Try new experience
with our app

INSTALL

TIRAI PESISIR UTARA 

Chapter 4

  GUSTI La haulawalaquata’alabillahilladzim..Allahu’akbar!! Aaaahhhhhkkkkk !!!!! iblis pergi kamu !! Gusti memukul Nur yang kesurupan itu sekuatnya hingga rebah. Bibirnya berdarah dan agak memar. Pak Amrizal segera menolong mbah Guslani dibantu Bisri. Nur telentang tak bergeming sedikitpun. Suara angin berhembus sayup-sayup kereta kuda dan ringkikan kuda terdengar. Gusti segera membopong Nur dengan perasaan getir merasa semua jadi chaos.Gusti merebahkannya diatas dipan.. Dari pusarnya mengeluarkan suara perempuan tadi. SUARA PEREMPUAN   Aku bakal ning awake cah iki salawase, dheweke tak gawe mati suri Sampe kowe ngelakoke opo sing wis kudu mok lakoke tur kudu nglakoke pentase sing bener nek sampek kowe nglanggar Nur bakal ciloko [ Aku akan tetap di jasadnya anak ini selamanya Dia akan saya bikin mati sampai kamu melakukan. Apa yang harus kamu lakukan. Dan harus melakukan pentasnya yang benar Kalau sampai kamu melanggar, Nur akan celaka ] Mak Jembling memeluk Nur erat-erat. Dalam keadaan begitu muncul Hayu diantar Simoh dan Bisri GUSTI   Apa yang sudah kamu lakukan? Apa maumu? Apa yang sudah kamu lakukan? HAYU   Gusti aku ga ngerti.. GUSTI   Tidak usah mungkir, kamu pake dukun lagi seperti dulu! Kasihan Nur, Hayu.. Dia sampai begitu HAYU Jangan nuduh aku begitu Gusti GUSTI   Bilang terus terang!!! Perempuan jahat kamu Kamu mau pisahin aku dari Nur Gusti pergi meninggalkan tempat itu.. HAYU   Gusti tunggu Hayu menangis melihat kepergian Gusti 

  CUT TO 25. EXT. TERAS RUMAH KAKEK GUSTI – DINI HARI Tangan Gusti menggedor-gedor pintu kayu rumah kakeknya. Lampu dari dalam rumah itu sebagian nyala. Seorang kakek membukakan pintu itu GUSTI Eyang.. eyang… buka pintunya… Aku pingin tahu semua tentang nenek?! Tentang siraman itu.. Mata Gusti menatap tajam dengan perasaaan hancur. Kakek tampak bimbang tapi tidak ada pilihan tuk menjelaskan. FLASHBACK TO 26. EXT. PANTAI – FAJAR Sudut pantai Pekalongan yang masih alami (sebelum dibuka tempat rekreasi). Seorang perempuan (Nenek Gusti) hanya mengenakan kain kebaya diikat ke dada (kembenan) disirami air laut dengan gayung dari batok kelapa. Mbah Jenggot dan istrinya melakukan ritual minta diberi keturunan. BACK TO 27. EXT. LAUTAN – PAGI Gusti, Pak Amrizal, Mbah Guslani dan asistennya meluncur dengan perahu boat menuju pantai yang disebut ujung negoro. Gusti masih tercenung tentang cerita neneknya. V.O. GUSTI Ya Allah, semua jadi bertukar tempat Yang benar jadi salah, yang salah bisa jadi benar Semua kegaiban ini begitu lunaknya.Salah langkah kita bisa tersesat terus bisa terjerumus jauuuuh banget.Godaan-godaannya selalu menjebak, seperti saat ini menjerat keterbatasanku.Mohon maaf-Mu ya Allah Gusti dalam perasaan diantara, seakan gamang menghadapi masalalu neneknya yang diluar dugaannya FLASHBACK TO 28. EXT. RUMAH KAKEK GUSTI – MALAM Ratih/Nenek Gusti yang dulu masih muda dan baru hamil duduk di kursi denganperutnya yang mulai membesar, dipeluk perut itu dan diciumi sambil nangis oleh Rangga/Kakek Gusti yang waktu itu masih cukup muda juga. RATIH (NENEK GUSTI)   Aku iki ora mandul pak, awake dhewe bakal nduwe anak Saiki sakarepe njenengan, wis tak rela-relake [ Aku ini tidak mandul Pak, Kita ini akan punya anak, sekarang terserah kamu. Sudah aku ikhlaskan semua..] Seorang perempuan lebih muda sudah berdiri didekat mereka. Perempuan itu membawa tas koper besar. PEREMPUAN MUDA   Saya mohon pamit, maaf yang sebesar-besarnya selama ini sudah merusak rumah tangga ibu, maaf… Perempuan muda itu membuka pintu dan pergi 

  BACK TO 29. EXT. PANTAI UJUNG NEGORO – PAGI Gusti melamun dikagetkan ombak yang memukul bebatuan di pantai itu. Semua sudah pada turun. PAK AMRIZAL Gusti, ayo jangan nglamun. Cepetan.. Gusti menyusul, jalan menyusuri tepian batu-batu. Terdengar suara Jaya dari sebuah mulut goa yang hanya didengar Mbah Guslani. Dia berhenti memperhatikan seksama, yang lain terheran. Mbah Guslani tampak terdepan dikawal asistennya menuju mulut goa yang Terendam air laut. Asistennya dibantu Pak Amrizal dan Gusti membuat obor dan menancapkan tulang-tulang babi di mulut goa. Lalu mereka masuk Satu per satu dengan membawa obor CUT TO 30. INT. GUA UJUNG NEGORO – PAGI Obor-obor telah menuntun rombongan Pak Amrizal memasuki gua itu. Gusti melangkah terdepan untuk mendampingi asisten Mbah Guslani, menuntunnya masuk. Sekali lagi Mbah Guslani semakin mendengar suara Jaya melenguh. Dan suara Jaya berangsur-angsur semakin terdengar oleh Pak Amrizal & Gusti yang saling memandang setelah mendengarnya beberapa kali. Mereka bergegas memasuki gua itu. Semua terkejut melihat Jaya menggantung seperti kelelawar dengan telanjang bulat. Mbah Guslani maju beberapa langkah dari yang lain dan memberikan kode tangannya untuk tidk maju kepada yang lain. Mbah Guslani mengeluarkan botol kecil yang mengeluarkan asap. Ia ngode asistennya. Asistennya mengeluarkan botol berisi campuran minyak wangi dan ramuan yang dioleskan di belakang telinganya, termasuk juga Gusti dan Pak Amrizal. Mbah Guslani mendekatkan botol berasap itu ke arah Jaya/Srenggi itu. Secara mengejutkan tangan Mbah Guslani ada yang mlintir tapi tidak tampak tapi kekuatannya membuat gua itu meluruhkan pasir-pasir berhamburan kebawah. Asisten Mbah Guslani hendak mengambil botol berisi asap itu tapi dirinya keruntuhan bebatuan yang jatuh sehingga terselip diantara bebatuan. Sementara botol itu juga terselip diantara bebatuan kecil. Pak Amrizal yang hendak menolong asisten Mbah Guslani dikagetkan gemuruh suara batu besar yang tak tampak oleh mata hanya berupa cahaya dan debu melintas. Gemuruh itu menyerempet Pak Amrizal hingga terpental dan pingsan. Gemuruh itu juga menghantam Mbah Guslani hingga seperti tergencet posisinya. Gusti yang mencoba menyelamatkan diri, dikagetkan suara cambuk yang seketika belalai cambuk itu sudah menjerat leher Gusti, hingga tubuh Gusti terseret ke arah Jaya yang menggantung seperti kelelawar. Srenggi yang berada didalam tubuh Jaya menghipnotisnya kuat-kuat ketika Gusti sudah tidak berdaya lagi. Gusti terbawa kealam lain. Dia terasing diantara puluhan iblis berkerudung hitam. Dia terseret-seret kearah kobaran api yang besar dan dia hendak dijerumuskan ke tempat itu. Gusti melawan tapi didatangi Srenggi yang tinggi sekali dan menghajarnya. Mata Gusti tercekat kengerian. 

  FLASHBACK TO 31. INT. KAMAR RUMAH KAKEK GUSTI – MALAM Kilat menyambar-nyambar ditengah hujan deras. Nenek Gusti sedang dalam proses melahirkan. Mbah Hindun bidan tradisional membantu kelahiran itu. Kakek Gusti tampak cemas. BACK TO 32. INT. GUA UJUNG NEGORO – PAGI Mbah Guslani tangannya meraih tongkat dan meliliti ujungnya dengan sarang labar-laba yang ada disekitanya tubuhnya. Lalu ujung tongkat itu diarahkan untuk mencari botol itu. Diantara kekuatan jahat dari Srenggi yang berada dalam tubuh Jaya coba dimasukkan ke mulut Gusti. Mulut Gusti nganga, matanya tercekat bayangan mengerikan. MBAH GUSLANI   Gusti jernihkan, tenangkan pikiranmu Tantang dia jangan biarkan kekuatan jahatnya menguasaimu.. jangan kau lihat dia dengan matamu lihat dia dengan hatimu, anggap saja kau hendak membangunkan Bahurekso dari topo kalong, lalu ajak kembali si Jaya Gusti sudah mulai kalah matanya terbelalak terus dan kosong. Asisten mbah Guslani mulai siuman. Ia langsung merespon ujung tongkat yang diarahkan Gurunya itu diarahkan dengan kakinya supaya menjangkau botol yang mau diambil. Namun berangsur-angsur Gusti mengumpulkan energinya yang tulus, pasrah dan niat baiknya. Dia lawan dengan kepasrahan diri sehingga semua memudar termasuk Srenggi itu. Gusti berhasil melawan kekuatan itu. FLASHBACK TO 33. INT. KAMAR RUMAH KAKEK GUSTI – MALAM Beberapa saat kemudian,m terdengar suara bayi lahir. Kakek Gusti bahagia menghambur dan segera meraih anak laki-lakinya. Digendongnya anak laki-laki kesayangan itu yang kelak jadi Bapaknya Gusti. BACK TO 34. INT. GUA UJUNG NEGORO – PAGI Gusti melepas jerat cambuk di lehernya. Dengan mata hatinya dia panggil Jaya untuk keluar, untuk kembali. Ujung tongkat mbah Guslani berhasil melekat pada botol. Lalu botol itu diarahkan ke tangan Gusti. MBAH GUSLANI Siramkan air azimatku itu sekarang GUSTI   Aaaakkkkhhh!!! Jaya yang menggantung seperti kelelawar itu teriak juga kesakita. Keluarlah Srenggi dari tubuh Jaya berupa angin dan debu-debu dan kilatan api. Jaya terjatuh lemas ditangkap Gusti. Semua merasa lega. Jaya terbatuk-batuk dan susah nafas, yang lain mulai sadarkan diri dan menghampiri Gusti dan Jaya FLASHBACK TO 35. EXT. PESISIR UTARA – SUBUH Kakek Gusti memandikan bayi yang sudah beberapa bulan itu di pantai. Disirami ubun-ubunnya berkali-kali. Bayi itu polos. Tersenyum dan tampak senang. Kakek Gusti berdoa dan menghadapkan bayi itu kearah laut. 

  BACK TO 36. EXT. GAMBIRAN – SORE Ayam putih dikeluarkan dari kandangnya. Tangan seseorang memegang lehernya lalu sebilah pisau menggoroknya hingga darah berceceran di tanah pasir. Mbah Guslani mulutnya komat-kamit merapal mantra, seraya mengalungkan janur kuning ke leher Gusti. Ia menunjukkan raut muka yang bertentangan batin dengan apa yang ia jalani. Baginya hanya sebuah penyertaan bukan niatan hati yang sebenarnya. Tiba saatnya jinten, atau air beras yang seperti susu diguyurkan ke seluruh tubuh Gusti sebagai kelengkapan ritual itu. Ia hanya pasrah. Di sekitarnya, kru pementasan berkumpul lengkap, juga di hadiri Pak Walikota dan pejabat pemda. Yang baru datang tidak lain mas Klink yang kelihatan menyimpan perasaan lain atas keberhasilan itu. MBAH GUSLANI   Kabeh mau kanggo keselamatan dewe kabeh, Wis pirang-pirang pentas lakon Bahurekso neng Pekalongan mesti keno molo kabeh, iki tembe dinggo pager sakabehane ben ora ciloko mengkone Kae pentas Barurekso terakhir neng kabupaten Pekalongan Langsung udan angin terus banjir Nggih nopo boten? Lha iki, selametan dino ini mau, ikhtiar awake dhewe kabeh kanggo bekel kabeh ben slamet bismilah pentas iki mugo-mugo diparingi slamet lan sukses [ semua ini buat keselamatan kita. Sudah berkali-kali pentas lakon Bahurekso di Pekalongan pasti kena musibah, ini tadi buat Pagar keselamatan semua. Dulu pentas Bahurekso terakhir di Kabupaten Pekalongan langsung hujan angina besar sampai banjir, ya tidak Nah syukuran/selamatan ini tadi, ikhtiar kita semua buat bekal biar selamat Bismilah semoga pentas ini diberi keselamatan dan sukses ] Pak Amrizal bersama pak wali menyalami mbah Guslani. Semua merayakan ritual itu dengan makan prasmanan. Tapi Gusti menepi menjauhi kerumunan itu. Hayu memperhatikannya. 

  CUT TO 37. INT. SUDUT LAIN – SORE Gusti duduk menyesali dirinya. Masih melamunkan soal Neneknya. INSERT 37A FLASHES : Ratih Nenek Gusti yang berusia hampir 90 kelihatan sakit tua, susah makan maupun minum. Gusti, ibunya dan kakak-kakaknya mengerumuni dalam duka. Neneknya itu seperti susah sekali mengakhiri hidupnya. Pakde-nya datang membawa ‘orang pinter’ dengan membawa daun lompong yang tua ditempel-tempelkan kakinya dan ‘orang pinter’ itu merapalkan sesuatu. Tiba-tiba Bapaknya Gusti masuk kesitu dan menyeret Pakde-nya untuk keluar membawa ‘orang pinter’ itu keluar. Beberapa saat kemudian Nenek tersengal-sengal nafasnya, kesusahan menghembuskan nafas terakhirnya, hingga akhirnya setelah melewati berbagai kesusahan menarik nafas, ia pun menghembuskan nafas terakhinya…. BACK TO Seketika Gusti terkejut dengan kehadiran Hayu disisinya… GUSTI   Mau apalagi kamu? HAYU   Maafin aku mas soal kemaren, Kamu tidak akan begitu saja percaya dengan omongan Nur yang lagi kesurupan itu kan? Aku turut prihatin soal Nur, keadaannya gimana mas? Gusti menggangguk kecil tapi masih membuang muka tanpa melirikpun ke arah Hayu. Dari sudut lain mas Klink memperhatikan. HAYU   Aku tahu ini sulit buat kamu Mas Tapi aku salut sama kamu,prinsip kamu ga mudah berubah ga mudah dikalahkan sama apapun kebenaran yang kita kehendaki Tidak selalu menuntut keberhasilan sesaat usaha kamu memberi keyakinan yang bagi mereka masih baru tidak bisa langsung mereka resapi, itu butuh waktu Mereka akan memahaminya entah kapan Hayu meraih tangan Gusti coba memberi ketegaran hatinya. CUT TO 38. INT. RUANG UTAMA ACARA - SORE Mbah Guslani menghampiri Pak Amrizal yang sedang menjamu tamu-tamunya. Mas Klink di dekat situ. MBAH GUSLANI   Pak, ini rasanya buat jaga-jaga Nanti saat pentas tolong Najib jangan sampai datang Dia itu masih sangat rapuh sepertinya Pak Amrizal memperhatikan dengan seksama. 

  DISSOLVE TO 39. EXT. PESISIR UTARA – SENJA Langit setengah memerah di pantai itu, Gusti menatap pantai itu dalam-dalam. Menerawang masa silam Neneknya. Dia benar-benar sendiri di tempat itu jauh dari keramaian orang. Dia seperti melihat bayangan yang masih tidak begitu jelas seorang perempuan berkebaya berjalan dari tengah pantai mendekatinya. Begitu semakin jelas, perempuan itu rupanya Nenek Gusti [ masa muda]. Dia tersenyum pada Gusti seperti mengatakan sesuatu. NENEK GUSTI   Jangan melawan ombak yang dibawa angin Ketulusan berserah diri akan bebaskan takdirmu INSERT 39A INT.RUMAH NUR - SENJA Wajah Nur semakin carut marut muka dan bajunya juga compang-camping. Ruangannya kotor porak poranda. Badannya diikat tali ijuk, ia mengerang dengan suara-suara yang semakin aneh. Mak Jembling mengitarinya dengan membawa anglo berasap kemenyan CUT TO 40. INT. TOILET BALAI RAKYAT - MALAM Gusti bercermin di kaca toilet masih terngiang masalalu neneknya dan galau akan sesuatu. Dia seperti bingung yang sedang dihadapinya. Suara-suara aneh menerornya. SUARA-SUARA Ojo keliru maneh, ono sing luwih mulya Kadek sing mok yakini.Riwayate Bahurekso iki ora oleh kliru [ jangan keliru lagi, ada yang lebih mulia. Dari yang kamu yakini, Riwayatnya Bahurekso itu tidak boleh keliru ] Gusti menutupi kedua telinganya tapi suara-suara itu berulang-ulang semakin keras baginya. CUT TO 41. EXT. TOILET BALAI RAKYAT – MALAM Dari pintu luar Mas Klink perlahan menghampiri toilet dimana Gusti berada. Klink seperti mendengarkan sesuatu yang aneh. Klink memasuki toilet itu. Tapi dalam pendengaran Gusti maupun Klink juga terdengar perlawanan suara dalam diri Gusti. SUARA-SUARA GUSTI Ini bukan urusanmu, jangan ganggu aku (melenguh seperti binatang) Klink terkejut mendapati Gusti punya kelainan. CUT TO 42. INT. RUMAH NUR – MALAM Nur meronta-ronta ada perlawanan dalam dirinya dan ada perlawanan dari luar dirinya. Asap dari anglo bertebaran diruangan itu menyesakan. Mak Jembling merapal penolak kesurupan. 

  CUT TO 43. INT. TOILET BALAI RAKYAT – MALAM Gusti badannya seperti ada yang meremas dan memelintirnya. Dia hanya ingat ketulusan dan pasrah diri yang bisa melawan semua kekuatan jahat. CUT TO 44. INT. AUDITORIUM BALAI RAKYAT – MALAM Di pintu masuk, Simoh dan Pak Amrizal sedang menghalau Najib dengan Ibunya yang memaksakan diri ingin melihat pertujukan itu NAJIB Aku ikut andil pementasan ini..Kenapa aku dilarang? Apa yang salah dalam lakon Bahurekso ini PAK AMRIZAL Najib sudah kamu harus rela dulu sekarang Nanti kami jelaskan. Karena semua ini syarat Yang mesti kita patuhi dulu NAJIB Aku tidak menyalahkan Gusti. Tapi semua ini sudah kelewatan Kalian semua jadi penganut yang salah. Kalian semua bisa syirik IBUNYA NAJIB   Le ayo Nggerr pulang..Ojo luru ciloko maneh..Ayo bali’o [ Na kayo pulang.. jangan cari celaka lagi..ayo pulang] Simoh segera menggamit kuat-kuat dan menyeretnya keluar dari tempat itu CUT TO 45. INT. BACKSTAGE BALAI RAKYAT – MALAM Hilir mudik semua kru dan pemain sedang mempersiapkan pentasnya. Hayu yang sudah berias Rantansari mencari-cari Gusti. Jamilah dideketi Hayu. HAYU   Mil, jamilah lihat mas Gusti ga? JAMILAH Mungkin masuk toilet situ, ga tahu..Dari tadi ga keluar-keluar Jamilah ditarik tukang rias karena belum kelar dah keluyuran. Hayu penasaran langsung menuju toilet 

  CUT TO 46. EXT. TOILET BALAI RAKYAT – MALAM Hayu menghampiri toilet. Membuka pintu toilet perlahan. Klink terkejut spontan masuk salah satu kamar mandi toilet itu. Klink coba menjajagi apa yang terjadi dengan merapal mantra. Tapi terlambat keanehan itu sudah tiada. HAYU Mas.. Mas Gusti… Mas Dari pintu tempat Gusti berada hening tidak ada sahutan. Termasuk pintu toilet tempat Klink sembunyi. HAYU Mas.. Mas Gusti GUSTI   Mmmmhh, iya, ya… HAYU Mas.. Mas.. Kamu kenapa? Pak Amrizal nyari-nyari kamu. Aku khawatir ma kamu Mas Najib baru dari sini ngotot pingin nonton pentas kita Padahal ada larangan dari Mbah Guslani Hayu hendak membuka pintu tempat Klink. Tapi Gusti membuka pintu Hayu terkejut kaget. GUSTI   Aku ga pa pa HAYU Kamu seperti ga sehat Mas Badan kamu agak panas.. agak dingin..Mas bener kamu ga pa pa? GUSTI   Ayo, temen-temen dah nunggu ya.. HAYU   Muka kamu merah Mas Kamu kenapa? Mas, Mas Gusti… Gusti langsung membuka pintu dan keluar diikuti Hayu. Klink membuka pintu mengintip kepergian mereka. CUT TO 47. INT. BACKSTAGE BALAI RAKYAT – MALAM Semua tidak terkecuali kumpul melingkar. Semua sudah berias & berkostum pentas sesuai peran masing-masing. Pak Amrizal memberikan pengarahan. PAK AMRIZAL   Saya harap semua yang sudah dikoreksi oleh Gusti bisa dijalankan dengan semestinya dan berhati-hati semua supaya tidak melenceng dari yang sudah digariskan Ini menyangkut keadaan yang diderita Nur dan juga untuk keselamatan kita semua..Menurut Mbah Guslani malam ini akan terjadi keanehan-keanehan yang tidak tampak oleh penonton tapi apapun yang terjadi jangan panik harus tetap jalan terus jangan hiraukan penampakan apapun. Sekarang kita berdoa bersama…Berdoa mulai Semua berdoa.