Try new experience
with our app

INSTALL

PERTEMUAN DI TANAH RANTAU 

TERUNGKAP

Keesokan harinya, Andin on the way kampus jam 09.00 dan selesai 14.00. Dilanjut part time sampai 21.30.


 

"Sore"..

Ucapnya ke rekan kerja..

"Ndin, nanti owner cafe dateng lagi ya."

"Iya, jam berapa?"

"Jam 16.00 an, kurang lebih"..

"Oke, makasih ya infonya"..


 

Seperti biasa, sebelum mulai bekerja ia membersihkannya. Dari lap, nyapu, ataupun ngepel.

Dirasa semuanya bersih, cafe pun dibuka. Kurang dari satu jam, kursi terlihat hampir penuh. Karna memang hari ini adalah malam minggu. Cafe nya pun cocok untuk tempat nongkrong, dan cocok untuk semua usia. Ditambah view depan cafe yang langsung mengarah ke taman kota, dan pertunjukan musik yang ada hanya di malam minggu.


 

"Ndin, kamu dipanggil owner cafe. Disuruh ke ruangannya sekarang."

"Iya"...


 

Segera ia limpahkan tugas ke rekannya, dan segera menuju ruangan owner dari tempat kerjanya itu.


 

(tok tok tok)

"Masuk".


 

Suaranya terdengar jelas dari balik pintu.


 

"Maaf pak, bapak panggil saya"..


 

Dengan membelakangi Andin, si owner menjawab pertanyaannya..


 

"Kamu yang namanya Andin?"

"Iya pak, saya Andin."


 

Mendengar jawaban Andin, si owner segera memutar kursinya.


 

"Andin."


 

Andin yang tidak asing dengan pakaian si owner, hanya terdiam saat melihatnya.


 

"Silahkan duduk."

"Kamu anak baru?" sambungnya..

"Iya pak, saya anak baru."

"Oke, kamu tau saya kan?"

"Pak Aldebaran Alfahri?"

"Kenapa ragu gitu jawabnya?"

"Engga pak."


 

Perbicaraan mereka tidak jauh dari seputar perkenalan. Dan hanya kurang lebih 15 menit, Andin dan pak Al berbincang. Sampai akhirnya..


 

"Kamu boleh kembali"..

"Baik pak"..


 

Di tengah keraguan, Andin meninggalkan ruangan pak Al. Namun hanya berselang beberapa detik, ia masuk lagi.


 

"Pak maaf"..

"Iya, kenapa?"

"Maaf sebelumnya, apa bapak yang kemarin saya tabrak di cafe ini?"

"Kalo iya kenapa?"

"Maaf pak, saya benar-benar minta maaf. Waktu itu sudah malam, dan saya ngejar waktu sama angkot juga. Jadi beres-beresnya cepet. Tapi malah nabrak bapak. Sekali lagi saya minta maaf pak"..

"Udah, udah minta maafnya."

"Iya pak."

"Balik."

"Tapi bapak maafin saya kan? Bapak ngga pecat saya kan?"

"Kamu ngomong sekali lagi, saya pecat."

"E-engga pak, sekarang saya balik."


 

Andin pun meninggalkan ruangan pak Al tanpa balik.