Try new experience
with our app

INSTALL

ANAH GURU DESA 

Chapter 3

ANAH menghampiri SINTA dan MAYANG sementara tujuh MURID berdiri saja mengawasi. ​

ANAH ​(Tersenyum) Lho, lho...kenapa cuma main-main di sini? Kan, tidak lagi panen... 

​SINTA ​Lagi pingin, mBak... ​

ANAH ​Ya, sudah. Sekarang ke sekolah, yuk,(Menunjuk ke arah tujuh Murid) bareng sama teman-temanmu itu... ​

MAYANG ​(Menggeleng) Takut, mBak Anah. ​

ANAH ​Takut? Sekolah, kok, takut....Ayo, ayo...ke sekolah. Tapi DIAN dan SARI menggeleng dan tidak mau pergi dari situ. 

​ANAH ​Kalo begitu, kita belajar di sini saja, ya? ​Gimana..? Di situ, di bawah pohon itu. ​Ayo, ayo...bareng anak-anak. 

ANAH merangkul mereka dan mengajak menuju ke sebuah pohon. Murid-murid yang lain mengikuti. Tapi, satu suara mengejutkannya. ​

O.S. MAK KARPI ​Hooi, mau ke mana? ANAH dan yang lainnya menoleh. Dari balik pohon tebu, muncul MAK KARPI dengan wajah garang. Tangan kanannya memegang parang. Dia bergegas menghampiri mereka. ​

ANAH ​Oh, maaf, saya tidak melihat Bapak tadi... ​

MAK KARPI ​Tidak meliat, tidak meliat... Mau dibawa ke mana anakku? ​

ANAH ​Tapi mereka mau belajar, Pak... ​

MAK KARPI ​(Tertawa sinis) Belajar? Belajar apa? Di sini dia dapat kerjaan, dapat duit... Anakku tidak perlu sekolah2an Anakku perlu bisa kerja.. mending kerja bisa kaya dari pada Sekolah habisi biaya…Lepaskan! Tujuh MURID jadi ketakutan. Mereka berkumpul di belakang ANAH.​ 

ANAH ​Tapi, Sami’un dan Qodri harus belajar, Pak... ​

MAK KARPI ​Makan, tu, belajar... Nanti kayak Jiman. ​Sekolahnya di kota...E-e...sama saja. Jadi tukang ​belah kayu! ​

ANAH ​Tapi, Pak... 

ANAH berdiri kebingungan mencari jawaban yang tepat. 

MAK KARPI menghampirinya, merenggut lengan anaknya dan menariknya lepas dari rangkulan ANAH. SINTA melepaskan diri dan lari menghilang. MAK KARPI kemudian mendorong keras pundak ANAH sambil mengacungkan parang. ANAH kehilangan keseimbangan dan jatuh terjerembab ke tanah. ​

MAK KARPI ​Pergi sana..! Jangan ganggu, anakku! Pergi dari dusun ini. Kamu cuma ngaco..! 

Tujuh MURID berteriak kaget dan segera membantu gurunya bangkit berdiri. ​

LINTANG ​(Cemas) mBak Anah... 

​ANAH ​(Tersenyum) Nggak apa-apa, kok...Yuk, kita pulang ke sekolah. 

ANAH dan tujuh MURID bergegas meninggalkan tempat itu. SAMI’UN hanya menunduk lesu, sementara Mak-nya mengawasi kepergian mereka dengan tatapan mata marah. ​

MAK KARPI ​Guru gendeng..! 

CUT TO 35. EXT. JALANAN KAMPUNG – PAGI Setiap pagi Anah jadi jemputin anak-anak utk berangkat sekolah sekalipun wajahnya penuh luka. Tapi Anah penuh semangat tidak kenal menyerah menghadapi kenyataan. Satu per satu muridnya dijemput untuk sekolah dan harus berdebat dengan orang tuanya..Bahkan berebut dengan anak buah Yali tapi anak-anak jadi membela Anah.. anak-anak kasihan sama Anah, jadi mereka membela Anah dan juga melawan orang tuanya yang melarangnya sekolah. ​

O.S. ANAH DAN MURID-MURID Desaku yang kucinta. Pujaan hatiku. Tempat Ayah dan Bunda dan handai tolanku…. ​Tak mudah kulupakan. Tak mudah bercerai. ​Selalu kurindukan. Desaku yang permai… 

CUT TO 36. INT. BILIK PENGINAPAN ANAH – MALAM Anak baru mau menutup pintu secara mengejutkan Lik Yali masuk dengan paksa dan mencekik leher Anah. ​LIK YALI ​Kamu masih nekat membuat anak-anak malas bekerja? 

ANAH ​Saya gak bermaksud begitu Lik Yali kesal dan merobek-robek baju yang dipakai Anah dengan pisau dapur sampai Anah ketakutan gemetaran ​

ANAH ​Ampun Lik Yali… ampun lik yali 

​LIK YALI Besok-besok bukan bajumu yang aku sobek-sobek kalau masih berani ngajar di dusun ini Lik Yali keluar dari bilik itu dan melempar pisau itu sekenanya. 

CUT TO 37. INT. RUMAH BU MUN – MALAM ANAH menghampiri Bu Mun yang sedang di dapur. Bu Mun terkejut ​BU MUN ​Mbak Anah, mbak Anak kenapa? Anah hanya menangis dan menggeleng kepala dan tetap memegang sarung sebagai selimut tubuhnya yang kedinginan ​BU MUN ​Yali? Mbak Anah diapakan sama Yali, bilang sama Bu Mun kenapa Anah tidak mau ngomong apa-apa hanya meneteskan air mata dan sarungnya masih diselimutkan ke tubuhnya ​

BU MUN Mbak Anah dilukai sama Yali? Mbak Anah tidak betah lagi di dusun ini? Mbak Anah mau pulang ke kota? Anah menggeleng lagi. Bu Mun penasaran dan memaksa membuka selimut sarung yang dipegangi Anah dan Bu Mun terkejut. ​

BU MUN Astagfirullahalazdhim… mbak Anah kamu kenapa? Yali menodai kamu? Ya sudah kalau mbak Anah sudah terancam begini mbak Anah lebih baik pulang ke kota Anah menggeleng ​

ANAH Anah tetap mau jadi guru disini, kasihan anak-anak, tapi bagaimana menyadarkan Lik Yali? Bu Mun termenung lalu memeluk Anah 

CUT TO 38. INT. RUANG BELAJAR ANAH – PAGI Anah masih sejurus memikirkan sekolahannya yang sampai sore itu kosong tidak ada anak-anak masuk sekolah. Dia menyendiri di sudut ruangan. Tiba-tiba anak-anak datang berlarian mencari Bu Anah. Mereka panic ​KIKI ​Bu Anah, ayo pergi, pergi dari desa ini..

​LINTANG ​Ayo bu ayo nanti lik Yali marah ​

BU ANAH ​Ibu akan tetap di sekolah ini untuk kalian Tiba-tiba mobil Lik Yali datang dan berhenti di depan sekolah itu dan langsung turun menghampiri Anah. Anak-anak jadi ketakutan bersembunyi disekitar Bu Anah. Lik Yali membentaknya dan semua anak-anak berpencar di sudut masing-masing. ​

LIK YALI Masih nekat kamu ngajar disini! Kalau kamu gak segera pergi aku akan bakar sekolah ini sekarang juga 

​BU ANAH Saya akan tetap disini supaya anak-anak tetap bisa belajar supaya tidak mudah ditipu sama kamu 

LIK YALI Ngomong apa kamu! 

Lik Yali menamparnya dan anak-anak tambah ketakutan menyebar sambil nangis sendiri-sendiri tapi tak berdaya untuk menolongnya. Yali mau menampar lagi. Seketika Bu Mun datang dan menghampiri mereka ​

BU MUN Yali berhenti, jangan Yali jangan kau teruskan, kamu inget sekolah ini yang membangun bapakmu almarhum dipercayakan suamiku almarhum karena bapakmu pingin anak-anak disini maju tapi kenapa kamu rusak sendiri… apa kamu tidak malu mencoreng nama bapakmu sendiri.. kamu tidak tahu semua ini?! 

​LIK YALI ​Udah perempuan tua bangka kamu gak usah ikut-ikut…!! Yali mendorongnya sekuat tenaga sehingga Bu Mun tersungkur. 

Yali keki lalu meninggalkan tempat itu. Bu Mun tidak terbangun-bangun, membuat anak-anak dan Anah penasaran menghampiri dan membangunkan Bu Mun yang ternyata mulutnya berdarah dan nafasnya tersengal-sengal hingga meninggal. Semuanya menangisi Bu Mun. 

CUT TO 39. INT. RUMAH YALI – MALAM Yali menyesali perbuatannya setelah mendengar Bu Mun meninggal. Dia berjanji pada dirinya sendiri tidak akan mengganggu sekolah itu lagi. 

CUT TO 40. EXT. KUBURAN – PAGI Pagi harinya Bu Mun dikuburkan dihadiri anak-anak sekolahnya dan Bu Anah, juga Surti, Jiman dan kerabat lainnya. ​ANAH ​Ibu akan tetap mengajar disini untuk kalian… belajar yang rajin ya Anak-anak menggangguk dan memeluk bu Anah ----- SELESAI -----