Try new experience
with our app

INSTALL

Wanita Nomor 13 

Part 2 : Pemikat Hati dan Birahi

  Aku melihat Pak Broto masih bermesraan dengan kedua wanitanya, terlihat sangat menjijikan memang, ketika perempuan muda dicumbu tubuhnya oleh seorang laki-laki tua, tapi tak apa.. aku rasa orang kaya bisa melakukan apa saja yang dia mau, toh dia memang kaya bukan, jadi bukanlah menghambur-hamburkan uang juga merupakan pekerjaan dari orang kaya? Benarkan?

Sepertinya aku harus memulai permainanku, sesegera mungkin harus aku pastikan Pak Broto meninggalkan wanita-wanita bayarannya itu, aku lalu berdiri dari tempat duduk ku. 

“pelayan, bisa kesini sebentar?” kataku sembari berteriak.

Aku tau Pak Broto terganggu, ia pasti sudah melihat ke arahku sekarang. Seorang pelayan lalu menghampiriku. Ia menanyakan apa ada tambahan lain yang ingin ku pesan, begitu katanya.

“Saya mau tambah Jayer Cros Parantoux 1 lagi”. kataku.

Aku lalu duduk kembali, aku sudah melihatnya, Melihat Pak Broto yang sedang melihatku. Aku tau sebentar lagi pasti akan ada seseorang yang datang.

Pelayan tiba memberikan Wine yang ku pesan. Aku menuangnya ke dalam gelas. Ketika itu di bawah gelasku aku menemukan sebuah pesan yang tertulis dalam sebuah Tissue, biar ku bacakan pesannya.

“Bolehkah aku mengajakmu bergabung?”

  • Broto -

  Aku tersenyum, kupalingkan wajahku ke arahnya, memang aku tahu dia sedang memperhatikan ku dari tadi, aku tersenyum kepadanya, ia pun begitu sambil memberikan kode agar aku segera menghampirinya, Lalu aku pun berdiri dari kursi ku. Seketika aku hampiri dia, aku sama sekali tidak takut dengan hal buruk, aku yakin sebagai wanita yang sangat menarik di mata pria, hal-hal buruk tidak akan menghampiriku, malah aku bisa bertaruh kalau hal buruk yang akan datang kepada laki-laki yang menggodaku, mereka bisa saja kecewa dan bunuh diri ketika ku tolak. Jadi tenang saja.

Aku sudah sampai di dekatnya, orang tua memang terlihat sangat bijaksana bagaimanapun kelakuannya, Pak Broto adalah sosok yang menggambarkan itu.

“Kenapa kamu sendirian? Sini gabung sama kita. Semua biaya kamu malam ini saya yang bayar”. Begitu katanya.

“Boleh, tapi aku gak mau ada mereka” 

Aku menunjuk 2 orang wanita yang dibawa pak Broto, aku muak melihat mereka yang terlihat sok cantik tapi tidak terlihat cantik di Mataku. 

  Pak Broto memandangiku dari atas sampai bawah, ia terdiam sejenak terlebih dahulu sampai akhirnya memutuskan untuk mengusir 2 orang Wanita yang ia sewa itu. aku senang, rencanaku sampai sini berhasil, aku sekarang sudah di hadapan Laki-laki yang sangat ingin aku temui.

  Aku berbicara banyak dengan Pak Broto, nampaknya Pak Broto sudah merasa tertarik padaku, bagaimana tidak, tangannya mulai perlahan merangkulku, membelai pelan bahu-bahuku yang terbuka diterpa Angin. Aku memang seorang wanita cantik, yang paling cantik diantara yang cantik. Aku berani Jamin siapapun pasti akan rela bertaruh nyawa untuk mendapatkanku. Seperti Pak Broto ini, tidak henti-hentinya memalingkan matanya dari wajahku.

“kamu tuh cantik, gak pernah aku lihat wanita secantik kamu dengan aura sebagus kamu” kata Pak Broto.

“Masa sih Pak?” kataku.

“Jangan panggil Pak, Mas saja, lebih kelihatan seperti sudah dekat.” Katanya sambil tersenyum.

  Aku tersenyum senang, kalau bisa di ibaratkan, aku bagai berlian di antara mutiara. Aku satu-satunya yang bersinar, Pak Broto, seseorang yang sangat kaya saja menginginkanku. Bahkan menuangkan Wine untukuku, kita bersulang sampai mabuk, wajah kita sama-sama memerah saat itu. wajah kita makin berdekatan, Pak Broto memegang Paha ku dan mengelusnya, aku agak terbuai, namun aku tidak menahannya, aku membiarkan diriku disentuh Pak Broto, aku tau Pengawalnya pun ingin, tapi mana mungkin aku memberikan diriku untuk mereka.

“Mas… kenapa kita masih disini? Mas gak mau anter aku pulang?” kataku merayu Pak Broto yang masih memegangi pahaku.

“sebentar lagi, Mas masih mau melihat indahnya kecantikanmu dalam kegelapan di ruangan ini…” katanya merayu.

“Namamu siapa?” katanya seakan lupa menanyakannya kepadaku.

“Serena, Aku Serena Mas…” kataku sambil mengajak Pak Broto bersulang. 

Gelas demi gelas sudah di lewati, kita sudah dekat dalam malam yang pertama. Aku memang hebat, aku memang orang yang bisa mendapatkan apapun, siapapun, dalam waktu apapun, dan tanpa cara apa-apa.

***