Try new experience
with our app

INSTALL

TIRAI PESISIR UTARA 

Chapter 5

  CUT TO 48. INT. AUDITORIUM BALAI RAKYAT – MALAM Gong tanda pertunjukan dimulai ditabuh bertalu-talu menggema diruangan tersebut. Gairah ingin tahu legenda ini, tampak dari ekspresi penonton yang sungguh-sungguh memperhatikan. Pak Amrizal, Simoh dan Mbah Guslani sangat cemas apa yang akan terjadi. Klink dari sudut lain gelisah menanti apa yang akan terjadi. Gusti duduk di pinggir deretan Simoh. Tirai panggung sudah dibuka, cerita dimulai dari pengenalan tokoh Joko Bahu yang pandai bertarung ingin mengabdi ke Kraton Mataram. DISSOLVE TO 49. INT. RUMAH NUR – MALAM Nur seperti memerankan pentas sendiri dirumahnya. Dia seperti berperan Rantansari. Mak Jembling dan Kandri memperhatikan keanehan itu NUR / RANTANSARI Nyuwun sewu kakang, Punapa pangrasa kula mekaten kala wau klintu? PARALEL TO 50. INT. BALAI RAKYAT - MALAM RANTANSARI / HAYU Nalika suku kula tumapak ing siti mriki kula dumadaan rumaos aneh… BACK TO 51. INT. RUMAH NUR - MALAM NUR / RANTANSARI kula kaboyong-boyong tanpa arah kula nglenggana panci sampun pinasithi wanita namung dipun dadosaken raja brana ingkang gampil dipun diboyong-boyong PARALEL TO 52. INT. BALAI RAKYAT – MALAM RANTANSARI / HAYU dhumateng ingkang kagungan panguwaos,ananging kakang, jejering wanita ingkang tansah mbelani tanah wutah getihipun, BACK TO 53. INT. RUMAH NUR – MALAM Nur masih tetap terikat dan mata menerawang jauh NUR / RANTANSARI mawanti-wanti mboten, kula mboten kepingin masrahaken ajining diri kula dhumatheng tiyang sanes CUT TO 54. INT. RUMAH NUR – MALAM Nur semakin kuat, menggigiti tali ijuknya yang mulai pada putus dan terus meronta-ronta ketika Mak Jembling dan Kandri hendak membekap tubuhnya. Tangannya yang satu sudah terlepas sehingga bisa menampar Mak Jembling dan mencakar Kandri yang coba memegangi badannya. CUT TO 55. INT. PANGGUNG BALAI RAKYAT – MALAM Kini adegan Bahurekso (Jaya) topo kalong. Kedua kakinya tergantung pada pohon yang besar seperti kelelawar. Muncul Joko Suwelo (Bisri) hendak membangunkan Bahurekso dari topo kalong. RADEN SUWELO (BISRI) Kulo puniko dipun utus Gusti Ratu Kraton Mataram Dipun dangu nggigah panjenengan Tiba-tiba angin berhembus. Bisri yang merankan Joko Suwelo itu benar-benar melihat penampakan beberapa bergentayangan. Dia sangat takut tapi memberanikan diri. Joko Suwelo terpental sebelum menyentuh Bahurekso. 

  INSERT TO 56. INT. AUDITORIUM BALAI RAKYAT – MALAM Mbah Guslani berkomat-kamit merapal mantra lalu ditiupkannya. Wajahnya mengeluarkan keringat. Ia mengeluarkan sumber kekuatan atas pentas itu. Gusti mulai gelisah bertambah cemas. CUT TO 57. INT. RUMAH NUR – MALAM Nur sudah terlepas kedua tangannya. Hanya salah satu kakinya yang terikat tambang kapal belum bisa dilepasnya. Nur berputar-putar diruangan itu hendak melepaskan diri, tangannya sengaja menyambar lampu teplok dan dibantingnya lampu itu ke dipan hingga pecah dan membakar dipan itu. CUT TO 58. INT. PANGGUNG BALAI RAKYAT – MALAM Bahurekso menghadap Kyai Cempaluk. BAHUREKSO (JAYA) Leresipun wonten punapa Bapa? [sebenarnya ada apa Bapak? ] KYAI CEMPALUK Wis ngger kowe ra biso selak Gusti Ratumu kuwi yo pantes murko karo kowe Amargi penggalihipun rumaos wirang Kalepatan tumindakmu ngantosi Rantansari. Karo dol srabi kae Iku digoleki patimu yen kowe arep reti ngger Alas roban sing mok babad kae akeh jin demit cecrekan biso gawe patimu ngger..Ananging kowe sih diparingi slamet Saiki kowe dipun utus perang nyang Batavia Kuwi golek patimu pisan maneh ngger Saiki kudu mok goleki wit sing gedhe kanggo perahumu menyang Batavia [ Sudahlah anakku, kamu tidak bisa mengelak Rajamu itu pantas saja murka sama kamu. Sebab hatinya merasa dipermalukan Kekeliruan tindakanmu mengganti Rantansari dengan penjual Srabi Ini dicari kematianmu kalau kamu pingin tahu anakku Hutan Roban yang kamu buka lahan untuk kota itu banyak setannya Dan itu bisa bikin kamu mati..untung kamu masih diberi selamat Sekarang kamu diutus perang ke Batavia Itu juga untuk mencari kematianmu.. sekarang kamu harus mencari Pohon yang besar buat kapalmu ] Bahurekso berpamitan dengan Bapaknya. Kedua pemain dikagetkan adanya anak kecil gundul berumur 3 tahun telanjang mau ngajak salaman. INSERT TO 58. INT. AUDITORIUM BALAI RAKYAT – MALAM Mbah Guslani juga tersentak. Dia konsentrasi lagi memberikan perlawanan. Dari arah lain Klink juga merapalkan sesuatu. Pak Amrizal melihat Mbah Guslani terkejut, dia jadi cemas. Gusti penuh prihatin kepikir Nur. 

  CUT TO 59. INT. RUMAH NUR – MALAM Nur menggenggam kayu yang ujungnya terbakar dan mengkibas-kibaskan api ke Mak Jembling dan Kandri yang coba mendekat. Nur ketawa-tawa seperti bener-bener perempuan yang punya kekuatan. Ia membakar rumah. CUT TO 60. INT. PANGGUNG BALAI RAKYAT – MALAM Pentas menggambarkan perang di Batavia, kapal koloduto menerobos benteng Batavia dan semua anak-buah Bahurekso maju pantang mundur sekalipun ditembaki pasukan Belanda. DISSOLVE TO 61. INT. PANGGUNG BALAI RAKYAT – MALAM Pentas menggambarkan adegan, bentengl batavia hancur lebur sekalipun banyak prajurit Bahurekso yang bergelmpangan. Sepulang perang dengan beberapa prajuritnya yang masih tersisa. Bahurekso moksa di alas roban. CUT TO 62. EXT/INT. RUMAH NUR – MALAM Orang-orang kampung bergantian mengguyur api yang membakar dipan dan sisi kayu rumah Nur. Saat ini Nur posisinya sedang ramai-ramai dikeroyok orang kampung dengan bambu-bambu panjang yang menutup dirinya dan lalu menyapit perutnya sehingga tidak berkutik. Berangsur-angsur lemas hingga pingsan. CUT TO 63. INT. PANGGUNG BALAI RAKYAT – MALAM Semua penonton berdiri tepuk tangan ketika layar tirai pementasan ditutup dan gamelan berirama mengiringnya. Simoh langsung menyalami Gusti dan memeluknya. Semua kru dan pemain keluar berjejeran di panggung termasuk Gusti. Hanya Simoh yang belum naik panggung karena mau mengiringi mbah Guslani. Tapi asisten mbah Guslani nangis dan gelisah karena mendapati Mbah Guslani mati terduduk di kursinya. Semua masih bertepuk tangan riuh rendah. Simoh dan asisten mengangkat Mbah Guslani ke backstage. Klink melirik ke mbah Guslani digotong masuk. CUT TO 64. INT. RUMAH NUR – MALAM Wajah Nur yang tampak lemas sekali, dilap dengan air oleh Mak Jembling. Nur berangsur-angsur mulai pulih.. 

  WIPE OUT 65. EXT. PESISIR UTARA – FAJAR Pantai sedang pasang lebih cepat dari semestinya. Ombaknya bergulung-gulung membesar. Angin bertiup kencang menggoncang-goncangkan nyiur dedaunan. Seperti sasmita alam yang sedang marah. Sesuatu akan terjadi? FLASHBACK TO 66. EXT. ILALANG TEPI PANTAI – PAGI Hayu bekejaran dengan Gusti di ilalang menguning itu penuh keriangan. Gusti menangkap, memeluk dan mereka jatuh merebah di ilalang itu, masih dengan candanya. Hayu menciumi Gusti dengan penuh keriangan. HAYU   Aku seneng sekali Mas, kamu bener-bener sayang ma aku Hubungan kita direstui…Ayah ibumu suka banget ma aku Mama papaku juga demen ma kamu mas.. Kita jadi nikah.. Huuhhh aku seneeng bangeet Mas GUSTI   Kamu akan jadi istriku, ibu dari anak-anakku nanti.. HAYU Aku seneng banget…Aku seneennng banget.. Gusti tersenyum lebar dipeluk erat-erat Hayu. CUT TO 67. EXT. TERAS RUMAH NUR - SORE Kamera terus memotreti tak henti-henti suasana pernikahan Nur. Simoh, Jamilah, Wawid, Yanti, Bisri, Rozak, Najib, Jaya dan Pak Amrizal tertawa dalam suasana bahagia itu. Duduk di pelaminan Nur dan Gusti. Jamilah begitu nafsunya memotreti penganten dan dia sibuk minta difoto bareng pengantennya. Hanya Hayu yang senyumnya dipaksakan dan masih kelihatan hambar raut mukanya. Hatinya Hayu benar-benar ancur. JAMILAH   Ayo dong foto bareng dong, Ojo prengas-prenges thok [ ayo dong foto bersama, jangan ketawa-ketama aja ] SIMOH   Alaaahh pingin foto karo Bisri be Ethok ethok foto bareng [ alaah pingin foto bersama Bisri aja pura-pura foto bareng ] JAMILAH   Wis kowe meneng bae wetheng Bapao [ sudah kamu diam aja perut Bapao ] SIMOH Jawir… Jawiirr…[ Jawa.. jawa..] Semua jadi ketawa terbahak-bahak kalau kedua badornya berantem mulut Hayu yang masih tercenung itu diajak Yanti untuk berdiri foto bersama karena temen-temen yang lain sudah beranjak untuk foto bersama. Hayu melangkah kearah kedua pengantin. Setiap melihat Gusti… FLASHES Hayu jadi penganten bersama Gusti. Bergantian dengan jadi penganten Nur. Terus berganti setiap foto mencepretnya Sampai pada Hayu sudah dalam posisi foto bersama disebelah Nur. Nur yang merasakan itu semua segera memeluk Hayu erat-erat. Tukang foto sudah siap memotretnya. Hayu kembali berdiri di posisi samping Nur. Jamilah posisinya diapit diantara Bisri dan Simoh sehingga seperti ulet keket ga bisa tenang karena diusilin mereka.. Sekali lagi Hayu curi pandang pada Gusti dan Nur mengetahuinya. JAMILAH   Lho itu Mas Klink ayo mas sini foto bareng KOORD/CROWD Ayo dong mas sini ayo foto bareng Mas Klink segera bergabung ngambil posisi deket Pak Amrizal TUKANG FOTO   Semua siap.. senyum semua… liat kamera semua ya..Satu… Dua… Tiga… JREEETT!!! 

  Seketika semua terkejut dan terutama Nur, karena Gusti lenyap menghilang tanpa bekas. Semua jadi anic. Klink mengobservasi sekitar. Hayu tercenung penuh air mata.Dan Nur sangat histeris! NUR Mas.. mas Gusti..Mass MMMaaaassssSS!!!! Nur jadi kejang-kejang pingsan, semua menolongnya.. CUT TO 68. INT. KAMAR HAYU – MALAM Hayu nangis bercucuran air mata. Dia juga sangat terpukul dan histeris atas kejadian hilangnya orang yang dicintainya. Tapi dia seperti menyesali sesuatu. Dihadapannya segala macam rajahan dan sesaji dengan foto Gusti yang disobek dari foto Nur lalu dihiasi foto-foto Gusti dan Hayu yang mesra. Lilin-lilin menerangi kamar itu. Dan Hayu sangat menyesali tindakannya. HAYU   Maafin aku mas.. maafin aku Semua yang ngelakuin itu aku karena, Aku sangat sayang kamu mas Karena aku ga bisa kehilangan kamu mas Aku lakukan semua ini biar kamu tetap jadi milikku Tapi bener kamu, kita tidak bisa membikin takdir seperti mau kita.. aku khilaf ngelakuin semua ini Akhirnya kamu sendiri yang kena..Maafin aku mas… Hayu mengobrak-abrik semua rajahan, sesaji dan semua yang ada dihadapannya. Foto Gusti terbakar lilin yang menjatuhinya HAYU Ya Allah maafin kekhilafanku.. Maafin aku ya Allah..Kembalikan mas Gusti Hanya dengan izin-Mu.. Hanya dengan kehendak-Mu Mas Gusti bisa kembali lagi Hayu menangis menyesali dosanya DISSOLVE TO 69. INT. KAMAR NUR – MALAM Jendela kamar Nur perlahan dibuka lelaki yang basah kuyup oleh air laut. Lelaki itu menyelinap ke kamar. Ia menghampiri Nur yang depresi. Seketika Nur kaget, mulutnya nganga tapi tidak bisa bersuara. GUSTI (setengah membisik) Diam Nur.. Jangan bersuara.. diam Aku baru pulang. Selama ini aku sengaja menghilang untuk sementara Sekarang aku pulang ingin tidur dengan istriku. Sini Nur, sini Kesini kedeket aku, tidur sini denganku Gusti mengulurkan tangannya, tapi Nur masih ketakutan… GUSTI   Kalau aku hantu aku tidak dapat kau sentuh Aku nyata Nur..coba sentuh.. Nur masih ragu dan takut GUSTI   Aku menghilang tapi rasa kangen sama istri tercinta tidak pernah bisa hilang. Dan aku tahu tanpa aku Kamu kehilangan gairah hidupmu. Sekarang aku datang Sentuh aku Nur, sini sentuh aku jangan takut Nur perlahan mengulurkan tangan coba menyentuh tangan Gusti yang basah itu. Lalu merabanya karena merasa benar-benar nyata Gusti yang datang itu. Nur memeluknya erat-erat penuh kerinduan yang mendalam. GUSTI   Aku pikir kamu tidak akan menderita seperti ini Aku prihatin tahu keadaanmu seperti ini Aku tidak ingin meninggalkanmu Nur untuk itu aku datang Tapi apa aku salah sangka, kamu sudah tidak mau mencariku? Mereka rebahan bersama, saling tatap dalam satu pelukan intim. Gusti menciumnya penuh sayang yang mendalam. 

  DISSOLVE TO 70. INT. KAMAR NUR - PAGI Hiasan tempat tidur yang dipersiapkan untuk malam pertama tampak berantakan. Nur tercenung disitu. Ia masih melihat tempat tidurnya yang basah dan bajunya sebagian juga basah. Nur menghampiri jendela yang sudah terbuka itu dan memandang ke laut. NUR   Mas… Mas Gusti Segelas teh diletakkan dimeja oleh Mak Jembling MAK JEMBLING   Ados sik kono ben seger [ mandi sana biar segar ] Nur masih membisu, enggan untuk apa saja MAK JEMBLING Jukuk hikmahe bae nduk. Ojo terus-terusan koyo kuwi Kae wis tak gorengke iwak senenganmu. Ados kono terus sarapan [ Ambil hikmahnya saja Nduk, jangan terus-terusan seperti itu Itu sudah aku gorengkan ikan kesukaanmu. Mandi sana terus sarapan ] Mak melangkah keluar. Nur masih tercenung sendiri. Tiba-tiba dikejutkan oleh sosok Jaya yang dilempar kedalam kamar Nur. Wajah Jaya berdarah juga bibirnya. Langsung Najib memukulinya lagi. Mak Jembling hendak melerai tapi tidak kuat nahani Najib yang ngamuk. NAJIB   Kamu apakan Gusti!! Hah! Kamu dukuni dia biar ilang!? Kamu pikir aku tidak tahu niat busukmu untuk kamu dapetin Nur aku denger sendiri apa yang kamu katakan sama Rozak Rozak cerita semua sama aku JAYA Itu ga sungguh-sungguh Jib.. sumpah po’o Aku ora tenanan [ sumpah aku gak beneran] Ibunya Najib, Mak Jembling dan ibunya Jaya masuki ruangan itu melerai sekuatnya. Tapi sedari tadi Mak Jembling hanya duduk tersudut nangis sendiri sambil setengah ketawa-ketawa sendiri. Nur hanya terbengong ditempatnya. IBUNYA NAJIB   Wis jib uwis ojo emosi terus kae Jaya wis blocorUwis ya Allah.. Najib uwis… [ sudah Jib jangan emosi terus begitu, Jaya sudah berdarah Sudahlah..ya Allah.. Najib..sudah!! ] NAJIB N  gaku ora kowe.. ayo ngaku. Ojo sembarangan karo koncoku Gusti kuwi bener nek ora do biso njogo iman Dadine do musrik kabeh, nek wis musrik. Kabeh dadi morat-marit!! [ ngaku gak kamu, ayo ngaku jangan sembarangan sama sahabatku Gusti itu benar kalau semua tidak bisa jaga iman Ahirnya semua berantakan ] IBUNYA JAYA   Aduh anakku ya Allah wis ojo diantemi terus Uwis Jib.. anakku [ Aduh, anakku ya Allah, sudah jangan dipukuli terus.. sudah Jib..anakku ] NAJIB   Ngaku ora kowe, opo sing sak benere?!! Ngaku bae opo sing sakbenere [ Ngaku tidak kamu, apa yang sebenarnya Ngaku apa yang sebenarnya ] Semua jadi terkejut ketika Mak Jembling menampari Nur bertubi-tubi MAK JEMBLING   Iki kabeh goro-goro kowe! Wis tak penging sih kowe, nggonmu kuwi nang kene Ora biso mok robah sak penakmu dhewe. Gawe cilokone wong akeh!! [ ini semua gara-gara kamu Sudah aku peringatkan, tempatmu itu disini Tidak bisa kamu rubah seenak sendiri Bikin celaka semua orang ] Nur terkapar di ranjang malam pertamanya. Air matanya meleleh. Bisri, Rozak dan Hayu masuk ke ruang itu. Najib sudah berhenti memukul Jaya. Dan Jaya dipangkuan ibunya. JAYA Sumpah Jib, kabeh koncone dhewe ora ono sing dukunke Gusti Mesti ono wong liyo sing ora seneng karo Gusti [ Sumpah Jib.. semua temannya kita tidak ada yang mendukunkan Gusti Pasti ada orang lain yang tidak senang sama Gusti ] Hayu merasa berdosa, dia menyembunyikan perasaan itu dengan pura-pura memeluk Nur. Najib langsung keluar bergegas. Ibunya mengejar. IBUNYA NAJIB Pak nengndi meneh kowe Jib Najib.. ojo emosinan koyo kuwi [ mau kemana lagi kamu Jib. Kamu jangan emosi seperti itu ] Rozak bingung dan ga enak telah beri info yang bikin semua kalang kabut. 

  CUT TO 71. INT. RUANG TENGAH RUMAH NUR – PAGI Najib melangkah cepat tapi ditahan Bisri, Jaya juga ikut nyusul biarpun ibunya selalu menahannya. BISRI   Jib Najib jangan bikin salah paham lagi kamu ROZAK Najib.. Najib pak nengndi kowe [ Jib mau kemana kamu ] NAJIB Iki berarti kelakuane mas Klink [ ini berarti kelakuannya mas Klink ] BISRI   Jib Najib ojo sembarangan kowe. Najib! [ Jib Najib jangan sembarangan kamu ] Bisri mengejar Najib sementara ibunya cemas nangis memanggili Najib. Jaya juga mengikutinya bersama Rozak. Ibunya Jaya terpaku sendiri tidak jauh dari ibunya Najib. Mak Jembling keluar duduk di pintu ngangkang. Nur dan Hayu memperhatikan dari kaca jendela melihat kepergiannya. CUT TO 72. INT. KAMAR NUR – PAGI Tinggal Nur dan Hayu berdua di kamar. Keduanya jadi sama-sama nangis karena sama-sama merasa kehilangan orang yang dicintainya. HAYU Maaf kalau aku juga ikut nangis Terus terang aku memang masih sayang mas Gusti Tapi tidak mudah untuk memahaminya. Kamu pasti tahu itu Nur menatapnya, ia memegang tangan Hayu, tambah pedih Nur jadi mengenangnya kembali NUR   Aku bisa ngerti…Kita sama-sama mencintainya HAYU Nuurr.. ada yang ingin aku omongin Kamu jangan marah ya.. ini memang kesalahanku Aku benar-benar khilaf.. Nur menatapnya penuh perhatian FLASH BACK TO 73. EXT/INT. GUBUG PERTEMUAN DEN AYU LANJAR – SORE Hayu merapal mantra dituntun juru kunci den ayu lanjar untuk bisa mendapatkan kembali Gusti dalam pelukannya. HAYU Aku sangat mencintainya, Den Ayu..Aku mohon, bantu aku untuk memiliki Gusti kembali Pementasan ini juga upayaku supaya aku bisa bersamanya lagi Tapi Nur telah merebutnya dari ku, aku mohon ..berikan cintanya ke aku Hayu menangis penuh lara.

  BACK TO 74. INT/EXT. RUMAH KLINK – PAGI PRRAAANNGG!!! Jendela kaca ruang depan itu dipecahkan dengan batu yang baru dilempar Najib. Dari tirai kaca jendela itu tampak Najib sedang emosi meledak-ledak ditahani Bisri, Rozak dan Jaya. NAJIB   Lepasin!! Biar kuhajar dia, aku tidak takut sama dukun!! Keluar kamu Klink!! Keluar sini!! BISRI   Sudah Jib, jangan bikin masalah NAJIB Diem kamu!! Klinnnkkk keluar kamu..ta’ remuk ndasmu!! Keluar! BISRI   Jib, jangan emosi, bikin kacau nanti ROZAK Jib sudah jib NAJIB Lepasin!! Klink keluar, kamu apakan Gusti, keluar!! JAYA   Jib tahan dikit emosimu, jangan grusa-grusu Dari pintu rumah keluar gadis kecil agak ketakutan GADIS KECIL   Pak Klinknya ke Wonobodro Kata ibu, Bapak lagi cari Gusti disana. Bapak mau nolong dia Semua tertegun mendengarnya.