Contents
Memendam Rasa
Episode VI
"driingggggg .... Driingggggg...." Nada handphone ibuku membuat kami semua terkejut... Obrolan yang awalnya rame tiba-tiba hening seketika ... Dengan cepat ibuku mengangkat handphone dan ternyata itu merupakan panggilan dari ayahku .
"Bukan dari tadi ayah nelpon...ufff"gumamku dalam hati karena merasa senang obrolan yang sedari tadi tidak berhenti.
"Duh seperti nya ada yang kangen hehehehe... Udah samperin sana "guyon ibu Ririn menggoda ibuku karena dapat telpon dari ayahku .
Akhirnya moment Gibah antara bestie berakhir juga, dengan senyum manis aku berpamitan pulang.. aku dipeluk oleh ibu Ririn ,jujur saat dipeluk aku merasa canggung. Aku berusaha untuk tetap tersenyum meski tak nyaman . Sementara reinhard memberikan salam tersopannya pada ibuku. Setelah edisi pamitan, aku dan ibuku langsung naik ke mobil dan pulang kerumah .
****Memendam Rasa****
Aku benar-benar merasa mengantuk dan lelah ,saat ingin kelantai atas aku mendengar ibu diintrogasi oleh ayahku karena pulang kerumah larut malam .
"Akhirnya......"ucapku merebahkan badan dan barang belanjaanku jatuh ke lantai . Tanpa membutuhkan waktu aku langsung tidur.
"Dynamite From BTS" Alarmku berbunyi dengan volume full , aku langsung terbangun dengan sedikit malas .
"Cepat banget sih pagi, kayaknya aku baru merem deh..."ucapku sembari berdiri dan menuju kamar mandi untuk bersiap-siap ke sekolah .
Dengan langkah sedikit cepat aku menuju ke ruang makan .. ayah dan adikku tengah menikmati sarapan mereka sementara ibuku sibuk menyiapkan bekal makan siang untuk adikku ...
"MOS udah berakhir kan Sovia? " Tanya ayah padaku , aku hanya merespon dengan mengangguk karena mulutku penuh dengan roti .
"Bagus-bagus di sekolah , belajar yang rajin"nasihat pagi ayah
"Pasti yah..."sautku sembari minum susu dan langsung pergi menuju mobil .
SMAN Chandrawinata ....
Sesampainya di sekolah aku langsung menuju keruangan Hijau . Sesampainya di ruangan hijau kakak OSIS memberikan Amplop putih kepada kami juniornya. Aku mendapatkan amplop yang isinya pernyataan bahwa aku masuk ke X IPS 1, setelah membuka amplop aku benar-benar senang . Akhirnya aku langsung menuju keruangan kelas yang sudah ditentukan .
Saat hendak ke ruangan kelas tidak sengaja Kak Reinhard lewat di depanku, namun sikapnya berbeda dengan yang semalam aku temui sikapnya kembali dingin dan tenang.
"Dasar kepribadian ganda"gumamku dalam hati sembari melanjutkan langkahku.
Aku melihat Keterangan setiap ruangan hingga akhirnya aku menemukan X IPS 1.
"Wahhh keren banget Ruangan kelasnya..."gumamku dalam hati , aku langsung memilih Kursi yang ada di depan.
"Eh loe awas, ini bangku gue"ucap seseorang dengan nada songongnya. Aku tak menghiraukan ucapan seseorang yang aku tidak tau siapa dia .
"Loe budek atau apa sih?lanjutnya lagi dan kali ini ia mencampakkan tas ku. Dengan sedikit marah aku bangkit dan memukul meja ,aku menatap kearah wanita yang sedari tadi mencoba mengusirku namun aku tak bicara sepatah katapun .saat aku mengambil tas di lantai dengan seenak jidat ia langsung duduk di kursiku .
Aku hanya melihat dan mencoba menahan amarahku ,mataku langsung mencari kursi kosong dan ternyata hanya tinggal satu yaitu posisi di belakang .
"Sabar Sovia,sabar.... "Gumamku dalam hati sembari duduk di kursi belakang.
"Tetttttttttttttt" Bel tanda semua murid baris kelapangan untuk penyambutan.
"Ayo bareng aku"ucap seorang wanita padaku. Aku melihat dan wanita itu menyodorkan tangannya .
"Nama aku meli ,aku dari sekolah SMP budiatja"ucapnya memperkenalkan diri.
"Aku Sovia..."ucapku sembari tersenyum...
Acara Penyambutan......
Setelah acara penyambutan kami pun disuruh kembali ke kelas untuk saling berkenalan satu sama lain termasuk dengan Semua Guru Mata Pelajaran.
Hampir semua siswa/siswi dikelas ku sangat baik dan ramah terkecuali Zivo dan tiga temannya yang tadi pagi merebut kursi ku dengan kasar .
Tidak lama satu persatu guru masuk dan memperkenalkan bidang studinya .
"Sovia... Tolong ibu ... Tolong ambilkan buku Matematika jilid 1 di perpustakaan ya.... " Ucap Bu Mega.
"Baik Bu..."ucapku...
Aku pun langsung menuju perpustakaan untuk mengambil buku Matematika jilid 1. Aku melewati koridor-koridor kelas X lainnya ,namun tiba-tiba langkah ku terhenti melewati salah satu ruangan,aku mendengar suara tangis yang terisak-isak pelan. Aku takut dan memikirkan apakah suara hantu atau manusia. Karena penasaran aku mengintip dan membuka pintu pelan-pelan. Dan ternyata itu adalah suara kak Olive Wakil Ketua OSIS ....
"Loe kenapa jahat banget si Rein.. loe tau kalau aku mencintaimu ,tapi kenapa loe tetap menolak aku dengan cara diam? Jawab Rein... Reinhard!!!!"bentak kak Olive dengan menangis.. aku benar-benar terkejut mendengar hal itu...
"Jawab Rein... Tolak aku jika loe Enggak suka ,bukan cuma diam... Aku jadi Wakil loe di OSIS cuma agar bisa selalu disampingmu.. dan aku yakin loe tau itu kan?" Sambung kak Olive.
"Berhentilah mendramatisir keadaan olive, aku udah menolakmu secara baik-baik, jangan menghilangkan fakta bahwa aku pernah menolak mu sekali... Jadi aku mohon berhenti lah"ucap kak Reinhard tenang.
"Stop Rein,aku mencintaimu .... Hanya itu dan aku mohon ..."kali ini suara kak olive benar-benar memelas . Mendengar semua itu aku benar-benar deg-degan... Dengan pelan pelan aku ingin pergi namun aku tidak melihat ada batu di depan dan aku tersandung , "auuuu sakit"ucapku pelan dan mencoba lari agar tidak ketahuan.
Aku bersembunyi di dalam Musholla yang tidak jauh dari ruangan tempat kak olive dan reinhard berada... Aku mengintip sedikit dari jendela dan terlihat kak Reinhard keluar dari ruangan dan pergi meninggalkan kak olive sendiri. "Dasar Sok ganteng ,sok keren ...is jahat banget sih... Tapi nanti dulu ,apa aku tidak salah dengar...? yang barusan terjadi... Kak olive ?senior tercantik dan juga tegas barusan mengemis cinta sama si reinhard ?" Gumamku heran dan merasa aneh... meski kaki ku masih terasa sangat sakit ,aku mencoba pergi ke perpustakaan untuk mengambil buku Matematika pesanan Bu Mega.. Dengan jalan terpincang-pincang aku menuju ke perpustakaan.