Try new experience
with our app

INSTALL

pelangi hitam 

Chapter 4

CUT TO 09. EXT. JALAN PERKAMPUNGAN. SIANG NIA, NANI, CIA, DIDI, PAK ASEP Cia nampak sibuk memamerkan tas barunya pada Didi, Nani, dan Nia. Nia hanya diam tampak tidak peduli, pikiranya masih ke lomba gambar yang akan di adakan besok sore di balai desa. 

NANI Nia, kamu lagi mikirin apa sih? 

CIA Pasti lagi mikirin tas baru ku kan , pingin ya? 

NIA Bukan mikirin tas kamu kok 

CIA Terus apa? Bilang aja kamu pingin punya tas kayak punyaku tapi tidak bisa, iya kan ? 

Nia menggeleng pasti 

NANI Pasti soal lomba ya? Tenang aja kamu pasti bisa 

CIA Tidak mungkinlah dia menang, pasti aku. Kan gambarku bagus tidak kayak dia 

Nia hendak membalas ucapan Cia, tapi tatapannya tertuju pada seorang pria buta yang terjatuh. Nia menghampiri pria tua itu dan menolongnya, sedang Cia dan Didi pergi karena takut. 

NIA Bapak tidak apa-apa? 

PAK ASEP Terimakasih nak, bapak tidak apa-apa 

NANI Pulang yuk Nia, nanti kesorean 

NIA Rumah bapak dimana? Nanti saya antar 

PAK ASEP Tidak usah nak, rumah bapak dekat sini, anak pulang saja, bapak tidak apa-apa kok 

NIA Baiklah pak, permisi Nia dan Nani berjalan meninggalkan pria tua itu 

PAK ASEP (VO) anak yang baik 

CUT TO 10. INT. DAPUR. RUMAH NIA. SIANG NIA, IBU ANI Nia masuk ke dalam rumah dan mengucapkan salam, menghampiri ibunya dan mencium tangan ibunya. 

IBU ANI Makan dulu nak Nia menggeleng pelan NIA Nia belum lapar bu, Nia mau sholat dulu Ibu Ani tersenyum dan mengambil tas Nia dan meletakkannya di atas kursi tua satu-satunya yang ada di ruangan itu. Ibu Ani berjalan menuju Difan yang beralas Koran dan terduduk disana, dia terlihat sangat letih, dia mengambil singkong rebus dan lalapan dan memakannya. Nia yang baru selesai sholat memperhatikan Ibunya yang terlihat lesu, Nia menghampiri ibunya dan memeluknya 

NIA Ibu pasti kecapean ya? Ibu Ani tersenyum dan mempererat pelukannya 

IBU ANI Makan dulu 

Nia mengangguk