ole WHY Group itu

merupakan penyedia layanan internet

pertama di Indonesia yang didukung oleh

kapasitas internet hingga 10 Gbps.


 

Memang sudah banyak penyedia jasa

internet sebelumnya, tetapi Stage

memberikan inovasi terbaru, karena itu WHY

Group memberikan nama Stage agar

pelanggan merasa menjadi aktor utama

diatas panggung.


 

Aktor utama maksudnya diperhatikan dengan

kepuasaan pelanggan diutamakan.


 

Dan Stage sudah berjalan hampir tiga tahun

dibawah kepemimpinan Arka, dan Awan

adalah asisten Arka sedari dulu bahkan sejak

kecil mereka sudah berteman.


 

Sekarang karena sudah bersebelahan

dengan Arka, Awan yang tak jadi

keresepsionis itu berucap, "Wah! ada yang

bau melati nih." diejeknya sang atasan yang

tidak melihatnya.


 

Mata Arka yang senyum itu menatap depan,

pada pintu lift yang menjadi tujuan mereka.


 

Dan Awan berjalan lebih dulu untuk

membukakannya. Karena tak ada konfirmasi

kalau Arka akan kekantor, Awan yang

menunggu didepan pintu lift itu bertanya,

"bukankah seharusnya anda berbulan madu,

bos?" nadanya sedikit mengejek.


 

Arka yang dengar menjawab, "tidak berjalan

baik." badannya masuk kedalam lift.


 

Pakaian Arka juga rapi, hanya tidak pakai

dasi seperti Awan. baju Arka yang kemeja

lengan panjang berwarna biru gelap

membuat warna kulitnya semakin cerah.


 

Awan yang diluar tadi ikut menyusul kedalam

lift, dan tidak ada orang atau karyawan lain

mengikuti.


 

Selain dari jam yang hampir pukul 10,

karyawan disana tak ada yang berani satu lift

dengan Arka. “Oiya?" seru Awan sambil menekan tombol lift tujuan mereka, “apa kegiatan amalnya

mengalahkanmu lagi?" sambung Awan,

mengejek dan ia sudah tahu jawabannya.


 

Awan tahu kalau istri dari atasannya itu

sangat mencintai kegiatan sosial.


 

Dan Arka tidak menjawab sang asisten

pribadi, Arka hanya tersenyum dengan satu

tangannya bergerak masuk kedalam saku

celana dan ia tersenyum memandang depan,

pada pintu lift yang masin tertutup.


 

"Apa kau sudah coba merayunya, bos?" ucap

Awan, memberi saran.


 

Sambil melangkah keluar lift yang sudah

terbuka, Arka menjawab, "menurutmu?" nadanya ketus.


 

Tapi sedikit, dan Awan yang mengikuti sang

atasan keluar dari dalam lift itu tampak tertawa.


 

Para karyawan yang ada di lantai itu juga langsung berdiri tegak menghormati Arka, tapi tak banyak.


 

Hanya beberapa karyawan saja yang berada

dilantai yang sama dengan Arka, termasuk

sang sekretaris yang juga berdiri pada balik

meja yang berada tak jauh dari ruangan Arka.


 

Dan Arka mengangguk samar melihatnya.

Awan yang mengikuti Arka tadi lanjut

berucap, "kau mau kopi, bos?" tawarnya.


 

Arka menggeleng, "terima kasih." diajaknya

Awan untuk mask kedalam ruangannya.


 

Sekretaris Arka yang berada diluar ruangan

itu tersenyum menatap keduanya.


 

Awan juga dengan langkah kakinya berada

dibelakang sang atasan.


 

Wangi pengharum ruangan bak musim semi

yang manis menyambut keduanya, karena

Arka sangat menyukai wewangian bunga dari

musim semi seperti bunga Wisteria, dan

wangi itu sangat menyejukan penciuman

seperti sedang berada diperkebunan.


 

Dan Arka yang sedang berjalan menuju meja

ruangan itu berkata, "apa kau sudah

menyelesaikan pekerjaan yang kuminta?" tangannya menarik kursi dibalik meja.


 

Awan menjawab, “sudah, pak." bibirnya

senyum dengan kedua tangannya menyilang

dibawah, “hanya ada beberapa laporan lagi

yang belum saya terima dari divisi

pemeliharaan."


 

Alih-alih membalas ucapan Awan, Arka

malah bertanya. "Menurutmu apa yang harus

kulakukan agar Ayu bisa pulang siang ini?"

badannya bersandar pada sandaran kursi.


 

Awan yang ditanya balas tersenyum, "kau

sudah menjadi suaminya, pasti sekarang kau

jauh lebih tahu apa yang harus dilakukan."

kakinya berdiri didepan meja.


 

Dan atasannya itu mengangguk melihatnya,

"baiklah, akan kucoba." tangan Arka

mengeluarkan ponsel dari dalam saku.


 

Rasanya setelah menikah, Arka tak bisa

menunggu terlalu lama lagi.


 

Arka ingin selalu berada didekat Ayu, dan

karena itu, Arka menghubungi istrinya lagi.


 

Wanita yang sudah dikencani olehnya selama

hampir 10 tahun, dan Arka tak pernah bosan

untuk mencintainya.


 

Hanya Ayu, dan Awan yang melihat sang

atasan sedang menelepon memilih pamit

keluar untuk mengambil tablet canggihnya

yang tertinggal didalam ruangannya, ruangan

yang tak jauh dari Arka.


 

Sambil menunggu sang istri menerima

panggilannya, Arka yang sudah duduk tadi

bangkit untuk melihat pemandangan luar,

pemandangan yang menampilkan padatnya

kendaraan dibawah.


 

Ayu yang disambungan telepon menerima

panggilannya itu, dan wanita cantik yang

tingginya hampir 173 cm itu berkata,

"ada apa, pak CEO?" candanya.


 

Arka yang dengar tampak tersenyum, ia bahagia.


 

Bukannya ia tak minta ikut dengan Ayu tadi,

tapi Ayu berkata kalau acaranya akan bosan

dan Arka sudah meminta agar Ayu segera

kembali, namun Ayu lagi, lagi berucap kalau

acaranya tak lama. Paling lama sore nanti, karena seterusnya hingga seminggu ia akan libur dari kegiatan apapun. "Apakah ada barangmu yang tertinggal?" tanya Ayu.


 

Tak menjawab ucapan sang istri, Arka berucap, "aku rindu." bisiknya. Matanya yang sedang melihat luar itu masih tersenyum.


 

"Arka~" balas Ayu, "aku sedang

menyetir."


 

Dianggukan Arka kepalanya seolah sang istri

bisa melihatnya.


 

Dan Awan yang dari luar tadi datang kembali

tapi ia tak mendekat pada sang atasan.


 

Awan hanya berdiri menunggu didepan meja,

dan ia mendengarkan.


 

Bukan menguping, tepatnya Awan sudah

sangat dekat dengan keduanya. Bahkan

Awan sering diminta oleh Ayu untuk ikut

terlibat dalam kegiatan sosial, seperti

membantunya menyebarkan informasi pada

perusahaan Arka mengenai donor darah, dan

bukan Awan yang menyampaikannya.


 

Tapi Awan memberikan pada pihak humas

kantor, dan karena posisinya adalah asisten

pribadi Arka serta atasannya itu ada disana,

Awan merasa harus selalu ada didepan mata

sang atasan kecuali bosnya meminta

mengerjakan hal lain, barulah Awan akan

menjauh dari Arka.


 

Arka yang lihat Awan sudah kembali kedalam

ruangannya berkata lagi pada istrinya yang

masih berada disambungan teleponnya itu,

"aku akan mengirimkan Awan kesana, jadi

pulanglah siang ini."


 

Mendengar itu, Ayu tertawa kecil.


 

Tawanya membuat Arka ikut tersenyum, Awan juga. “Bukankah kita sudah membicarakannya?"

tanya Ayu.


 

Arka mengangguk, "ya, tapi Odysseus saja

selalu berusaha agar penelope tak jauh

darinya."


 

Terkekeh mendengar ucapan sang suami

yang menerangkan kisah cinta pasangan

legendaris dari Yunani, Ayu membalas, "Arka,

ketahuilah aku punya sesuatu untukmu."


 

"Sesuatu?" ulang Arka sambil melirik Awan

yang tidak melihatnya.


 

Mata Awan sedang menatap tablet canggih

berisi pekerjaan dan lainnya. “Sesuatu apa, sayang?" tanya Arka, mengembalikan pandangan kedepan, pada hamparan jalan yang padat.


 

Belum sempat Ayu menjawab, suara klakson

yang sangat keras terdengar diikuti oleh suara teriakan Ayu.


 

Arka yang dengar jadi membulatkan mata,

dan Awan masih tak melihatnya sampai

akhirnya Awan melirik sang atasan saat Arka

berkata, "Ayu?" wajah Arka pucat.


 

Arka bisa mendengar suara jeritan Ayu, dan

juga pecahan kaca.


 

Entah pecahan kaca, atau pecahan lainnya,

Arka tak tahu pasti.


 

Tapi yang pasti Arka bisa merasakan

darahnya sendiri mengalir kebawah, seolah

dunia tak bisa dipijaknya dengan baik lagi.

"AYU?!" panggil Arka pada Ayu namun

cintanya itu tidak menjawab.


 

Panggilan mereka berubah mati.


 

"AYU!"


 


 


 


 


 


 


 

T B C