Contents
Ayam Jantan Berkokok Cinta 41-66
44. Hadir Menyela
Iip pulang ke rumah Tuan Buyung dalam kondisi sedih, karena Sofi sedang sedih, karena Sofi tidak percaya kepadanya, karena keinginan Sofi yang tidak bisa ia ikuti, dan karena diusir oleh Sofi. Ia duduk di pinggir kolam renang, di halaman belakang rumah Tuan Buyung. Ia melamun memikirkan semua itu. Beberapa saat kemudian Werkudara Bumi Legawa menghampirinya.
"Kukukukuk ... kukukukukuk!" Werkudara Bumi Legawa.
"Wer piye to iki, abdi teh mesti bagaimana?" tanya Iip kepada Werkudara Bumi Legawa sembari membelai lembut puncak kepala Werkudara Bumi Legawa.
Werkudara melompat terbang dan hinggap di atas sebuah batu besar yang ditata di taman halaman belakang itu sebagai hiasan.
Plakkk ... plakkk ... plakkkk!
Werkudara Bumi Legawa mengepakkan sayapnya.
Kukukurikukukuru ... kukurikuuuuk ... kukurikukukuuuk!" Werkudara Bumi Legawa.
Mendengar suara Werkudara Bumi Legawa berkokok Iip segera mengadakan tangannya berdoa.
"Ya Allah mohon persatukan hamba kalian Neng Geulis Ayu Sofi Margareta, eh salah, abdi teh sampun janji, ora oleh ingkar meskipun mboten enten tiangnya! Ya Allah hamba mohon marang Gusti Allah, mohon persatukan hamba kalian Bidadari Neng Geulis Ayu Sofi Margareta, ten dunia sampai akhirat kelak," doa Iip.
"Kukukukuririririkukukukuk ... kukurikuuuuk!" Werkudara Bumi Legawa.
"Oh saya teh tahu, kalau bingung, bimbang, gundah, gulana, galau, abdi teh mesti berdoa, mohon petunjuk, pertolongan marang Gusti Allah SWT! Iya iya leres iku!" Iip dalam benaknya berencana berdoa yang panjang saat sholat dan berniat bangun malam untuk sholat malam dan berdoa.
Pada saat itu datanglah Suci menghapiri Iip. /
"Kalau si Sofi itu tidak menerima Kak Iip, Suci mau, dengan senang hati akan menerima Kak Iip!" ujar Suci.
"Maksud Suci teh naon?" tanya Iip.
"Suci mau gantiin posisinya si Sofi di hati Kak Iip! Suci mau jadi pacarnya Kak Iip!" ujar Suci membuat Iip terbelalak ternganga.
"Suci, abdi teh bade enten perlu!" Iip cepat-cepat pergi menghindari Suci.
Setelah Iip tidak tampak, Suci yang merasa kesal dicuekin, kakinya menjadi mencak-mencak. Ia melihat ayam Iip dan ia juga melihat kerikil di dekatnya. Ia membalas kekesalannya pada Iip dengan melemparkan kerikil kepada Werkudara Bumi Legawa.
"Kukukukukuk ... kukukukukukuk!" Werkudara Bumi Legawa berlari pergi menjauh dari Suci.
"Aku harus membuat hubungan Sofi dan Kak Iip benar-benar rusak hingga tidak bisa diperbaiki lagi! Hm ... setelah itu aku akan masuk memberi dukungan untuk Kak Iip. Kak Iip akan merasa kehadiranku berarti. Saat itu, aku akan membuat Kak Iip menerimaku menjadi pacarnya!" benak Suci dengan ekspresi senyum-senyum sinis.
"Aku harus memikirkan caranya sekarang juga, mumpung hubungan mereka sedang tidak baik!" ujarnya kemudian. Suci pergi dari halaman belakang menuju ke kamarnya.
Di dalam kamarnya Suci mondar-mandir bingung memikirkan caranya.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku harus mendapatkan idenya sekarang, sebelum mereka bertemu lagi dan memperbaiki hubungan mereka! Tuan Royal! Iya, Tuan Royal! Dia pernah bilang akan membantu hubunganku dengan Kak Iip! Jika dia memegang janjinya, pasti dia akan bersedia membantuku! Aku akan katakan kedatangan Sofi berkat aku, sehingga acara engagement Nona Lisita dan Kak Iip menjadi hanya pura-pura! Aku juga akan mengatakan, kalau Sofi tidak datang engagement itu akan menjadi engagement sungguhan! Dengan demikian Tuan Royal akan merasa berhutang kepadaku dan mau menepati janjinya untuk membantuku!" Suci tersenyum. Ia segera pergi mencari tahu di mana Tuan Royal dan Lisita sedang bersama.
Sementara itu Iip yang pindah melamun di kamarnya sedang bingung memikirkan bagaimana memperbaiki hubungannya dengan Bidadari Neng Geulis Ayu Sofi Margareta.
"Apa yang kudu kulo lakukan? Selain berdoa, ya pastinyakan juga harus berusaha! Katanya, Allah SWT tidak akan merubah nasib sebelum kita sendiri yang merubahnya. Pening kepala aing!" Iip galau gundah gulana, tapi dua detik kemudian tiba-tiba matanya bersinar berbinar. "Aha aha! Nona Lisita biasanya selalu ada ide dan dia selalu menolong dan mendukung hubungan abdi kalian Bidadari Neng Geulis Ayu Sofi Margareta! Nah, abdi minta tulung wae kalian Bidada, eh salah Nona Lisita! Bidadari teh mung hanya satu buat abdi, yaitu Bidadari Neng Geulis Ayu Sofi Margareta!" kata Iip dengan semangat, yakin masalahnya dengan Sofi akan segera teratasi. Hubungan mereka akan membaik dan baik-baik saja selalu selamanya. Iip bergegas ke luar dari kamarnya untuk mencari keberadaan Lisita yang sedang berduaan dengan Tuan Royal.
"Aduh, ke mana sih Tuan Royal sama Nona Lisita jalan-jalan?" Suci mencari-cari dengan mengeluh karena mereka tidak kunjung nampak sementara ia harus mengejar waktu jangan sampai Iip dan Sofi bertemu dan memperbaiki hubungan mereka.
"Ke mana ya, Nona Lisita kalian Tuan Royal?" Iip juga mencari-cari keberadaan sejoli yang baru saja memproklamirkan hubungan serius mereka.
Di tengah mencari-cari itu Suci bertemu dengan Iip.
"Kak Iip!" seru Suci.
"Suci!" seru Iip.
"Em ... Kak Iip, aku minta maaf soal ucapanku yang tadi di kolam renang. Aku jujur serius, tapi aku tulus. Maaf jika Kak Iip jadi tidak nyaman. Kak Iip tidak usah pikirkan. Ya udah Kak Iip, Suci pergi dulu mau ada perlu!" Suci bergegas pergi.
"Waduh piye iki, kalau Suci serius berarti abdi teh melukai dia kalau abdi teh ora sir sama dia." Iip khawatir melukai Suci dan ia tidak mau melukai Suci.
Sementara itu Suci pergi sembari senyum-senyum sendiri, bahkan terkekeh-kekeh sendiri di jalanan.
"Jujur serius tapi tulus, hm ... pasti Kak Iip sedikit-sedikit pasti tersentuh," batin Suci memikirkan kata-katanya yang baru saja diucapkan kepada gebetannya.
Dua anak kecil laki-laki melintas.
"Eh lihat ada Kakak Cantik Gil Gil!" bisik salah satu anak ke telinga temannya, tapi suara bisikannya cukup bisa terdengar oleh Suci. Suci menatap melotot ke anak-anak itu. Kedua anak kecil itu ketakutan dan segera lari.
Dua anak yang berlari ketakutan itu menabrak Iip. Keduanya terjatuh dan Iip kehilangan keseimbangan, tapi segera ia atasi sehingga ia tidak sampai jatuh.
"Eeeh ... kok pakai lari-larian? Jatuhkan jadinya!" kata Iip.
"Anu Kak, tadi kami melihat Kakak Cantik Gil Gil!" terang salah satu dari mereka dengan antusias.
"Maksudnya?" Iip tidak paham maksud mereka.
"Itu Kak, tadi kami bertemu orang gila!" terang anak yang satunya lagi.
"Ya sudah kalian hati-hati saja! Abdi teh juga pernah ketemu Orgil dan kulo teh sami mawon sama kalian, lari!" cerita Iip dengan antusias.
"Maafkan kami ya, sudah menabrak Kakak?"
"Maafkan kami!"
"Iya sudah, mboten apa-apa, ora masalah buat abdi! Kalian luka tidak?" Iip memeriksa mereka.
"Tidak, Kak!"
"Tidak!"
"Syukurlah Alhamdulillah!" ucap Iip. "Ini ada sedikit rezeki buat kalian!" Iip mengeluarkan dua lembar uang kertas berwarna biru. Ia memberikan satu lembar peranak.
"Terima kasih, semoga Kakak dilancarkan rezeki dan urusannya!"
"Aamiin!" ucap Iip sekali
"Semoga Kakak dapat cewek yang Kakak suka bukan cewek Gil Gil seperti tadi!"
"Aamiin, Aamiin, Aamiin!" ucap Iip banyak kali karena ia sangat berharap mendapatkan Bidadari Neng Geulis Ayu Sofi Margareta.
Sementara itu Sofi sejak ia selesai sholat ashar, memikirkan sikapnya yang tadi ia perbuat kepada Iip.
"Apa gue keterlaluan ya tadi? Apa benar ya Engagement itu bohongan? Terus soal permintaan gue untuk pura-pura benar-benar telah terjadi tragedi, kenapa Kak Iip tidak mau melakukan demi cintanya kepada gue?" Sofi terus melamun menimang dengan perasaan dan pikirannya. Akan tetapi lebih dominan ia menimang dengan perasaannya.
"Apa pun alasannya gue tidak mau kehilangan Kak Iip! Okelah kalau Kak Iip tidak mau berkorban dengan pura-pura, asalkan Kak Iip tidak meninggalkan Sofi! Gue yang akan berjuang untuk mendapatkan Kak Iip! Berjuang untuk mendapatkan restu papa dan berjuang untuk memiliki Kak Iip, bersaing dengan cewek mana pun!"