Contents
TIRAI PESISIR UTARA
Chapter 3
GUSTI Bisri, siapkan adegan kemaren Bisri dibantu Simoh segera melaksanakan tugasnya. Pak Amrizal mendekati Jaya dan Rozak untuk menenangkan situasi. DISSOLVE TO 17. AULA GEDUNG TUA – MALAM Hayu telah pada posisi latihan. Semua mulai pada konsentrasi masing-masing. RANTANSARI / HAYU Nyuwun sewu kakang, Punapa pangrasa kula mekaten kala wau klintu? Nalika suku kula tumapak ing siti mriki kula dumadaan rumaos aneh…kula kaboyong-boyong tanpa arah kula nglenggana panci sampun pinasithi wanita namung dipun dadosaken raja brana ingkang gampil dipun boyong-boyong dhumateng ingkang kagungan panguwaos, ananging kakang, jejering wanita ingkang tansah mbelani tanah wutah getihipun, mawanti-wanti mboten kula mboten kepingin masrahaken ajining diri kula dhumatheng tiyang sanes [ Mohon maaf kakang, Apa perasaan saya begini tadi keliru? Saat saya menginjak tanah ini. Saya mendadak merasa aneh Saya dibawa-bawa tidak ada tujuan. Saya merana karena ini sudah pasti Nasib perempuan hanya dijadikan harta benda yang mudah dibawa-bawa Oleh orang yang punya kekuasaan. Tetapi kakang, sebagai perempuan yang selalu membela tanah airnya, sekali-kali tidak Saya tidak akan pernah memasrahkan. Harga diri saya pada orang lain] BAHUREKSO / JAYA Wistah cilaka iki Rantansari, aku ra biso selak Ing sajeroning panggalihku pancen tuwuh rasa Iba asor lamun aku mung bisa ngawula Senadyan kudu ngurbanake rasa rumaketing atiku lan sliramu Ananging jejering satriya, suthik lamun wis kecah banjur kadilat maneh… [ Aduh celaka ini Rantansari, aku tidak bisa mengelak Didalam nuraniku memang tumbuh rasa Sekalipun tidak tega, namun aku hanya bisa menggabdi Walaupun harus mengorbankan rasa cintaku padamu Akan tetapi sebagai seorang ksatria sudah terlanjur mengucapkan Aku tidak bisa mejilat ludahku sendiri ] Bisri memperlihatkan naskah pada Gusti karena ada dialog Jaya yang terlewatkan. Akan tetapi tiba-tiba Jaya terhenti. Semua mengira ia lupa dialognya. Bisri coba mau memberi tahu bagian yang lupa. JAYA / SRENGGI Kowe kabeh mengko tak pateni.
Terakhir sing tak pateni kowe, Gusti Mergo kowe ra biso mulyake wong sing mulyo [ kamu semua nanti aku bunuh. Terakhir yang aku bunuh kamu, Gusti Karena kamu tidak bisa menghormati orang yang mulia ] Jin Srenggi melirik Hayu yang ada di depannya. Dia langsung mencekik Hayu hingga mengenaskan.. JAYA / SRENGGI Saiki mati teko siji, kowe kan meneng-meneng isih nyimpen rasa karo Gusti, kowe kudu dadi korbane sik korban slametane Gusti sing durung dilakoni [ Sekarang mati satu per satu, kamu kan diam-diam masih Menyimpan rasa sama Gusti, kamu harus jadi korban duluan Korban selamatannya Gusti yang belum dipenuhi ] GUSTI Jangan takut, lawan dia!! Lawan dia!! Jamilah menyembunyikan diri dibalik badan Bisri. Rozak sekalipun setengah takut tapi diberanikan maju membawa kursi, memukul tubuh Jaya tapi Jaya tak bergeming. Yanti jadi ketakutan sendiri mundur-mundur. Wawid dan yang lain berlindung pada Pak Amrizal. Diam-diam Gusti mengambil kayu besar. Ia mengendap-endap mendekatinya. Hayu makin pucat wajahnya kehabisan nafas. Simoh menabrakkan badannya kuat-kuat tapi kepalanya ditangkap, dicengkram, diplintir dan dilemparkan hingga terpental. Wawid jadi histeris ketakutan. Ia menggigil dicekam rasa takut. Secara mengejutkan Gusti memukul keras-keras ke tangan Jaya hingga Hayu terlepas dari cengkramannya. Tapi Jaya kemudian menyerang Gusti melemparkannya ke tembok. Ketika semua hendak menerkam Jaya, Jaya kabur lari setengah terbang menabrak kaca gedung itu. Gusti hendak mengejar tapi sepotong kayu terbang menghantamnya hingga terjatuh. Pak Amrizal menghambur menolong Gusti. PAK AMRIZAL Gusti, ini sudah saatnya saya menempuh cara saya sendiri Kita harus ritual secepatnya Gusti meninggalkan tempat itu dengan luka-luka di badan dan kepalanya. Hayu mengejarnya, mengikuti Gusti pergi.
CUT TO 18. EXT. GEDUNG TUA - MALAM Hayu terus memburu Gusti yang sedang kesal itu. HAYU Gusti, tunggu. Tunggu Gusti.. Hayu menangkap tangan Gusti HAYU Gusti kamu harus tabah ngadepin ini semua GUSTI Semua sugesti itu sudah merasuk ke mereka Dan aku kalah. Sugesti itu benar-benar jadi nyata Tapi mereka tidak percaya semua kalo itu tipu daya iblis Percuma aku disini, semua ga ada yang percaya sama aku HAYU Gusti, aku percaya sama kamu, jangan pergi Gusti Semua jadi tidak terpecahkan. Kalau kamu pergi Keyakinanmu saja tidak cukup buat mereka percaya, mereka perlu kamu buktikan sesuatu Gusti duduk di trotoar gedung diikuti Hayu GUSTI Maafin aku Hayu, selama ini aku acuh ma kamu Rupanya hanya kamu yang bisa mengerti aku Aku sedang cari jalan supaya semua ini bisa diatasi HAYU Kalau kamu tadi ga nolong, aku bisa mati Mas. Aku makasih banget Kamu tidak acuh kok, kamu baik sama aku Hayu merebahkan kepalanya ke pundak Gusti, Gusti natapnya penuh persahabatan, tapi saat Gusti merangkul, bersamaan itu datang Nur menggayuh sepeda dan seketika terhenti melihat hal tersebut. Nur cemburu dan membawa lari sepedanya pergi dari tempat itu. Gusti mengejarnya, Hayu juga mengejarnya tapi tak nyampe.. Hayu merana ditinggalnya. GUSTI Nur.. Nurr tunggu, jangan begitu..Kamu salah paham Gusti mengambil sepedanya mengejar Nur.
CUT TO 19. EXT. JALANAN – MALAM Jalanan krapyak dini hari sepi sekali. Nur terus melaju penuh cemburu. Dibelakangnya Gusti terus mengejarnya. Mata Nur berkaca-kaca GUSTI Nur tunggu, itu tidak begitu, Nurr Sepeda yang digayuh Nur seperti menembus alam lain, bisa berubah-ubah tiba-tiba dia ditengah jalan raya sendiri, tiba-tiba dipinggir pantai. GUSTI Nur kamu mau kemana? Nur menggayuh tidak kearah jalan pulang tapi penuh kecemburuan hendak menceburkan diri ke sungai dari jembatan. Gusti mempercepat sepedanya hingga semakin dekat dengan Nur. GUSTI Nurrr jangan ngawur kamu.. Nurrr Awas Nur..!!! Gusti segera menerkamnya hingga terjatuh bersama.
CUT TO 20. EXT. TERAS RUMAH NUR DEKAT PANTAI – MALAM Nur cemburu berat. Gusti kuwalahan. Gusti memegang tangan Nur tapi malah ditampar. Nur masih galau setengah nangis NUR Kamu kok tega sih Mas Mau kawin masih meluk-meluk perempuan lain GUSTI Barusan terjadi sesuatu…Aku ga ada maksud apa-apa? NUR Apapun alasannya kamu ga bisa njaga diri GUSTI Jaya kesurupan dan Hayu dicekik hampir mati.. NUR Mas aku ni khawatir sama kamu, dari tadi ga bisa tidur. Aku ngerasa ga enak. Mikiri kamuuu,, terus aku kesana aku pingin tenang nglihat kamu tapi kok kamu tega peluk-pelukan disana GUSTI Hayu coba beri aku support dari semua… NUR Hayu lagi, Hayu lagi, Hayu lagiiiii Hayu.. hayu… hayuuuu… (menahan emosi tinggi, lalu jadi kesurupan beneran) Di kepalamu masih ada perempuan itu. Kamu pikir dia ga guna-gunai kamu Aku ora sudi kowe maini aku. Kowe pikir aku ora biso weruh. Opo sing mok lakoni. Opo sing kowe bener-bener ora biso weruh… Mmmhhmm….Opo sing Hayu umpetke [ aku tidak sudi kamu permainkan Kamu pikir aku tidak bisa tahu..Apa yang kamu jalani Apa yang kamu benar-benar tidak bisa tahu..] GUSTI Nur istigfar Nur, Nur istighfar… NUR Opo kowe ora reti nek simbahmu. Luru anake nang laot kene [ apa kamu tidak tahu kalau nenekmu. Pingin punya anak dari laut sini? ] GUSTI Nur tolong buang itu semua!! Kamu harus lawan, kalau kamu bener-bener sudah ninggalin sintren NUR Simbahmu ados siraman neng laot iki Ben nduweni anak sing saiki bapakmu kae Terus kowe laher demen karo aku Tapi kowe ora ngerteni riwayatmu sabenere [ Nenekmu mandi siraman air laut disini Biar tidak mandul dan bisa melahirkan anak Yang sekarang jadi bapakmu. Terus kamu lahir, suka sma aku Tapi kamu tidak ngertiin riwayat yang sebenarnya ] GUSTI Nurrr, Kamu trans lagi, Kamu harus lawan itu Nur..Istigfar Nur NUR Bapakmu sing ngunek-nguneke aku Nek aku luru duit nganggo dolanan setan!!! Tapi kowe ora tahu ngerteni riwayate dhewe.Kuwi soko ngendi… [ bapakmu yang memaki-maki aku. Kalau aku cari duit dengan mainan setan Tapi kamu tidak tahu ngertiin riwayatnya sendiri ] Mak Jembling yang mendengar keributan itu langsung keluar.
Mak terkejut tapi pemandangan seperti itu baginya sudah biasa. Dia langsung memeluk erat-erat cucunya itu. Gusti terpojok kehabisan akal NUR Kowe ora reti kesuwun marang buyutmu. Kowe malah kurang ajar [kamu tidak tahu terima kasih sama nenek moyangmu Kamu justru kurang ajar dengannya ] MAK JEMBLING Ya Allah nok.. nok..kowe nang opo maneh nok Kang Kandri, mrene kang, iki Nur kerasukan maneh Banyu klopo Kang, banyu klopo,banyu klopone gowo mrene cepet [ Ya Allah, Nak.. Nak.. Kamu kenapa lagi Nok Kang kandri, kesini kang. Ini Nur kemasukan jin lagi Air kelapa, kang, air kelapa. Air kelapa bawa kesini cepat ] KANDRI datang bawa kelapa yang langsung dibelah dengan goloknya. Airnya langsung diminumkan Nur dengan agak maksa sekalipun Nur terus nolak. Nur terus meracau, lalu lemas setelah beberapa teguk air kelapa itu terminum. Tapi lalu disemburkan kembali dari mulut Nur ke arah Kandri.
CUT TO 21. INT. RUANG TENGAH RUMAH NAJIB – MALAM Ibunya Najib, Pak Amrizal, Wawid, jamilah dan Bisri memperhatikan seksama Mbah Guslani si paranormal buta itu sedang berada dihadapan Najib yang masih terikat di lemari itu. Wajah mbah Guslani didekatkan pada wajah Najib yang menyeramkan itu dan memberi kode pada Diro asistennya. MBAH GUSLANI Senadyan aku bener aku njaluk pangapuramu sing akeh Yen sliramu rumongso keganggu, wis saiki ngapuramu yo [sekalipun aku benar, aku minta maaf yang banyak Jika menurutmu kami mengganggumu. Sudah sekarang maafkan kami ya ] NAJIB / JIN PEREMPUAN Iki dudu urusanmu!! Iki urusanku karo Gusti!! [ ini bukan urusanmu. Ini urusanku sama Gusti ] Mbah Guslani memberikan gerakan merapal kekuatan untuk mengusir kekuatan jahat dalam diri Najib. Mbah Guslani seperti menyemburkan angin yang keras tapi Najib tetap masih tak bergeming. Mata Najib justru nyalang
CUT TO 22. INT. RUMAH NUR – MALAM Nur yang kesurupan itu ngamuk sekuatnya memukul-mukulkan sapu sekenanya. Matanya setengah putih semua. Dia nari tiada henti NUR Kembang cempoko putih, cempoko putih Diatas loyang, loyang anak kasihan Main mata terbayang-bayang, aaiiiihhh alaidung indung sayang anak kasihan..[ lagu sintren ] GUSTI Nur nyebut Nur, istigfar Astagfirullahaladzim… Kandri dan Gusti berusaha menangkap dan membekapnya untuk dipaksa diminumi air kelapa. Tapi selalu gagal.. NUR Kowe ki putu segoro lor kene sing wis ora nganggep sedulur Nur ora sudi kawin karo kowe!!! [kamu itu cucu laut utara sini Yang sudah tidak bisa dianggap saudara. Nur tidak sudi nikah sama kamu] GUSTI Nur nyebut Nur, La haulawalaquata’alabillahilladzim Nur lihat aku, kamu lawan iblis itu MAK JEMBLING Kang Kandri mrono marani mbah Guslani Cepetan mrono!!! [kang Kandri sana jemput mbah guslani Cepetan sana] Kandri segera berangkat. Sanak keluarga Nur membantu menenangkan Nur. Tapi belum ada yang sanggup. Nur semakin menjadi-jadi. Kekuatan didalam dirinya semakin luar biasa. Gusti dalam kegalauan menghadapi itu semua.
CUT TO 23. INT. KAMAR NAJIB – MALAM Mbah Guslani masih menghadap jin yang ada didalam badan Najib. Guslani dalam posisi mencekik hingga terdengar erangan kesakitan dari jin itu karena Guslani tampak lebih sakti darinya MBAH GUSLANI Iki putuku ojo mok ganggu..Kae balung babi kesenenganmu wis tak siapke neng ngarep pager. Tapi ono siji perkoro maneh [ ini cucuku tolong jangan diganggu. Itu tulang babi kesukaanmu Sudah saya siapkan di atas lemari Tapi ada satu perkara lagi ] NAJIB / JIN PEREMPUAN Opo maneh? [apa lagi?] MBAH GUSLANI Kowe mesti reti si Jaya putu kae nyangndi? [ kamu harusnya tahu di mana si Jaya? ] NAJIB / JIN PEREMPUAN Aku ra reti opo-opo [aku tidak tahu apa-apa] Mbah Guslani langsung menohokkan tangannya ke dada Najib hingga tembus, ibunya Najib langsung pingsan melihatnya. Wawid dan jamilah gemetaran mengangkatnya. MBAH GUSLANI Nangndi putuku Jaya?! Digowo sopo?!! [ Dimana cucuku Jaya? Dibawa siapa? ] NAJIB / JIN PEREMPUAN Srenggi.. digowo srenggi.. neng laot wetan Alas watu laot [ Srenggi.. dibawa srenggi.. di laut timur Hutan laut berbatu ] MBAH GUSLANI Wis saiki mono lungo’ o Dudu nang kene panggonanmu [ sudah sekarang pergi sana. Bukan disini tempatmu ] NAJIB / JIN PEREMPUAN Yooohhhh [ yaaahhh] Berangsur angsur suara-suara angin yang bising dan cahaya-cahaya yang nampak membuat ruangan gelap terang-gelap terang itu memudar dan menjadi suasana normal kembali. Najib nampak lemes. Bisri dan Pak Amrizal membantu melepas talinya. Tiba-tiba masuk Kandri KANDRI Mbah, mbah Guslani, mbah..Mbah niko mak jembling yun tulung Nur putunipun kesurupan ngamuk-ngamuk [ Mbah, mbah Guslani, mbah..Mbah, itu mak Jembling minta tolong Nur cucunya kemasukan setan.. ngamuk ngamuk ] Mbah Guslani membasuh wajahnya yang keringatan dengan kain itam yang selalu mengalungi lehernya.
CUT TO 24. INT. RUANG TENGAH RUMAH NUR – MALAM Dengan kecepatan dan kekuatan yang besar Nur yang masih kesurupan itu membanting mbah Guslani hingga terpelanting ke tanah. Pak Amrizal, Bisri, Wawid terperangah. Lubang hidung mbah Guslani dicocok dengan kedua jari tangan Nur hingga tak berkutik. NUR Wani-wanine ngelawan aku, perkoro iki.. perkoroku dhewe, Najib, Wawid, Jaya kabeh sengojo, Nur sing gawe ciloko..kadek njaluk karo aku, [ Berani-beraninya melawan aku, ini perkaraku sendiri. Najib, Wawid, Jaya semua sengaja, Nur yang bikin celaka dari permintaannya sama aku ] GUSTI Bohong !! Nur ga sejahat itu!! NUR Mak Jembling ceritake kabeh opo penjalukmu Karo aku ngganggo rogone Nur [ Mak Jemblin ceritakan semua apa permintaanmu padaku Sama aku minta jasadnya Nur ] GUSTI Memang iblis kamu!! Bilang mak itu ga bener MAK JEMBLING Ngapunten Den Ayune Lanjar, saestu. Kulo meniko dados kalepatan sekabehe [ Mohon maaf Den Ayu Lanjar, sungguh. Semua ini jadi kekhilafan saya ] NUR Pacare kowe sijine jalukane nggawe dadi rusuh kabeh, opo kowe ra reti kelakuane Hayu? [ Pacarnya kamu satunya minta jadi berantakan semua Apa kamu tidak tahu sifatnya Hayu? ]