Try new experience
with our app

INSTALL

PERTEMUAN DI TANAH RANTAU 

HARU

Sesampainya di meja makan, Andin tetap melahap habis masakan ayahnya. Namun di tengah-tengah hening, Andin mengingat apa yang dikatakan Jasmin siang tadi. Seketika air mata jatuh dan sang ayah sadar dengan tangis putri cantik nya.


 

"Ndin, kenapa? Kok nangis?"

"Gapapa Yah"..

"Ndin, ga mungkin gapapa. Kamu nangis loh. Cerita sini, ada apa? Apa ada yang jailin kamu, ada yang ganggu kamu pas pulang?"

"Bukan Yah"..

"Terus kenapa?"

Andin menceritakan semua yang terjadi siang tadi.

"Sudah, ga usah didengerin."

"Iya Yah"..


 

Mereka pun melanjutkan makan, agar biar lebih cepat beristirahat.

Keesokan harinya, Andin membantu Ayah berjualan bakso. Berkeliling di tempat biasa, sampai warga sekitar pun sudah paham di jam berapa mereka lewat.

Namun hari ini, tumben dagangan terasa sepi. Dari jam 09.00 sampai menjelang siang, hanya beberapa pembeli. Lelah terlihat jelas dari raut wajah Ayah.


 

"Ga bisa dibiarin gini nih, kasian Ayah kalo baksonya sisa banyak."

Bukan Andin namanya kalo ga aneh.

"Saatnya mengeluarkan jurus." Gumamnya pelan


 

Dengan semangat ia mengetuk mangkok sembari berteriak "So bakso, bakso enak murah hanya 16.000 an. So bakso".. disambungnya dengan menari kecil. Tidak berselang lama, datang pembeli.


 

"Alhamdulillah, akhinya habis. Kamu hebat loh, bisa undang pembeli."

"Iya dong, siapa dulu. Andin, putri cantiknya pak Surga. Hehe"...

"Ya udah, ayo pulang"..

Di tengah perjalanan, pak Surya pandang wajah imut putri semata wayang nya itu.

"Kasian Andin, dia butuh sosok ibu"..


 

Beberapa hari kemudian, sepulang sekolah Andin dikejutkan oleh kehadiran seorang perempuan yang umur nya mungkin tidak begitu jauh dengan ayah. Ia memperkenalkan dirinya dengan nama Sara. Dan di samping nya duduk seorang remaja perempuan yang mungkin seumuran dengan Andin, namanya Elsa.


 

"Ndin, duduk sini sebentar."

Andin menuju bangku kosong samping Elsa.

"Andin, perkenalkan ini namanya tante Sara. Dan yang itu Elsa."

Dengan rasa hormat, Andin mengulurkan tangan untuk berkenalan.

"Kamu seumuran sama Elsa ya Ndin"..

"Iya tante"..

"Selain itu, ayah mau minta izin sama kamu nak. Ayah sama tante Sara akan menikah. Kamu setuju kan?"

Andin diam sejenak. Lalu menyeru,

"Iya yah, Andin setuju."