Contents
True Love Fiction World
BERANIKAN DIRI BERTEGUR SAPA
RUANG KELAS IPS
Beberapa jam kemudian, bel pulang berdering..
"Sekian dari ibu, sampai berjumpa di minggu depan" ucap Bu Anggun..
Roman dan Dimas segera merapihkan buku dan saat akan beranjak, mereka dikejutkan dengan..
"Lo cari masalah sama gue. Gara-gara lo, gue ditegur pak Sutris." ucap Reno sembari menghampiri mereka
"Gimana ini Man," bisik Dimas ke Roman
"Tenang" jawabnya singkat
"Itu salah lo, ngga usah salahin orang lain." tegas Roman
"Lo tu cuman Roman Picisan, yang bisanya bikin puisi. Ditendang dikit nangis".. cecar Reno
"Hahaha, nangis".. Ledek Bagas dan Endi
Roman menanggapinya dengan senyum tipis. Yang kemudian meninggalkan mereka di kelasnya.
"Berhenti, gue belum selesai ngomong." Amuk Reno
Sembari balik badan, ia saksikan Roman dan Dimas menjauhinya.
"Sial, lagi lagi dia ngga gubris omongan gue. Awas aja kalian".. ancam Reno
-------------
Dari anak tangga lantai 3 menuju lantai 2, Roman melihat Wulan dan Manda tengah menuruni anak tangga menuju lantai dasar.
"Lan".. panggil Roman sembari menuruni anak tangga
"Roman".. ucapnya pelan
"Lan, pulang bareng gue yuk".. ajaknya
"Gue udah dijemput papa".. tolak Wulan
"O ya udah, ngga papa." jawab Roman tenang
Sesampainya di parkiran, terlihat lengang dan sudah jarang yang lalu lalang. Namun dari jauh, tampak mobil mewah terparkir di samping sepeda motor Roman. Bersamaan dengan mereka yang tiba di sana, keluarlah seorang laki-laki berbadan tinggi, dengan mengenakan jas maroon.
"Sayang".. ucap si laki-laki
"Hai pa".. sapa Wulan
"Om".. ucap Manda, Dimas, dan Roman
"Iya".. sembari senyum
"Langsung pulang?" pertanyaan yang dilontarkan papanya ke Wulan
"Iya pa, capek".. jawabnya sedikit manja
"Gue duluan ya".. pamit Wulan
Saat akan menuju mobil, Reno menyapa..
"Hai om".. sapa Reno lembut
"Reno".. balasan hangat dari pak Nugroho ke Reno
Reno yang sudah lebih dekat dan lebih mengenal Pak Nugroho, membuatnya semakin tinggi.
"Iya om. Lan, kamu mau langsung pulang?" tanya Reno dengan lembut
"Iya".. jawabnya singkat
"Ya udah, ntar aku ke rumah kamu ya. Kita kerjain tugas bareng" ajakan Reno ke Wulan
Wulan yang kaget, sontak menolaknya dengan,
"Engga, engga. Orang gue udah sama Manda.. Iya kan Manda?" Tanyanya ke Manda
"Iya".. jawabnya tegas
"Terus aku sama siapa?" Rengek Reno
"Sama temen-temen lo lah." ucapnya dingin
"Wulan, ngga boleh gitu".. sambung papa nya
Wulan hanya murung dan diam. Kemudian papa nya menyeru,
"Ya sudah, nanti ke rumah ya Reno. Kerjain bareng-bareng, ajak temennya juga".. ajakan pak Nugroho ke Reno
"Iya om, siap".. jawabnya girang
"Ya sudah, om sama Wulan pulang duluan." Kemudian memasuki mobil dan meninggalkan mereka.
Dirasa mobil sudah jauh, Reno kembali mewanti-wanti Roman agar tidak mendekati Wulan.
"Gue peringatin sekali lagi, jangan pernah macem-macem sama gue. Dan jangan pernah deketin Wulan. Sampai kapanpun, Wulan milik gue. Ngerti! Tegas Reno kemudian meninggalkan Manda, Roman, dan Dimas.
"Ya udah, gue duluan ya".. ucap Manda
"Lo pulang sama siapa?" Tanya Roman
"Sendiri".. jawabnya singkat
"Ya udah, bareng Dimas aja. Searah kok".. Ledek Roman ke temannya itu..
Dimas yang merasa malu malu mau ini, segera mengiyakan pernyataan Roman.
"Iya Nda, ayo".. sembari mengambil motor.
"Gue duluan ya".. ucap Dimas ke Roman
Roman hanya mengangguk dan menyaksikan temannya pergi bersama Manda.
Di tengah hening, ia memikirkan apa yang Reno ucap. Roman bimbang, ia harus memperjuangkan Wulan atau tidak.
"Diam seribu bahasa saat orang yang mengagumi bertegur sapa dengan ayah mu. Terlihat akrab. Apa dia yang akan memilikimu? Atau malah aku, yang akan memilikimu dengan perjuangan yang lebih dan lebih. Entahlah, tapi ku usahakan bisa. Demi Wulandari"...
Lamunannya disadarkan dengan tarikan nafas kasar. Kemudian beranjak meninggalkan sekolah.