Try new experience
with our app

INSTALL

pelangi hitam 

Chapter 6

CUT TO 14.EXT. LAPANGAN BALAI DESA. SORE NIA, NANI, CIA, DIDI, MC, FIGURAN Suasana balai desa tampak ramai, dipenuhi peserta lomba dan para orang tua yang ikut menonton MC Nah perlombaan akan segera dimulai, silahkan adik-adik mengeluarkan alat-alat yang diperlukan, tidak diizikan utuk saling meminjam alat gambar Cia tampak bangga mengeluarkan pensil warna baru miliknya, sedang Nia tampak yakin dengan menggambar tanpa pensil warna. Suasana tampak serius, para peserta lomba tampak serius menggambar begitu juga denga Nia yang asik menggambar pelangi kesukaannya, gambarnya terlihat sangat rapih tapi seperti biasa karena tidak punya pensil warna dia hanya mengarsir pelanginya dengan pensil biasa. Cia tidak mau kalah, dia juga terlihat sangat serius menggambar pemadangan, warna yang digunakan sangat menarik dan sesuai. MC Perlombaan selesai, harap para peserta megumpulkan gambar-gambarnya di meja juri yang ada di samping saya Cia buru- buru menyerahkan gambarnya, sedang Nia berjalan pelan sambil mengagumi gambar yang dia buat 

CUT TO 15.EXT. LAPANGAN BALAI DESA. SORE NIA, CIA, IBU NITA, FIGURAN Cia menarik lengan Nia 

CIA Jangan harap bisa menang ya, gambar hitam putih aja dibanggain 

NIA Biarin, suka-suka aku Cia berjalan meninggalkan Nia 

NIA (VO) ya allah Nia pingin supaya gambar Nia menang, kabulkan Doa Nia Ibu Nita yang melihat Nia sendirian datang menghampirinya 

IBU NITA Kamu sedang apa? NIA Lagi berdoa bu kades Ibu Nita tersenyum 

IBU NITA Kamu lihat Cia? 

Nia menggeleng 

IBU NITA Ya sudah Ibu tinggal dulu ya, tidak apa-apakan? Nia tersenyum, Ibu Nita berlalu 

NIA Bu kades orangnya ramah banget beda sama Cia 

Nia menghela nafas dan berjalan pergi 

CUT TO 16.EXT. LAPANGAN BALAI DESA. SORE NIA, NANI, CIA, DIDI, MC, FIGURAN Suasana tampak ramai, para peserta tampak serius mendengarkan hasil lomba MC Saya akan membacakan pengumuman lomba mulai dari yang juara tiga Nia tampak sangat berharap MC Juara tiga adalah Nani Aulia Nani melompat girang dan maju ke depan, Nia ikut senang melihat temannya mendapat juara, sedang Cia terlihat iri. MC Juara dua adalah Siti fatonah Tampak seorang gadis kecil berlari ke depan dan berdiri disamping Nani, Nia menutup matanya dan menggenggam tangannya MC Juara pertama jatuh pada Rasminah Suara tepuk tangan bergemuruh, Nia terdiam dan menunduk, dia berjalan menjauhi kerumunan, dia terlihat sangat sedih 

DIDI Benerkan kamu tidak menang, habis mana mungkin gambar hitam putih bisa menang 

Nia makin tertunduk dan berjalan pulang, dia hampir menangis karena sedih 

CUT TO 17.EXT. JALAN PERKAMPUNGAN. SORE NIA, PAK ASEP Suasana tampak sepi hanya sedikit orang kampung yang lalu lalang, Nia berjalan sambil menangis terisak –isak, pak Asep yang sedang terduduk di bawah sebuah pohon ridang mendengar suara isakan tangis Nia. 

PAK ASEP Kenapa menangis nak? Nia terkejut dan menghapus air matanya, melihat ke arah pak Asep dan menghampirinya

NIA (masih sedikit terisak-isak) Bapak sedang apa? 

PAK ASEP Sedang duduk-duduk saja, anak kenapa menangis? 

NIA Saya kalah lomba menggambar pak Pak Asep tersenyum 

PAK ASEP Jangan menangis, anak jangan patah semangat, teruslah berusaha siapa tau suatu saat nanti gambar anak menang Nia menggeleng 

NIA Gambar nia tidak akan menang, karena menurut mereka Nia aneh 

PAK ASEP Aneh? Kenapa bisa begitu? NIA Nia menggambar pelangi berwarna hitam, bu guru bilang itu menyalahi aturan dan tidak standart, tapi kenapa harus begitu? Kenapa menggambar harus mengikuti aturan, kenapa pelangi harus berwarna merah, kuning,dan hijau? Gambar pelangi hitamku juga tidak kalah indah, bukannya menggambar yang diperlukan adalah keindahan? 

Pak Asep tersenyum 

PAK ASEP Anak benar, menggambar yang diperlukan adalah keindahan, bapak bisa melihat gambar pelangi hitam Nia lewat mata hati bapak, dan bapak bisa merasakan keindahannya karena Nia menggambarnya dengan hati. Bapak tidak bisa melihat jadi bapak tidak memerlukan aturan warna apa yang ada, bapak hanya bisa membayangkan keindahan alam disekitar bapak 

Nia tersenyum dan menghapus air matanya, karena baru kali ini ada orang yang memahami perasaan dan karyanya. Hari mulai senja, Nia tampak sedikit gelisah 

NIA Nia pulang dulu ya pak, sudah mau malam, bapak juga harus pulang sebelum hari gelap, nia permisi dulu Nia bergegas berjalan pulang, sedang Pak Asep hanya tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya 

PAK ASEP (bergumam) bagi saya siang dan malam sama saja, sama-sama gelap 

CUT TO 18.INT. DAPUR. RUMAH NIA. MALAM NIA, IBU ANI Nia masuk ke dalam rumah, dia tidak lagi terlihat sedih dia berusaha tetap tersenyum