Contents
Kisah Cinta Jimmy & Jenny
perjalanan cinta ke Jogja
Jenny Arianti nama yang indah bukan, ya itu adalah nama lengkapnya belum lagi penyanyi kesukaannya Carla Bruni menambah betapa cantik dan pintarnya dia. Carla Bruni jugalah yang mempertemukan dia dengan Mada. Suatu hari di toko kaset bekas di daerah Jatinegara Jenny sedang mencari kaset dari penyannyinya Carla Bruni dia telusuri seluruh rak kaset itu. Di sebuah sudut terlihat sudah terlihat rusak sampul kasetnya terlihat nama Carla BruniJenny tersenyum ingin mengambilnya mengambilnya namun tangannya berbarengan dengan tangan Mada, Romantis bukan. Akhir-akhir ini baru kuketahui dari mulut Mada sendiri ketika bertemu dengannya beberapa saat lalu. Ternyata saat itu Mada kepleset kulit pisang yang terjatuh tidak pada tempatnya dan dia sebenarnya terjatuh ke arah kaset Carla Bruni itu. Tiba-tiba rumus romantis itu begitu menjijikan bagiku. Mada juga tidak suka dengan Carla Bruni.
Aku dan Jenny duduk di bahu jalan yang sepi karena itu adalah jalan komplek. Aku diam menunggu Jenny memulai pembicaraan. Jenny dengan wajahnya yang sedih matanya berkaca-kaca dia meminta maaf.“maafkan aku Jim. Aku merusak pernikahan kita” ucap Jenny dengan suara yang terisak, Jenny melanjutkan omongannya.
“tadinya Aku ingin melupakannya. Tapi dia tiba-tiba menelepon dan mengucapkan selamat atas pernikahan kita. Dan tiba-tiba kenangan itu muncul, aku masih cinta padanya Jim sungguh”
Aku menghela nafas. “aku yang mengundangnya. Aku yang memberitahu Mada kalau kita mau menikah.”Jenny menatap lekat-lekat wajahku seakan tidak percaya.
“aku sengaja mengundangnya Jen, aku ingin memastikan bahkan setelah kau menikah denganku aku tidak mau ada nama lelaki lain di hatimu. Hanya aku Jimmy Wardoyo.”kataku beruntun seakan ingin menyelesaikan semuanya. “Sekarang akhirnya aku tahu kalau kau masih mencintai Mada.”
Suasana tiba-tiba hening hanya ada satu dua orang yang lewat berjualan makanan. Aku berdiri lalu menarik tangan Jenny, Jenny terkaget lalu bertanya. “mau kemana kita Jim.” aku pandangi matanya dalam aku berucap “kita temui Mada, aku sendiri yang akan menemanimu.”aku mulai mau melangkah Jenny menghentikanku. “tapi Jim aku bisa ke sana sendiri.”aku memegang bahu Jenny lalu berucap. “melepasmu ke Jogja sendiri? Tidak. Tidak akan. Kalo ada apa-apa denganmu bagaimana? Kalau di jalan ada orang jahat bagaimana? Ini sudah mau sore. Aku nggak mau kamu ada apa-apa!”Jenny menundukan wajahnya sesaat lalu mengangkatnya wajahnya dengan pose senyuman Einstein andalannya. Aku tersenyum, aku dan Jenny akhirnya berangkat. Jenny duduk disampingku tertidur perjalanan ke jogja malam menjadi sangat dingin malam itu. Jajaran pohon rute selatan menemani perjalananku.Aku melihat wajah Jenny yang tertidur di sampingku kulihat dalam wajahnya yang tampak bercahaya terkena bulan malam itu. Saat itu aku sadar setidaknya kalau aku tidak menjadi suaminya aku akan menemaninya bertemu dengan cintanya. Aku akan memberikan cinta dengan cara yang berbeda. Yaitu pengorbanan!