Try new experience
with our app

INSTALL

Jodohku Sahabatku 

Bab 3

“Ela ... kalau sudah selesai silahkan keluar!” Bentak Bu Eko dari depan kelas. Semua orang tahu guru matematika itu sangat killer, walau sebenarnya murah kalau kasih nilai, buat murid yang penurut. Aku berdiri, beranjak dari kursi. Melangkah menuju depan, mengumpulkan hasil ulangan dan keluar kelas. Seperti biasa, membuka kotak bekal dari rumah yang di siapkan Ibu tadi pagi. Hari ini suasana sedikit mendung, angin semilir, membuat waktu istirahatku di taman sekolah lebih nyaman.


 

“Kelihatannya nasi gorengnya enak nih!” Terdengar suara dari belakang, aku menoleh mengikuti arah suara. Ternyata Sasti, teman sebangkuku. 

“Ayo kita makan sama-sama, ini nasi goreng istimewa dari Ibu,” jawabku. Sasti mengambil posisi duduk di sebelah. Kemudian kami makan bersama, menyantap nasi goreng lezat bikinan Ibu.


 

“Tet ... Tet ... Tetttttt,” bel sekolah berbunyi, tanda istirahat telah usai. Kami bergegas menuju kelas. Mata pelajaran kedua Agama. Pasti kelas akan ribut lagi dengan jeritan gadis-gadis labil.

“Huuuuff.” Malas sebenarnya mendengar ucapan-ucapan lebay untuk menarik simpati Pak wahyu. Guru ganteng pengganti itu.

Kalau boleh, mending tidak usah ikutan pelajarannya. Daripada mendengar jeritan-jeritan para gadis tidak jelas. Ilmu yang diberikan tidak terserap sempurna. Hanya berisi kegaduhan. Aku sekolah untuk menuntut ilmu, bukan saling mencari simpati lelaki.


 

“Selamat siang, oke kita mulai pelajaran kali ini,” ucap Pak Wahyu mengawali pelajaran.

“Siang Pak ganteng!!” celetuk Ela.

“Huuuu ... ada yang usaha.” Sorak yang lain. Aku makin malas saja. Sudah seperti nonton bola saja suasananya.

“Sudah-sudah, harap tenang.” Pak wahyu menenangkan suasana. Namun bisik-bisik tetap ada. Satu jam telah berlalu. Suasana tetap sama kadang ada keriuhan. Pujian-pujian ataupun kata-kata usaha untuk mencari perhatian. Mungkin para siswi mengatakan aku tidak normal. Karena dari tadi hanya aku dari sekian siswi yang diam. Asyik sendiri dengan buku. Bukan ikutan cari perhatian ala mereka.


 

Bel pulang sekolah usai. Lega rasanya lepas dari kegaduhan. Aku segera melangkah keluar kelas. Seperti biasa menuju gerbang sekolah menunggu angkot lewat. Sesekali kubuka ponsel untuk melihat ada pesan masuk. Biasanya pulang sekolah gini Indra teman onlinenya selalu mengirim chat. Namun akhir-akhir ini jarang. 

Dari kejauhan kulihat angkot menuju arah sekolah, sampai depan segera aku stop. Angkot berhenti. Sebagian anak yang satu arah juga ikutan masuk angkot. Pikiranku masih melayang, musik dangdut yang di putar sopir angkot membuat seisi angkot ikut berdendang, apalagi lagu Nella karisma. Namun aku hanya terdiam, lagi bete tentang kejadian tadi pagi.